Tritunggal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
: '''אבא''' (lafal= ''abba'') artinya '''Bapakku/Bapaku''' dan makna yang sama '''אבא''' (lafal:''av'') artinya '''Bapak, nenek moyang'''; terikat '''אבי''' (lafal= ''avi''); '''אבות''' (lafal= avot) (Aram; {{Alkitab|Yeremia 31:32}}). Kata inilah yang menjadi kata kunci konteks '''Tritunggal''' yang menjadi '''ALLAH BAPA'''. Penggunaan kata '''Bapa''' digunakan pertama kali oleh [[Adam]], di dalam keyakinan [[Yahudi]] bahwa [[Adam]]lah yang memberikan gelar pertama kali kepada [[Allah]] sebagai '''Bapa/Abba''' selain karena keadaan [[Adam]] yang masih suci dan alasan kekudusan nama [[Allah]] juga dikarenakan kedekatan hubungan dan jalinan cinta kasih [[Adam]] kepada [[Allah]] sebagai '''Pencipta''' dan sebagai '''Orangtua''' [[Adam]]. Tokoh berikut yang menyebut '''Allah''' sebagai '''Bapa/Abba''' adalah [[Henokh]] (lihat [[Kitab Henokh]]) lalu [[Abraham]] (lihat [[Kitab Taurat]]). Dari sejarah awal tersebutlah '''Allah''' dipanggil dengan kata '''Bapa/Abba''' oleh segenap umat [[Yahudi]] dan [[Kristiani]] sampai sekarang. Dan sejarah inilah yang membawa konteks '''Tritunggal''' dalam makna '''ALLAH BAPA''' yang merujuk kepada '''ALLAH'''.
 
* 2. Merujuk kepada kata '''[[Mesias|MESIAS]]''' dalam pengertian [[Perjanjian Lama]]:
 
