Rabindranath Tagore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 107 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q7241
merapikan, replaced: sekedar → sekadar, Disini → Di sini (3) using AWB
Baris 17:
'''Rabindranath Tagore''' ([[bahasa Bengali]]: '''Rabindranath Thakur'''; {{lahirmati|Jorasanko, [[Kolkata]], [[India]]|7|5|1861||7|8|1941}} {{Ref_label|Birthdate|γ|none}}) juga dikenal dengan nama '''Gurudev''',{{Ref_label|Gurudev|δ|none}} adalah seorang [[Brahmo Samaj]], [[penyair]], [[dramawan]], [[filsuf]], [[seniman]], [[musikus]] dan [[sastrawan]] [[suku Bengali|Bengali]]. Ia terlahir dalam keluarga [[Brahmana Bengali]], yaitu [[Brahmana]] yang tinggal di wilayah Bengali, daerah di [[anakbenua India]] antara [[India]] dan [[Bangladesh]]. Tagore merupakan orang [[Asia]] pertama yang mendapat [[Penghargaan Nobel dalam Sastra|anugerah Nobel dalam bidang sastra]] ([[1913]]).
 
Tagore mulai menulis puisi sejak usia delapan tahun, ia menggunakan [[nama samaran]] “Bhanushingho” (Singa Matahari) untuk penerbitan karya puisinya yang pertama pada tahun 1877, dan menulis cerita pendek pertamanya pada usia enam belas tahun. Ia mengenyam pendidikan dasar di rumah (''Home Schooling''), dan tinggal di [[Shilaidaha]], serta sering melakukan perjalanan panjang yang menjadikan ia seorang yang pragmatis dan tidak suka/patuh pada norma sosial dan adat. Rasa kecewa kepada ''[[British Raj]]'' membuat Tagore memberikan dukungan pada [[Gerakan Kemerdekaan India]] dan berteman dengan [[Mahatma Gandhi]]. Dan juga dikarenakan rasa kehilangan hampir segenap keluarganya, serta kurangnya penghargaan dari Benggala atas karya besarnya, [[Universitas Visva-Bharati]].
 
Beberapa karya besarnya antara lain [[Gitanjali]] (''Song Offerings''), Gora (''Fair-Faced''), dan Ghare-Baire (''The Home and the World''), serta karya puisi, cerita pendek dan novel dikenal dan dikagumi dunia luas. Ia juga seorang reformis kebudayaan dan ''polymath'' yang memodernisasikan seni budaya di [[Benggala]]. Dua buah lagu dari aliran [[Rabindra Sangeet|Rabindrasangeet]] (sebuah aliran lagu yang ia ciptakan) kini menjadi [[lagu kebangsaan]] [[Bangladesh]] ([[Amar Sonar Bangla|Amar Shonar Bangla]]) dan [[India]] ([[Jana Maha Gana]]).
Baris 24:
[[Berkas:Tagore London.jpg|thumb|165px|right|Tagore tahun 1879, masa menuntut ilmu di [[Inggris]].]]
 
