Silat Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Limpato (bicara | kontrib)
Baris 233:
Pelajaran ''maambiak buah'' (mengambil buah) merupakan pengembangan dari prinsip langkah tersebut. Dapat dikatakan, kunci dan salah satu ciri-ciri dari silek di Minangkabau terletak dari ''gelek jo langkah'' (gelek dan langkah), dan mereka berusaha konsisten dengan aturan langkah ini. Namun sayang, pada tahap inilah murid-murid biasanya sudah berhenti karena bosan, atau jika mereka terus ke tahap dua tanpa menguasai dengan baik prinsip langkah, hasilnya adalah murid ini tidak bisa main dengan baik dan biasanya di dalam bahasa Minangkabau dikatakan "''langkahnyo indak bulek'' atau ''langkahnyo baserak-serak''" (langkahnya tidak utuh alias berserakan).
 
=== ''2. Maambiak Buah (MengambilTeknik BuahPraktis)'' ===
Maambiak buah ini berkaitan dengan pelajaran tentang '''teknik-teknik praktis''' di dalam bersilat atau buah silat, seperti ''tangkok'' (menangkap), ''ilak'' (mengelak), ''mangguntiang'' (gerakan menggunting) ''piuah'' (piuh atau pilin), ''mamatah'' (mematahkan peresendian), ''manyapu'' (sapuan), ''doroang'' (dorongan), ''enjo/egang/jujuik'' (tarik, menarik lawan dengan tangan), ''mangabek/mengunci'' (teknik kuncian), ''sudu'' (tusukan), ''daga'' (pukulan dengan bantalan telapak tangan biasanya untuk menyerang daerah rahang), dan bahkan memakai goyangan pinggul untuk melemahkan posisi tubuh lawan. ''Sadonyo anggoto tubuah iduik'' (semua anggota tubuh harus hidup dan bisa dimanfaatkan) dan juga ''dima tumbuh disitu disiang'' (posisi bagaimanapun harus bisa digunakan semaksimal mungkin untuk bertahan dan menyerang) begitu kata guru. Pada pelajaran maambiak buah, murid dituntun menggunakan nalar dan logikanya sembari mempelajari sifat-sifat fisik dari tubuh manusia dan di mana titik lemah dari tubuh itu sendiri, misalnya kalau didorong ke depan, maka lawan tidak jatuh, tapi kalau didorong ke belakang, lawan jatuh. Biasanya sasaran serangan silek itu adalah alat vital atau kelamin, rahang, mata, leher, tulang gagak, dan ulu hati. Untuk patah mematah, targetnya adalah siku-siku tangan, jari, siku-siku kaki. Untuk piuh (pilin) targetnya adalah pergelangan tangan dan kaki. Dalam gerakan biasanya dilakukan kombinasi seperti dipiuh (pilin) dahulu baru kemudian dipatahkan. Alat vital memang sering menjadi sasaran empuk silek, oleh sebab itu pada awal belajar si murid diingatkan untuk menjaga posisi sedemikian rupa agar alat vitalnya terlindungi dengan baik. Tidak ada satu metodapun sampai saat ini yang membuat alat vital tahan dari pukulan kecuali yang diyakini belajar ilmu magis, sedangkan untuk hulu hati, orang yang sering latihan kebugaran dan otot perut biasanya ulu hati mereka lebih tahan terhadap pukulan.