: '''כושית''' (lafal= ''masyiakh'') artinya '"yang diurapi'" ([[Alkitab|1 Samuel 24:7]]);
: '''ארון''' (lafal= ''adon'') artinya '"Tuan, Penguasa, Tuhan'" ({{Alkitab|Kejadian 45:8; Mazmur 114:7}}); '''ארני''' (lafal= ''adoni'') artinyaatau 'Tuan,'adonai'') artinya "Tuanku'" ({{Alkitab|Bilangan 11:28}}). Dua unsur kata ini (''adon, adoni''), di dalam [[Perjanjian Lama]] terjemahan [[Bahasa Indonesia]] disatukan maknanya dengan "''adonai''" (arti= Tuhan)yang merujuk kepada [[Allah]], sehingga seluruh konteks kata [[Tuhan]] dalam [[Perjanjian Lama]] baik untuk rujukan kepada [[Mesias]] maupun kepada [[Allah]] menjadi sama. Hal ini disebabkan karena bahasa dan tulisan [[Ibrani]] yang jauh lebih tua dan kaya dalam unsur perkataan dan artinya, sedangkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti perkataan dan pengucapan yang sama., Sehinggasehingga banyak mengaburkan unsur rujukan [[Mesias]] dalam pelayanan dan pertemuanNya dengan para Nabi/Imam/Rasul dalam [[Perjanjian Lama]] terjemahan bahasa [[Indonesia]]. Apalagi bila dibaca oleh orang awam yang tidak mempelajari bahasa [[Ibrani]] secara otentik, ditambah nats-nats di dalam [[Perjanjian Lama]] banyak yang berupa syair-syair, lambang-lambang, perumpamaan-perumpamaan serta majas-majas kosa kata yang beragam bentuk pengalihan sehingga membututuhkan "kecerdasan Ilahi" (mengudang [[Roh Kudus]]) dalam membaca dan mencerna isinya. Sehingga dalam tradisi [[Yahudi]] tidak boleh sembarangan umat membaca dan menjelaskan makna dari isi kitab tersebut di atas mimbar bait suci selain para nabi-nabi, imam-imam, rasul-rasul yang diakui secara massal memiliki kepenuhan [[Roh Kudus]] atau ditunjuk [[Allah]];
: '''בצל''' (lafal= '' ba'al '') artinya ' majikan, pemilik, tuan, suami' ({{Alkitab|Yeremia 31:32; Kejadian 20:3}});
: '''כולך''' (lafal= ''mélékh atau malakh'') artinya 'raja, memerintah, penguasa' ({{Alkitab|Kejadian 36:31; Yunus 3:6; Amsal 30:22}})
: '''בכור''' (lafal= ''bekhor'') artinya '"[anak] sulung'" ({{Alkitab|Kejadian 4:4}}); '''בן''' (lafal= ''bén'') artinya '"putra, keturunan, orang'-orang", '''בין''' ({{Alkitab|Yunus 1:1; 4:10; Mazmur 128:6}}). Dua kata ini ''bekhor dan ben'' yangmengandung artinyaarti "anak sulung atau putra". Menurut keyakinan [[Yahudi]] kata ''bekhor'' di ucapkan dan disematkan oleh [[Adam]] kepada [[Mesias]] sebagai rasa cinta kasih dan penghormatan [[Adam]] kepada [[Mesias]], dan [[Mesias]] memberikan gelar kepada [[Adam]] sebagai '''SaudaraNyaSaudara-Nya''' (yang merujuk kepadada pelayanan [[Yesus Kristus]] di dunia yang menyebutkan bahwa diri [[Yesus]] yang tersulung dan umatNya adalah saudaraNya atau anak-anak [[Allah]]). [[Adam]] mengetahui alasan penciptaan dirinya, berawal dari "...karena begitu besar kasih [[Allah]] kepada ''ben'' (PutraNyaPutra-Nya= rujukan [[Mesias]])... - ...maka [[Adam]] diciptakan menurut gambar dan rupa Kita..." (''adon'' rujukan [[Mesias]]){{Alkitab|Kejadian 1:26-28}}. Karena hanya [[Mesias]]-lah '''Mahluk Surgawi''' satu-satunya yang memiliki gambar dan rupa (bentuk) sama seperti [[Adam]]. Inilah salah satu alasan [[Lucifer]], dalam melampiaskan misi dendamnya kepada [[Mesias]], dengan menjatuhkan [[Adam]] ke dalam dosa. [[Lucifer]] tahu bahwa [[Adam]] adalah wujud cinta kasih [[Allah]] terhadap [[Mesias]], dan [[Mesias]] sangat mencintai [[Adam]] dan menuangkan kasihNya secara penuh. Kejatuhan [[Adam]] ke dalam dosa yang mengundang kematiannya di alam maut serta menciptakan penghukuman '''Bapa/Abba''' terhadap dosa, mengundang "kesedihan yang tak terhingga" dari [[Mesias]] kepada [[Adam]]. Sehingga meletuslah pertempuran besar di [[Surga]] antara [[Mesias]] dan [[Lucifer]], yang mengakibatkan [[Lucifer]] dan malaikat-malaikat jahat di usirdiusir dari [[Surga]] sebelum bencana [[Air Bah]] terjadi di bumi. Begitulah sejarah dan keyakinan umat [[Yahudi]] sehingga penghormatan yang sangat tinggi disematkan juga kepada [[Mesias]] sebagai '''''Ben''''' atau '''Putra Allah''' (yang memang mereka mengetahui bahwa manusia adalah milik [[Mesias]] dan [[Mesias]]lah yang berjanji kepada [[Adam]] lewat permohonan kepada '''Bapa/Abba''' untuk menebus dosa '''Adam/manusia''' dari alam maut dan penyiksaan api yang kekal akibat dosa ). Namun '''Bapa/Abba''' menangguhkan hal tersebut, sampai saat [[Abraham]] bapak orang percaya yang telah lulus uji pada saat [[Abraham]] mau mengorbankan [[Ishak]] yang merupakan '''anak perjanjian''', sehingga [[Yakub]]/[[Israel]] menjadi ahli waris (janji penebusan [[Mesias]]) yang diteruskan kepada perjanjian [[Daud]] dengan [[Allah]] yang melahirkan [[Yesus Kristus]] sebagai perwujudan cinta kasih [[Mesias]] yang tak terhingga kepada '''Bapa/Abba''' serta [[Adam]] yang merupakan milikNya. SehinggaMaka, [[Maria]] yang berkenan dihadapan [[Allah]] mengandung lewat '''ROH KUDUS''' yang merupakan wujud '''''Ben/Putra Allah''''', untuk menggenapi misi penebusan dosa [[Adam]](seluruh umat [[manusia]]). Dan [[Allah]] yang mengatur itu semua, serta mengakuinya di dalam [[Injil]] bahwa [[Yesus]] adalah PutraNya yang sangat dikasihi, dan kata ''Ben'' jugalah yang disematkan oleh para malaikat di [[Surga]] kepada [[Mesias]] jauh sebelum penciptaan [[manusia]]. Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam [[Alkitab]] inilah membawa konteks '''Tritunggal''' dalam makna '''ALLAH ANAK''' yang merujuk kepada '''MESIAS'''.
 
