Pangeran Ratu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 14:
Jika Sultan mengundurkan diri gelarnya turun levelnya menjadi Panembahan, misalnya ini terjadi ketika Sultan Sepuh ([[Tamjidullah I]]) digantikan oleh keponakannya yang merupakan Putera Mahkota sehingga gelar Sultan Sepuh/Tamjidullah I berubah menjadi Panembahan.
 
Penguasa [[Kerajaan Kotawaringin]] yang merupakan cabang/turunan dari negara [[Kesultanan Banjar]] sebenarnya yang tidak berhak memakai gelar '''[[Sultan]]''', tetapi hanya pada level '''[[:pl:Władcy Kalimantanu#Władcy Kota Waringin|Pangeran Ratu]]'''.<ref>[[:pl:Władcy Kalimantanu#Władcy Kota Waringin</ref> atau '''[[Pangeran Adipati''']]. Ketika [[Ratu Bagawan dari Kotawaringin|Pangeran Adiapati Anta Kasuma]] pulang ke Banjarmasin setelah menyerahkan tahta negeri Kotawaringin kepada puteranya '''Ratu Amas''', kemudian ia pulang ke Banjarmasin dan selanjutnya menjabat sebagai mangkubumi ([[Mahapatih]]) di pusat negara kesultanan Banjar. Sedangkan Kerajaan Kotawaringin juga memiliki jabatan [[mangkubumi]] untuk daerahnya sendiri.
'''Pangeran Ratu''' secara harfiah bermakna Ratu (raja) yang masih Pangeran (belum mencapai status Sultan). Pangeran Ratu adalah gelar resmi untuk Putra Mahkota yang pernah dipakai di [[Kesultanan Banjar]] di Kalimantan Selatan. Gelar Pangeran Ratu kemudian ditingkatkan menjadi gelar ''Sultan Muda''. Pangeran Ratu juga menjadi gelar bagi penguasa [[Kerajaan Kotawaringin|Kepangeranan Kotawaringin]] di [[Kalimantan Tengah]], yang merupakan pecahan dari Kesultanan Banjar, yang statusnya sebagai [[kerajaan bawahan]] dari Kesultanan Banjar. Gelar Pangeran Ratu juga dipakai untuk penguasa kerajaan-kerajaan kecil di [[Kalimantan Barat]] diantaranya [[Kerajaan Mempawah]] yang merupakan cabang dari [[Kerajaan Tanjungpura]] (Sukadana). Gelar Pangeran Ratu sama levelnya dengan gelar [[Pangeran Adipati]] (KGPAA) yang dipakai penguasa kerajaan [[Pakualaman]]/[[Mangkunegaran]] di [[pulau Jawa]]. Dalam sejarah Kesultanan Banjar, gelar '''Pangeran Ratu''' mula-mula dipakai oleh [[Rakyatullah dari Banjar|Pangeran Dipati Mangkubumi]] sebagai gelar ketika ia menjadi Penjabat Sultan karena Putra Mahkota masih kecil. Dalam perkembangannya gelar ini dipakai sebagai gelar Putra Mahkota.