Ba'athis Irak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daniel Leonardi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Daniel Leonardi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 62:
 
Ketika perang berakhir , Irak melihat dirinya di tengah-tengah depresi ekonomi , berutang jutaan [[dolar]] ke luar negeri , dan tidak mampu membayar [[kreditur]] . [[Kuwait]], yang sengaja meningkatkan produksi minyak setelah perang , mengurangi harga minyak internasional , yang selanjutnya melemahkan ekonomi Irak . Menanggapi hal ini , [[Saddam Hussein]] mengancam Kuwait . Negosiasi gagal , dan pada tanggal [[2 Agustus]] 1990, [[Invasi Irak ke Kuwait|Irak melakukan invasi ke Kuwait]] . Kecaman internasional menyebabkan [[Perang Teluk Persia]] , yang hilang Irak . [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] ( PBB ) memprakarsai sanksi ekonomi setelah perang untuk melemahkan pemerintah Irak Ba'athist . Kondisi ekonomi negara memburuk selama tahun 1990-an , dan pada pergantian abad ke-21 , perekonomian Irak mulai tumbuh lagi seperti beberapa negara mengabaikan sanksi PBB . Bangkit [[serangan 11 September 2001]] , [[Amerika Serikat]] , di bawah Presiden [[George W. Bush]] , memulai [[Perang Global Melawan Terorisme]] , dan memberi label Irak sebagai bagian dari " [[poros Setan]]" . Amerika Serikat , bersama dengan beberapa negara-negara [[sekutu]] lainnya , menginvasi Irak pada Maret 2003 , dan pemerintah Irak Ba'athist digulingkan kurang dari sebulan kemudian.
 
==Lihat juga==
-[[Saddam Hussein]]
-[[Invasi Irak 2003]]
-[[Invasi Irak ke Kuwait]]
-[[Sejarah Irak]]
 
{{sejarah-stub}}
[[kategori:Bekas negara di Asia]]
[[Kategori:Sejarah Irak]]
[[Kategori:Bekas negara di Timur Tengah]]