Dampak lingkungan dari pertanian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'thumb|right|210px||[[Aliran permukaan dari lahan pertanian mengandung pupuk dan tanah yang mamp...'
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 6 Oktober 2013 01.04

Dampak aktivitas pertanian terhadap lingkungan sifatnya sangat bervariasi dari pencemaran air, perubahan iklim, hingga pencemaran genetika. Solusi untuk menghindari dampak ini beragam muali dari penerapan pertanian berkelanjutan hingga kembali ke sistem pertanian subsisten.

Aliran permukaan dari lahan pertanian mengandung pupuk dan tanah yang mampu menyebabkan eutrofikasi dan pendangkalan sungai

Perubahan iklim

Perubahan iklim dan pertanian merupakan proses yang saling terkait di mana keduanya terjadi pada skala global. Pertanian mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim mempengaruhi pertanian. Pemanasan global diketahui dapat mempengaruhi pertanian karena peningkatan temperatur, perubahan pola iklim dan presipitasi, dan pelelehan gletser. Hal ini mempengaruhi kapasitas biosfer dalam memproduksi bahan pangan untuk kebutuhan populasi manusia yang terus meningkat. Peningkatan level karbon dioksida akan memiliki efek baik maupun buruk terhadap hasil pertanian. Penilaian efek perubahan iklim pada pertanian akan membantu antisipasi dan adaptasi usaha pertanian.

Di saat yang sama pertanian diketahui memberikan pengaruh terhadap perubahan iklim karena menyumbang gas rumah kaca seperti karbon dioksida dari mesin pertanian dan pembakaran hutan, metan dari pelapukan sampah pertanian dan kotoran ternak, dan NO2. Selain itu, pertanian juga memberikan pengaruh dari aktivitas pengubahan fungsi lahan.[1]

Deforestasi

Salah satu penyebab deforestasi adalah sistem tebang habis untuk mengubah hutan menjadi lahan pertanian. Berdasarkan Norman Myers, diketahui bahwa 5% lahan hutan yang mengalami deforestasi digunakan sebagai lahan peternakan, 19% diakibatkan oleh penebangan hutan berlebih, 22% karena perluasan lahan perkebunan kelapa sawit, dan 54% karena parktek tebang dan bakar.[2]

Di tahun 2000, PBB melalui FAO menemukan bahwa deforestasi mampu menyebabkan tekanan terhadap populasi dan stagnasi ekonomi, sosial, dan teknologi."[3]

Referensi

  1. ^ UN Report on Climate Change. Retrieved 25 June 2007.
  2. ^ Hance, Jeremy (May 15, 2008). "Tropical deforestation is 'one of the worst crises since we came out of our caves'". Mongabay.com / A Place Out of Time: Tropical Rainforests and the Perils They Face. 
  3. ^ Alain Marcoux (August 2000). "Population and deforestation". SD Dimensions. Sustainable Development Department, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). 

Pranala luar