Oerip Soemohardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+
Baris 62:
Di Malinau, Oerip berpatroli di perbatasan [[Kerajaan Sarawak]] (kini bagian dari [[Malaysia]]) yang dikuasai oleh Hindia Belanda dan Inggris; ia juga bertugas mencegah konflik dan [[Pemburuan kepala|pengayauan]] antar suku [[Dayak]].{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|pp=47–48}} Suatu hari, tujuh tahun setelah tiba di Borneo, Oerip baru saja selesai berpatroli dan menemukan rumahnya sudah dibakar. Atas rekomendasi seorang dokter, Oerip kembali ke Jawa, melalui Tarakan dan [[Surabaya]], dan tiba di [[Cimahi]]. Di Cimahi, Oerip mengistirahatkan diri selama beberapa bulan.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|pp=50–52}}
 
Setelah pulih total, pada tahun 1923 Oerip ditempatkan di kampung halamannya, Purworejo. Pada september 1925, Oerip dipindahkan ke Magelang dan bertugas di ''[[Korps Marechaussee te Voet|Maréchaussée te Voet]]'', sebuah unit militer bentukan KNIL.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|pp=53–55}} Meski awalnya Oerip diketahui adalah pria yang kerap menghindari wanita, di bawah tekanan untuk segera menikah, Oerip berkenalan dengan Rohmah Soebroto, putri dari Soebroto, mantan guru [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Melayu|Melayu]]-nya, yang juga kerabat jauh tokoh emansipasi wanita [[Kartini]]. Sejoli ini bertunangan pada tanggal 7 Mei 1926 dan menikah pada 30 Juni di tahun yang sama.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|pp=57–58}}{{sfn|Tempo 1977, Meninggal Dunia}}{{sfn|Imran|1983|p=35}} Di Magelang, Oerip menggunakan [[Patronim|nama ayahnya]] sebagai nama belakang untuk berurusan dengan Belanda.{{efn|Nama keluarga disyaratkan oleh Belanda untuk urusan-urusan seperti pembelian tanah.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|p=59}}}} Setelah itu, ia mulai menyebut dirinya dengan nama lengkap Oerip Soemohardjo, meskipun orang lain terus memanggilnya Oerip.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|p=59}}
 
Setahun setelah pernikahannya, Oerip dan istrinya ditempatkan di [[Ambarawa]]. Di sana, Oerip ditugaskan untuk membangun kembali unit KNIL yang telah dibubarkan sebelumnya.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|p=59}} Sambil melatih prajurit lokal menggantikan komandan Belanda yang belum tiba, Oerip dipromosikan menjadi kapten.{{sfn|Imran|1983|p=36}} Setelah komandan Belanda tiba, pada Juli 1928 Oerip diberi cuti satu tahun, yang ia manfaatkan untuk melakukan perjalanan wisata ke seluruh Eropa bersama istrinya. Sekembalinya ke Hindia, ia ditempatkan di Meester Cornelis.{{sfn|Soemohardjo-Soebroto|1973|pp=60–62}}