Tagore memiliki nama kecil "Rabi", lahir di Jasanko Mansion, adalah putra dari [[Debendranath Tagore]] dan Sarada Devi,{{Ref_label|Jorasanko|ε|none}} anak bungsu dari empat belas bersaudara. Setelah menjalani upacara ''Upanayanam'' di usia sebelas tahun, (suatu prosesi upacara yang menandai bagi seorang anak laki-laki untuk memasuki masa Brahmacari, masa menuntut ilmu.) Tagore bersama ayahnya meninggalkan Kolkata pada tanggal [[14 Februari]] [[1873]] untuk melakukan perjalanan panjang di India selama beberapa bulan, mengunjungi [[Shantiniketan]] dan [[Amritsar]] sebelum mencapai [[Dalhousie]], sebuah bukit peristirahatan di kaki [[Himalaya]]. Di sini, Tagore belajar sejarah, ilmu perbintangan (astronomi), ilmu pengetahuan modern dan [[Sanskerta|Bahasa Sanskerta]] dan mempelajari serta mendalami karya sastra klasik dari [[Kālidāsa]].<ref name="Dutta_1995_55-56">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=55-56}}.</ref><ref name="Stewart_2003_91">{{harvnb|Stewart|Twichell|2003|p=91}}.</ref> Pada 1877, ia menjadi orang terkemuka ketika menghasilkan beberapa karya, termasuk puisi panjang dalam gaya [[Bahasa Maithili|Maithili]], yang dirintis oleh [[Vidyapati]]. Sebagai sekedarsekadar lelucon, ia menyatakan bahwa ini merupakan karya yang hilang dari Bhānusiṃha, sebuah sastra dari aliran [[Waisnawa|Vaiṣṇava]].<ref name="Stewart_2003_3">{{harvnb|Stewart|Twichell|2003|p=3}}.</ref> Ia juga menulis "Bhikharini" (1877; "Wanita Pengemis" — cerita pendek pertama dalam [[Bahasa Bengali]])<ref name="Chakravarty_1961_45">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=45}}.</ref><ref name="Dutta_1997_265">{{harvnb|Dutta|Robinson|1997|p=265}}.</ref> dan juga “Sandya Sangit” (1882) — termasuk di dalamnya puisi yang sangat terkenal "Nirjharer Swapnabhanga" (''The Rousing of the Waterfall''). [[Berkas:Rabindranath-Tagore-Mrinalini-Devi-1883.jpg|thumb|left|135px|Tagore bersama istrinya, Mrinalini Devi pada tahun 1883.]]
 
Karena ingin menjadi seorang pengacara, Tagore mendaftar di sekolah umum di kota [[Brighton]], [[Inggris]] pada tahun 1878; kemudian melanjutkan di ''University College London'', tapi pada tahun 1880 ia kembali ke Bengali tanpa gelar sarjana, dikarenakan ayahnya telah menjodohkan ia dengan seorang gadis, bernama Mrinalini Devi, yang kemudian dinikahi pada [[9 Desember]] [[1883]]; mereka memiliki lima orang anak, empat di antaranya meninggal sebelum menginjak usia dewasa.<ref name="Dutta_1995_373">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=373}}.</ref> Pada tahun 1890, Tagore mulai mengelola usaha keluarganya di Shelidah, sebuah wilayah yang sekarang masuk bagian negara Bangladesh. Dikenal sebagai "[[Zamindar]] Babu" Tagore melakukan perjalanan melintasi perkebunan yang sangat luas, untuk mengumpulkan uang sewa, serta memberi berkat pada para penduduk desa.<ref name="Dutta_1995_109-111">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=109-111}}.</ref> Dalam periode ini, periode ''Sadhana'' (1891 — 1895, diambil dari salah satu majalah yang diterbitkannya) ia berada dalam masa-masa yang sangat produktif, di mana lebih dari setengah dari tiga volume dan delapan puluh empat karya "Galpaguchchha" ditulis.<ref name="Chakravarty_1961_45">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=45}}.</ref> Dengan gaya ironi dan emosional yang kental, ia menggambarkan kehidupan di Benggala, kebanyakan adalah kehidupan di pedesaan.<ref name="Dutta_1995_109">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=109}}.</ref>
 
== Shantiniketan (1901—1932) ==
Baris 49:
[[Berkas:Tagore-THU.jpg|thumb|right|200px|Tagore (tengah kanan) dalam kunjungannya ke [[Universitas Tsinghua]] pada 1924.]]
 