*3. Merujuk kepada kata '''RohROH KudusKUDUS/RohROH AllahALLAH''' dalam pengertian [[Perjanjian Lama]]:
 
: '''קרוש''' (lafal= ''qadosy'') artinya '"sifat kudus, khusus'", juga danditulis '''קרש''' ({{Alkitab|Keluaran 29:31}});
: '''ךןתאלהים''' (lafal= ''ruakh elohim'') artinya 'Roh Allah, nafas Allah, angin Allah' '''ךןתקרוש''' (lafal= ''ruakh qadosy'') yang artinya 'Roh Kudus' ({{Alkitab|Kejadian 1:2; Yehezkiel 37:1-14; Yunus 1:4; ZakahariZakharia 4:6}}), arti kata ini memiliki arti yang sangat penting dalam sejarah manusia, menurut keyakinan [[Yahudi]] dan fakta sejarah di [[Alkitab]] Allah Roh Kudus/Allah memiliki peranan yang sangat dekat dengan manusia. Selain di jelaskandijelaskan di dalam Alkitab baik dalam [[Perjanjian Lama]] dan [[Perjanjian Baru]] bahwa tubuh manusia adalah Bait Allah ('''ביתאלהים''' lafal= ''bét elohim'') tertulis di dalam {{Alkitab|Kejadian 6:3}} '''Berfirmanlah Tuhan: "RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu daging, tetapi umurnya hanya 120 tahun saja"''', firman ini menunjukkan bahwa '''ROH KUDUS/ROH ALLAH''' sudah melakukan pelayanannya secara langsung dalam tubuh manusia jauh sebelum [[Hari Pentakosta]] dalam zaman [[Perjanjian Baru]] dan Roh Kudus yang sama ini jugalah yang menjadi lambang terlepas pakaian (''merujuk pada pakaian Lenan putih halus pada [[Kitab Wahyu]]= melambangkan perbuatan-perbuatan suci orang kudus'') daripada [[Adam]] setelah dia memakan buah yang dilarang tersebut. Maka [[Adam]] sadar bahwa dirinya sudah telanjang (''ditinggalkan Roh Kudus''), rasa penyesalan dan kesedihan tersebut membuat [[Adam]] menghindar dan bersembunyi saat disapa oleh [[Tuhan]] (baca= [[Kitab Kejadian]][[Kejadian 3| pasal 3]]), dan perasaan tersebut dipada kepercayaan umat [[Yahudi]] dibawa oleh [[Adam]] sampai ke alam maut (karena [[Adam]] melihat akibat pelanggaran dosanya - pada saat pembunuhan pertama [[Kain]] dan kematian [[Habel]] yang membuat kesedihan dan penyesalan yang amat sangat, karena belas kasih [[Mesias]]lah di dalam penghiburan dan kasihNyakasih-Nya kepada [[Adam]] membuat kembali secercah harapan yang dibawa [[Adam]] ke alam maut - dan menjadikan pengharapan seluruh '''nabi-nabi''' yang dituang di dalam nubuatan-nubuatan '''penebusan Mesias''' di dalam [[Perjanjian Lama]]). Makna ditinggalkan '''ROH KUDUS ALLAH''' ini sangat penting sejarahnya dalam kerugian manusia sepenuhnya, karena akibat dari ditinggalkan '''ROH KUDUS ALLAH''', kita bisa pahami maksud firman yang ditulis diatas; selain manusia hanya dinyatakan 120 tahun saja umurnya, ini sangat berbeda dengan keadaan sebelum terjadinya [[Air Bah]]. Akibat-akibat ysng lain bisa kita pelajari dalam [[Alkitab]] baik secara lahiriah maupun batiniah (conto: lahiriah= manusia menjadi mudah terserang sakit penyakit, dll; batiniah= penurunan kualitas daya pikir manusia, roh iblis dapat menguasai bait Allah atau tubuh manusia,dll). Inilah yang menjadi