Kristologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 145:
'''[[Karl Rahner]]''' dalam berkristologi ingin menekankan pada "sesuatu" yang berasal dari dialektis (perjumpaan) antara simbol dan penyimbolan, terkhusus pada simbol Yesus.<ref name="Clifford"></ref> Simbol menurut Rahner adalah "sesuatu yang menjadi perantara sesuatu lain dari dirinya sendiri.<ref name="Clifford">{{en}}</ref> Petunjuk penting adalah bahwa Yesus adalah benar-benar dari Allah untuk dunia.<ref name="Clifford"></ref> ''Kristologi [[Thomas Aquinas]]'' yang berpusat pada [[inkarnasi]] Allah pada diri Yesus.<ref name="Davies">{{en}}Brian Davies., The thought of Thomas Aquinas,New York: Oxford University Press, 1992</ref> [[Karl Rahner]] menyebutnya, Yesus sebagai "Tuhanku dan Allahku".<ref name="Davies"></ref> Melalui teori simbol (Yunani : ''σύμβολο'') bahwa melalui yang ada saat ini, maka kita bisa mendapati yang lain.<ref name="Barth"></ref> Melalui kemanusiaan Kristus yang terbatas, kita mendapati Allah yang tak terbatas.<ref name="Kilby"></ref> Bagi Rahner, Kedatangan Kristus bukan karena semata-mata harus mengampuni dosa manusia, melainkan karena rahmat.<ref name="Barth"></ref> Seandainya [[Adam]] tidak berdosa, Rahner mengandaikan Kristus tetap akan datang kedunia, meninggal, dan bangkit kembali.<ref name="Barth"></ref> Rahner tidak menolak kenyataan atau daya tarik dosa dan kejahatan, ia juga tidak menyangkal bahwa inkarnasi, salib, dan kebangkitan kembali berkaitan dengan pengampunan dosa.<ref name="Kilby"></ref> Tetapi itu semua bukanlah pokok persoalannya; Kristus tidak bisa dilihat '''hanya''' sebagai obat bagi [[dosa]]-dosa kita.<ref name="Barth"></ref> Dosa, seperti yang dilihat oleh Rahner, tidak bisa menjadi motor penggerak cerita tentang keterlibatan Allah dengan [[dunia]].<ref name="Kilby"></ref>
 
Kristologi Rahner sebenarnya bertolak dari [[Konsili Khalsedon]].<ref name="Kilby"></ref> Kristologi yang dirumuskan pada akhir masa perjuangan [[politik]], [[gereja]] sehingga dapat diterima sebagian besar perserta Konsili, di mana dalam [[Kristus]] ada kemanusiaan dan keilahian secara bersamaan.<ref name="Kilby"></ref> Kristus dan rahmat menjadi pemikiran yang cemerlang dari Karl Rahner, Allah bisa dilihat dari kemanusiaan Kristus dan bermula dari kemanusiaan 'kita'.<ref name="Barth"></ref> Di sinilah perbedaan kristologinya dengan [[Karl barthBarth]].<ref name="Kilby"></ref> Menurut Barth, Allah tidak bisa dikenal dari sekadar membicarakan manusia.<ref name="Barth">{{en}} Karl Barth., ''The Word of God and The Word of Man'', USA: Peter Smith Publisher Inc 1958</ref>
 
=== Karl Barth (1886-1968) ===
'''[[Karl Barth]]''' adalah teolog dari Swiss pada era reformasi di [[abad ke-20]], dia membawa pembaharuan yang besar dari teologi abad 19.<ref name="Wellem">{{id}</ref> Dia belajar teologi di Jerman.<ref name="Wellem"></ref> Teologinya disebut [[dialektis]], sebab berawal dari Allah yang ada di [[Sorga]] dan suci, dia mengirimkan Kristus yang begitu dekat di dunia yang hina, sehingga pertemuan dua hal yang bertentangan ini disebut dialektis.<ref name="Wellem">}</ref>
 
'''Kristologi Barth''' dimulai dari [[pre-eksistensi]] Kristus, Kristus menjadi sentral teologinya.<ref name="Wellem"></ref> Tuhan Allah menyatakan anugerahnya dalam Kristus sekaligus mengikatkan diri-Nya pada Kristus.<ref name="Wellem"></ref> Pemulihan manusia ditentukan pada pemilihan Tuhan Allah terhdap Kristus, Allah memilih Kristus sekaligus Tuhan Allah memilih manusia sebagai sekutu-Nya.<ref name="Wellem"></ref>