Tagore memiliki jiwa petualangan yang sangat besar. Antara tahun 1878 dan 1932, ia mengunjungi lebih dari tigapuluh negara di lima benua<ref name="Dutta_1995_374-376">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=374-376}}.</ref>, perjalanan ini sangat penting artinya dalam mengenalkan karya-karyanya, serta memaparkan ide-ide politiknya kepada kalangan non-Bengali. Sebagai contoh, pada tahun 1912, ia mengirimkan karya-karya yang telah diterjemahkan ke Inggris, yang mengesankan para misionaris, dan anak didik Gandhi; [[Charles F. Andrews]], [[William Butler Yeats]]; seorang sastrawan dari Irlandia, [[Ezra Pound]], [[Robert Bridges]], [[Ernest Rhys]], [[Thomas Sturge Moore]], dan masih banyak lagi yang lainnya.<ref name="Dutta_1995_178-179">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=178-179}}.</ref> Dan kemudian, Yeats menulis kata pengantar untuk Gitanjali yang diterjemahkan dalam bahasa inggris, sementara Andrews bergabung dengan Tagore di Santiniketan. Pada [[10 November]] [[1912]], Tagore melakukan perjalanan ke [[Amerika Serikat]]<ref name="TFC_2006">{{harvnb|Tagore Festival Committee|2006}}.</ref> dan [[Inggris Raya]], tinggal di [[Butterton]], [[Staffordshire]].<ref name="Chakravarty_1961_1-2">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=1-2}}.</ref> Dari tanggal [[3 Mei]] [[1916]] sampai April [[1917]], Tagore ceramah dan kuliah keliling [[Jepang]] dan Amerika Serikat.<ref name=”Dutta_1995_206”"Dutta_1995_206">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=206}}.</ref> Ia juga menulis esai "Nasionalisme di India", yang menerima kritikan dan juga menuai pujian, (termasuk para [[pasifisme|pasifis]] termasuk dari [[Romain Rolland]]).<ref name="Chakravarty_1961_182">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=182}}.</ref> Setelah kembali ke India, Tagore, 63 tahun, mengunjungi [[Peru]] atas undangan pemerintahan Peru Tagore, dan dilanjutkan dengan mengunjungi [[Meksiko]] setelahnya. Kedua negara mengucurkan sumbangan senilai $100,000 bagi sekolah Shantiniketan (''Visva-Bharati'') sebagai penghargaan atas kunjungaannya ke kedua negara tersebut.<ref name="Dutta_1995_253">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=253}}.</ref> Setelah itu, ia mengadakan kunjungan ke [[Buenos Aires]], [[Argentina]]<ref name="Dutta_1995_256">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=256}}.</ref> pada [[6 November]] [[1924]], dan tinggal di Villa Miralrío dan menjadi tamu dari [[Victoria Ocampo]]; seorang intelektual dari Argentina. Selanjutnya ia pulang ke Bengali pada Januari 1925. Pada [[30 Mei]] [[1926]], Tagore menginjakkan kakinya di [[Napoli]], [[Italia]]; ia bertemu dengan diktator berkuasa [[Benito Mussolini]] di [[Roma]] pada hari berikutnya.<ref name="Dutta_1995_267">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=267}}.</ref> Pada awalnya mereka memiliki hubungan yang hangat, dan berakhir saat Tagore dengan terang-terangan berbicara menentang Mussolini pada [[20 Juli]] [[1926]].<ref name="Dutta_1995_270-271">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=270-271}}.</ref>
 
[[Berkas:Tagore_IranTagore Iran.jpg|thumb|200px|left|Tagore (barisan depan, ketiga dari kanan) bertemu dengan para anggota [[Majelis Iran|Majelis]] [[Iran]] ([[Tehran]], pada April-Mei 1932).]]
 