misi penting bagi [[Mesias]] pada saat kenaikannya ke [[Surga]] di dalam [[Yesus Kristus]] dan kemunculan [[Hari Pentakosta]] yaitu mengembalikan keadaan manusia seperti semula, bagi yang percaya dan mau menerimaNya (Dia membagikan Roh Kudus Allah kembali secara cuma-cuma dan menebus dosa kita), agar manusia dapat bertahan dan dapat masuk kembali ke dalam [[Kerajaan Surga]]. Sehingga dalam sejarah dan keyakinan umat [[Kristiani]] sampai sekarang mereka mempercayai bahwa misi [[Mesias]] dalam kematianNya di kayu salib sebagai manusia biasa di dalam [[Yesus Kristus]] menanggung dosa saudaraNya (yaitu [[Adam]] yang merujuk kepada seluruh dosa manusia) dan perjalananNya ke alam maut selama tiga hari adalah pengabaranNya kepada [[Adam]] di alam maut dan bahwa janjiNya kepada [[Adam]] untuk menyelamatkannya di dalam Injil dan Roh Kudus Allah sudah terlaksana (di dalam nubuatan nabi-nabi [[Perjanjian Lama]] bahwa nama [[Adam]] dalam bahasa [[Ibrani]] sama dengan penulisan kata manusia di bahasa [[Ibrani]]). Seperti itulah yang menjadikan seluruh nubuatan nabi-nabi menjadi terpenuhi di dalam [[Yesus Kristus]]. Karena menurut para rasul-rasul [[Kristus]], tanpa kelahiran [[Mesias]] sebagai [[Yesus Kristus]] dan kematianNya di kayu salib maka rasa rindu dan cintaNya yang luar biasa kepada [[Adam]], setelah peninggalan [[Adam]] ke alam maut, maka janjiNya kepada [[Adam]]/[[manusia]] belum terpenuhi/digenapi. Namun sekarang umat [[Kristiani]] sudah menerima kepenuhan janji [[Mesias]] itu sebagai ahli waris janji daripada [[Adam]], [[Abraham]], [[Ishak]], [[Yakub]], serta mengemban misi penting penginjilan dalam firmanNya: "...'''Kabarkanlah Injil keseluruh bangsa dan baptiskan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus'''...". Tugas yang diembankan [[Mesias]] kepada umat [[Kristiani]] bukan hanya sekadar membaptis di dalam air; karena kata baptis merujuk kepada 3 kunci baptisan yaitu "'''Baptisan Air, Baptisan Roh, dan Baptisan Api'''". Yang menurut para '''Rasul-Rasul Kristus''' hanya yang benar-benar menjalankan tugas penginjilan terhadap semua bangsa sajalah yang dapat menerima ke 3 baptisan tersebut dan mewarisi janji di kembalikannya manusia seperti keadaan semula (Firdaus) serta menerima '''ROH KUDUS ALLAH'''. Sebagai bala tentara-bala tentara [[Kristus]] di dunia ini dalam pertempuran melawan [[Iblis]], yang dikuatkan di dalam ilham [[Roh Kudus]]: "Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." ({{Alkitab|2 Timotius 3:12}}) Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. ({{Alkitab|Efesus 6:12}}). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." ({{Alkitab|1 Petrus 5:8}}). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." ({{Alkitab|Efesus 6:11}}).
: Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam [[Alkitab]] inilah membawa konteks '''Tritunggal''' dalam makna '''ALLAH ROH KUDUS''' yang merujuk kepada '''Roh Kudus'''.
 