Pada 14 Juli 1927, Tagore beserta dua sahabatnya berangkat menuju [[Asia Tenggara]] selama empat bulan — mengunjungi [[Bali]], [[Jawa]], [[Kuala Lumpur]], [[Malaka]], [[Penang]], [[Siam]] dan [[Singapura]]. Catatan perjalanan ini terkumpul dalam karya yang berjudul "Jatri".<ref name="Chakravarty_1961_1">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=1}}.</ref> Pada awal 1936, ia meninggalkan Bengala untuk sebuah perjalanan panjang menuju [[Eropa]] dan Amerika Serikat. Dalam kunjungan kembali ke Inggris, dimana saat itu lukisannya sedang dipamerkan di [[London]] dan [[Paris]], ia tinggal di [[Birmingham]]. Di sana ia menulis materi kuliah untuk kelas yang dikenal sebagai "[[Kuliah Hibbert]]" di [[Universitas Oxford]] dan menjadi pembicara di pertemuan tahunan Perkumpulan Kristen London.<ref name="Dutta_1995_289-292">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=289-292}}.</ref> DisiniDi sini, (dialamatkan pada hubungan antara Inggris dengan India, sebuah topik yang ia terus perjuangkan dan pertahankan selama lebih dari dua tahun kedepan) ia berbicara mengenai ''"dark chasm of aloofness"''.<ref name="Dutta_1995_303-304">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=303-304}}.</ref> Kemudian ia mengunjungi [[Aga Khan III]], tinggal di [[Dartington Hall]], kemudian melanjutkan perjalanan menuju [[Denmark]], [[Swiss]], dan [[Jerman]] dari bulan Juni hingga pertengahan September 1930, lalu berlanjut hingga [[Uni Soviet]].<ref name="Dutta_1995_292-293">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=292-293}}.</ref> Terakhir, pada bulan April 1932, Tagore — yang sebelumnya telah mengenal mistikus Persia terkenal, Hafez — diundang secara pribadi sebagai tamu kehormatan [[Shah Reza Pahlevi]] untuk mengunjungi [[Iran]].<ref name="Chakravarty_1961_2">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=2}}.</ref><ref name="Dutta_1995_315">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=315}}.</ref> Sebagaimana seorang petualang, Tagore bisa bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang orang penting dan kenamaan, termasuk di antaranya [[Henri Bergson]], [[Albert Einstein]], [[Robert Frost]], [[Thomas Mann]], [[George Bernard Shaw]], [[H.G. Wells]] and [[Romain Rolland]].<ref name="Chakravarty_1961_99">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=99}}.</ref><ref name="Chakravarty_1961_100-103">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=100-103}}.</ref> Perjalanan terakhir Tagore tersiar dengan luas, termasuk saat mengunjungi Persia, Irak (pada tahun 1932) dan [[Sri Lanka]] pada tahun 1933, menajamkan opini-opininya berkenaan dengan nasionalisme dan kemanusian.<ref name="Dutta_1995_317">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=317}}.</ref>
 
== Karya Sang Maestro ==
Baris 62:
 
=== Novel dan Non Fiksi ===
Tagore menulis delapan [[novel]] dan empat [[novela]], termasuk ''Chaturanga'', ''Shesher Kobita'', ''Char Odhay'' dan ''Noukadubi''. ''[[Ghare Baire]]'' (''[[The Home and the World]]'') — melalui kacamata Nikhil seorang [[zamindar]] idealis — bercerita tentang kebangkitan nasionalisme di India, terorisme dan semangat keagamaan dalam gerakan ''[[Swadeshi]]''; sebuah ungkapan jujur dari seorang Tagore atas apa yang berkecamuk dalam hatinya. Dan tentu saja, karya novel ini ditutup dengan kesuraman, pertentangan dan kekerasan antara sektarian Hindu-Islam, dan Nikhil terluka parah.<ref name="Dutta_1995_192-194">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=192-194}}.</ref> ''Gora'' mengambil tema yang sama, yang akhirnya menjadi sebuah kontroversi berkenaan dengan "Identitas India". Sebagaimana hal-nya dengan ''Ghare Baire'', permasalahan tentang identitas diri (''Jāti''), kebebasan pribadi dan agama dikemas dalam sebuah cerita keluarga dengan bumbu cinta segitiga.<ref name="Dutta_1995_154-155">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=154-155}}.</ref> Karya lain yang tak kalah hebatnya adalah Yogayog (Nexus), dimana Kumudini sang pahlawan wanita terkoyak di antara konflik dalam diri maupun dari luar. DisiniDi sini Tagore mencoba mencurahkan sisi [[feminin]] dalam dirinya, melalui kesedihan ia menggambarkan kesengsaraan dan kematian seorang wanita bengali yang terperangkap dalam kehamilan, kewajiban sebagai wanita serta kehormatan wanita; secara simultan ia mengungkapkan penolakan atas sistem [[oligarki]] di tanah Bengala.<ref name="Mukherjee_2004">{{harvnb|Mukherjee|2004}}.</ref>
 
[[Berkas:Rabindranath Tagore Hampstead England 1912.jpg|thumb|left|135px|Tagore, foto ini diambil di [[Hampstead]], [[Inggris]] pada tahun 1912 oleh [[John Rothenstein]].]]
Baris 70:
[[Berkas:Rabindranath Tagore Untitled Dacing Girl.jpg|thumb|200px|"Gadis Menari", tak bertanggal, tinta dan kertas, oleh Rabindranath Tagore.]]
 
Tagore juga seorang musisi dan pelukis yang berbakat, yang telah mencipta dan menulis sekitar 2,230 lagu. Termasuk di antaranya [[rabindrasangit]] ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: "Tagore Song"), yang mana kini telah menjadi bagian dalam kebudayaaan bangsa Bengali. Karya-karya musik Tagore, tidak dapat dipisahkan begitu saja dari karya sastranya, kebanyakan dari karya sastra tersebut menjadi lirik untuk lagu ciptaannya. Utamanya terpengaruh oleh gaya ''[[thumri]]'', [[musik klasik]] dari [[Hindustani]], mereka memainkan seluruh tangga nada dari emosi jiwa manusia, dimulai dari lagu-lagu pujian yang bergaya Brahmo, hingga komposisi yang bergaya erotis.<ref name="Dutta_1997_94">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=94}}.</ref> Karya musiknya mengemulasi gaya warna musik klasik india, '''raga'''; dimana pada saat yang bersamaan, lagu-lagunya cenderung menirukan melodi dan irama raga secara tepat, dia juga memasukkan berbagai unsur 'musik raga' dalam karya musiknya dalam mencipta karya musik yang penuh inovasi.<ref name="Dasgupta_2001">{{Harvnb|Dasgupta|2001}}.</ref> Tagore juga menjadi satu-satunya orang di dunia yang menulis dan menciptakan dua lagu kebangsaan bagi dua negara yang berbeda. Lagu kebangsaan India (Jana Gana Mana) dan Bangladesh (Amar Sonaar Baanglaa). Dan juga, rabindrasangit banyak memengaruhi gaya dari beberapa musikus seperti, [[Vilayat Khan]] seorang maestro [[sitar]], Buddhadev Dasgupta, seorang maestro [[sarod]] (alat musik tradisional india) dan juga komposer [[Amjad Ali Khan]].<ref name="Dasgupta_2001">{{Harvnb|Dasgupta|2001}}.</ref>
 
[[Berkas:Rabindranath Tagore Rabindra Bhavana collection 2155 pastel mask.jpg|thumb|left|135px|Banyak karya-karya yang bergaya "[[primitif]]", termasuk karya ini, Topeng Malanggan dari [[New Ireland, Papua Nugini]], pastel warna.]]
Baris 80:
Pengalaman Tagore di dunia [[teater]] dimulai pada usia enambelas tahun, saat itu ia mendapatkan peran utama dalam karya adaptasi yang berjudul [[Molière]]'s ''Le Bourgeois Gentilhomme'' yang merupakan arahan dari saudaranya sendirir, Jyotirindranath. Saat menginjak usia dua puluh tahun, ia menulis karya [[drama]]-[[opera]] yang pertama kali — ''Valmiki Pratibha'' (Sang Jenius, Walmiki) — yang menceritakan bagaimana seorang bandit [[Walmiki]], memperbaiki hidupnya, mendapat anugerah dari [[Saraswati]], dan menggubah [[Ramayana|Rāmāyana]].<ref name="Chakravarty_1961_123">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=123}}.</ref> Kemudian, Tagore makin bersemangat menggali berbagai aspek dalam seni drama dan teater. Berbagai gaya, aliran dan emosi dalam sebuah seni drama dipelajari secara mendalam, termasuk dalam menggubah ''[[kirtans]]'' dan mengadaptasi musik-musik tradisional dari barat — utamanya dari Inggris dan [[Irlandia]] — untuk dipakai sebagai musik pengantar minum.<ref name="Dutta_1995_79-80">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=79-80}}.</ref> karya lain yang patut dicatat adalah ''Dak Ghar'' ''(Kantor Pos)'', yang menggambarkan bagaimana usaha seorang anak berusaha melepaskan dari batasan batasan yang keras dan kaku yang pada akhirnya "jatuh tertidur" (yang menggambarkan kematian badaniah). Cerita yang menjadi daya tarik dunia (mendapat sambutan hangat di Eropa), ''Dak Ghar'' berbagi dengan kematian, dalam bahasa Tagore, "kebebasan rohani" dari keduniawian dan simbol-simbol keyakinan.<ref name="Dutta_1997_21-23">{{harvnb|Dutta|Robinson|1997|pp=21-23}}.</ref><ref name="Chakravarty_1961_123-124">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=123-124}}.</ref>
 