Dari ketiga pejelasan para ilmuwan-ilmuwan [[Alkitab]] diatas khususnya dalam bahasa [[Ibrani]], hal itulah yang mendasari konteks '''TRITUNGGAL''' yang menjadi rangkuman dari pedoman penginjilan '''[[Keduabelas Rasul|Rasul-Rasul Kristus]]''' pada sejarah [[Gereja]] mula-mula, karena tanpa memahami konteks Tritunggal seperti yang di peragakan [[Yesus]] kepada murid-muridNya dan yang seperti diperagakan para Rasul pada zaman [[Gereja]] mula-mula, mustahil misi yang diembankan pada seluruh umat [[Kristiani]] di dalam pengharapan dan kasih untuk mengabarkan "Injil kepada seluruh bangsa dan membaptiskan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus" dapat terlaksana.
Karena kasih '''ALLAH BAPA''' terhadap '''ALLAH PUTERA''' dan penyampaian kasih di dalam '''ALLAH ROH KUDUS''' dan begitu juga sebaliknya, merupakan satu kesatuan penting yang mendasar akan '''Kasih ALLAH''' terhadap seluruh umat manusia/[[Adam]], agar bagi yang mau dan percaya mendapatkan '''HIDUP YANG KEKAL'''.
 
Dalam analogi sederhana api dapat digunakan sebagai penjelasan:
* Api terbagi menjadi tiga komponen yaitu:
# panas,
# cahaya (tepatnya gelombang cahaya), dan
# daya bakar.
kitaJadi walau api itu satu, namun api bisa ditemui dalam tiga wujud sesuai dengan pandangan orang, misalmisalnya sebagai panas (waktu kitaorang memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kitaorang menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kitaorang membakar kertas). Hal ini ‘identik’"identik" dengan keberadaan Allah, karena kitaorang dapat berjumpa dengan Allah dalam tiga pribadi, sebagai Allah Bapa (waktu kitaorang bertobat dan menyesali dosa), atau sebagai Yesus (waktu kitaorang memohonmenerima sesuatupenebusan dosa), dan sabagai Allah Roh Kudus (waktu kitaorang meminta kekuatan dan penyertaan).
 
Jadi walau api itu satu, namun api bisa kita temui dalam tiga wujud sesuai dengan keinginan
kita, misal sebagai panas (waktu kita memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kita menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kita membakar kertas). Hal ini ‘identik’ dengan keberadaan Allah, karena kita dapat berjumpa dengan Allah dalam tiga pribadi, sebagai Allah Bapa (waktu kita bertobat dan menyesali dosa), atau sebagai Yesus (waktu kita memohon sesuatu), dan sabagai Allah Roh Kudus (waktu kita meminta kekuatan).
 
== Zaman Konstantin ==
Baris 74 ⟶ 72:
=== Perkembangan selanjutnya ===
 
Setelah Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlangsung selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun belakangan, [[Kaisar Theodosius]] mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari [[Konsili Nicea]] sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan [[Konsili Konstantinopel]] pada tahun [[381]] M. untuk menjelaskan rumus tersebut.
 
Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh [[Roh Kudus]] pada tingkat yang sama dengan Allah dan [[Kristus]]. Di sinilah dikatakan untuk pertama kalinya, Tritunggal Susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas. Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.
Baris 91 ⟶ 89:
Allah di dalam Alkitab menyatakan Diri kepada manusia yang diciptakanNya sebagai Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus. Umat Krisitiani mengenal Allah sedemikian rupa dan membentuk istilah Allah Tritunggal: Allah (Bapa), Allah (Anak), dan Allah (Roh Kudus) merupakan inti ajaran [[Kristen]]. Ketiga Pribadi adalah sama, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat ({{lang-en|attribute}}) yang sama. Ke-mahakuasa-an, ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.
 
[[Yohanes Calvin]] menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak dapat dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.<ref name="Institutio">{{id}}Yohanes Calvin. 1980. ''Institutio''. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.</ref> Masing-masing Pribadi adalah Allah, dan mereka disembah dalam Keesaan, bukan dalam tiga Pribadi yang terpisah ketika orang memanggil-Nya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karya-Nya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan alam semesta. Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan. Ketiga gelar atau sebutan tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa ada kekhasan dalam cara [[Allah]] turun ke dunia ini.<ref name="Institutio"/> Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah ''Allah Bapa'', melainkan ''Allah Anak''.<ref name="Institutio"/> Ketiga Pribadi ini saling berkomunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yang hakiki dalam Tritunggal. [[Yesus]] [[Kristus]] berkata-kata mendukung kemuliaan Allah Bapa, sehingga Yesus menjadi ''saksi'' bagi Allah Bapa. Bapa berbicara mendukung kemuliaan [[Yesus]] [[Kristus]], sehingga Allah Bapa menjadi ''saksi'' bagi Yesus Kristus. Roh Kudus hadir mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus menjadi ''saksi'' Kemuliaan Allah Bapa dan Allah Putra.
[[Yohanes Calvin]] menjelaskan bahwa ketiga Pribadi tersebut tidak dapat dipisahkan menjadi tiga sosok yang terpisah.<ref name="Institutio">{{id}}Yohanes Calvin. 1980. ''Institutio''. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia.</ref>
Masing-masing Pribadi adalah Allah, dan mereka disembah dalam Keesaan, bukan dalam tiga Pribadi yang terpisah ketika orang memanggil-Nya di dalam doa atau ketika Allah mewujudkan karya-Nya bagi penciptaan dan pemeliharaan manusia dan alam semesta. Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi di dalam esensi tidak terpisahkan. Ketiga gelar atau sebutan tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa ada kekhasan dalam cara [[Allah]] turun ke dunia ini.<ref name="Institutio"/> Allah yang turun ke dunia, mati dan menderita bukanlah ''Allah Bapa'', melainkan ''Allah Anak''.<ref name="Institutio"/> Ketiga Pribadi ini saling berkomunikasi untuk mengungkapkan eksistensi-Nya yang hakiki dalam Tritunggal. [[Yesus]] [[Kristus]] berkata-kata mendukung kemuliaan Allah Bapa, sehingga Yesus menjadi ''saksi'' bagi Allah Bapa. Bapa berbicara mendukung kemuliaan [[Yesus]] [[Kristus]], sehingga Allah Bapa menjadi ''saksi'' bagi Yesus Kristus. Roh Kudus hadir mendukung kemuliaan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Roh Kudus menjadi ''saksi'' Kemuliaan Allah Bapa dan Allah Putra.
* ''Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."''<ref>{{Alkitab|Lukas 3:22}}</ref> (Bapa dan Roh Kudus bersaksi)
* ''"Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya.”''<ref>{{Alkitab|Yohanes 14:10}}</ref> (Yesus bersaksi)