Karyanya yang lain — menekankan pada perpaduan antara alur dari lirik-lirik naskah dengan irama emosional yang begitu fokus pada inti dari ide dasar — tidak seperti drama dalam budaya Bengali sebelumnya. Karya-karyanya semata-mata hanya mengeluarkan pemikiran-pemikiran , dalam bahasa Tagore, "bermain dengan perasaan, yang tanpa aksi". Pada 1890 ia menulis ''Visarjan'' (Pengorbanan Suci), yang dikenal sebagai karya drama terbaiknya.<ref name="Chakravarty_1961_123">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=123}}.</ref> Menggunakan bahasa bengali asli termasuk sub-plot yang pelik dan [[monolog]] yang panjang. Belakangan karya dramanya bertemakan [[filosofi]] dan penuh [[kiasan]]; ini termasuk ''Dak Ghar''. Yang lainnya adalah Chandalika (Gadis yang Tak Tersentuh), mengambil figur dari legenda [[Buddha]] kuno, menceritakan bagaimana [[Ananda]], — murid dari [[Buddha Gautama]] — dalam mencari ''Gadis yang Tak Tersentuh''.<ref name="Chakravarty_1961_124">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=124}}.</ref> Terakhir, di antara karya dramanya yang paling terkenal adalah, ''Raktakaravi'' (Oleander Merah), yang bercerita mengenai raja korup yang memperkaya diri dengan mengakui semua yang ada diwilayahnya adalah milik pribadi. Sang lakon wanita, Nandini menggalang kekuatan massa untuk menundukkan sang penguasa. Karya-karya yang lainnya adalah ''Chitrangada'', ''Raja'', dan ''Mayar Khela''. Seni drama dan tari yang biasa disebut Sendratari, berdasarkan dari karya Tagore biasanya dikenal dengan istilah ''[[rabindra nritya natyas]]''.
 
=== Cerita Pendek ===
[[Berkas:Nandalall Bose 1913 The Hero Tagore.jpg|thumb|200px|Karya Nandalall Bose yang merupakan ilustrasi dari karya cerpen Tagore yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris berjudul "The Hero", diterbitkan pada 1913 oleh Macmillan.]]
 
Masa empat tahun dari 1891 hingga 1895, dikenal sebagai periode ''"Sadhana"'' (salah satu nama majalah yang diterbitkan oleh Tagore). Pada masa ini merupakan masa paling produktif dalam berkarya, menghasilkan lebih dari setengah karya yang dikemas dalam tiga volume ''Galpaguchchha'', yang merupakan kumpulan karya cerita, memuat delapan puluh empat karya.<ref name="Chakravarty_1961_45">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=45}}.</ref> Sebagaimana biasa ceritanya merupakan cerminan Tagore atas kehidupan dan lingkungannya, dituangkan dalam ide-ide modern dan potongan potongan cerita yang dirajut dalam pikiran sebagai sebuah cerita utuh dan mengesankan. Tagore umumnya menghubungkan satu cerita dengan cerita sebelumnya dengan kekuatan dari kegembiraan dan keriangan yang spontanitas; karakteristik ini terkoneksi dengan sangat baik sekali dengan kehidupan sehari hari Tagore di Patisar, Shajadpur dan Shilaidaha saat dia mengelola tanah milik keluarganya yang sangat luas.<ref name="Chakravarty_1961_45">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=45}}.</ref> Di sana, ia melindungi kehidupan masyarakat miskin; dengan cara ini Tagore menganalisa kehidupan mereka dengan memasuki kehidupan mereka lebih dalam.<ref name="Chakravarty_1961_45-46">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=45-46}}.</ref> Dalam karya ''"The Fruitseller from Kabul"'', Tagore berbicara sebagai penduduk kota dan novelis yang juga menjadi pedagang dari [[Afganistan]]. Ia mencoba untuk menyelami rasa-memiliki oleh para penduduk urban di India yang lama terjebak dalam keduniawian dan dibatasi oleh kemelaratan, memberi impian dalam kehidupan yang lain di batasi oleh jarak dan kejamnya alam pegunungan: "Di suatu pagi di musim gugur, pada tahun ketika raja tua datang dan pergi untuk menaklukan; dan aku, yang tak pernah beranjak dari pojokan di Kolkata, membiarkan pikiranku mengembara ke seluruh dunia. Dalam setiap persinggahan di negara lain, hatiku tak pernah berubah... takkan jatuh tuk merajut jaringan mimpi: pegunungan, celah, hutan...".<ref name="Chakravarty_1961_48-49">{{harvnb|Chakravarty|1961|pp=48-49}}.</ref> Banyak cerita ''Galpaguchchha'' yang lainnya ditulis pada periode ''"Sabuj Patra"'' (1914-1917; juga merupakan nama majalah Tagore yang lainnya).<ref name="Chakravarty_1961_45">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=45}}.</ref>
 
[[Berkas:Asit Kumar Haldar 1913 The Beginning Tagore.jpg|thumb|left|150px|Ilustrasi cerita dilukis oleh Asit Kumar Haldar ("The Beginning") sebuah karya prosa-puisi di terbitkan dalam ''"The Crescent Moon"'']]
Baris 92:
 
=== Puisi ===
[[Berkas:394_baul394 baul-singers-sml.jpg|thumb|right|200px|Penyanyi lagu-lagu tradisional {{Unicode|[[Baul|Bāul]]}} di [[Santiniketan]] dalam acara festival tahunan]]
Sajak dan puisi karya Tagore — sangat bervariasi dalam gaya, dari gaya klasik formal hingga gaya jenaka, penuh khayalan maupun riang gembira — meneruskan aliran yang didirikan pujangga [[Vaiṣṇava]] (|Bujangga Waisnawa) pada abad 15-16. Tagore juga mendapat pengaruh unsur kebatinan dari para Rsi-Pujangga — termasuk dari Vyasa — yang menulis Upanisad, Bhakta-Sufi mistik Kabir dan Pamprasad.<ref name="Roy_1977_201">{{Harvnb|Roy|1977|p=201}}.</ref> Malahan karya puisinya menjadi penuh inovasi dan dewasa setelah ia membongkar musik tradisional Bengali, termasuk lagu balada yang dinyanyikan oleh para penyanyi tradisional dari Bāul — khususnya penyair Lālan Śāh.<ref name="Stewart_2003_94">{{Harvnb|Stewart|Twichell|2003|p=94}}.</ref><ref name="Urban_2001_18">{{Harvnb|Urban|2001|p=18}}.</ref> Ini — yang digali kembali dan kemudian dipopulerkan oleh Tagore — menyerupai kidung pujian Kartābhajā (populer di abad 19) yang menekankan pada Ketuhanan dan berontak pada keyakinan dan kehidupan sosial ortodok.<ref name="Urban_2001_6-7">{{Harvnb|Urban|2001|pp=6-7}}.</ref><ref name="Urban_2001_16">{{Harvnb|Urban|2001|p=16}}.</ref> Pada masa menetap di Shelidah, karya puisinya menekankan pada kekuatan lirik, berbicara lewat ''maner manus'' (''man within the heart'') atau meditasi dalam ''jivan devata'' (Tuhan di dalam jiwa). Figur ini kemudian membentuk hubungan dengan ketuhanan melalui permohonan kepada semesta alam dan keadaan emosional yang saling memengaruhi dalam drama kehidupan umat manusia. Tagore menggunakan beberapa teknik dalam puisi Bhānusiṃha (yang menguraikan rentetan romantisme antara [[Radha]] dan [[Krishna]]), dimana ia berulangkali melakukan perbaikan-perbaikan melalui pembelajaran selama kurun waktu tujuh puluh tahun.<ref name="Stewart_2003_95">{{Harvnb|Stewart|Twichell|2003|p=95}}.</ref><ref name="Stewart_2003_7">{{Harvnb|Stewart|Twichell|2003|p=7}}.</ref>
Belakangan, Tagore memberi respon atas kemunculan dari modernisasi dan realisme dalam kesusastraan Bengali dengan menulis karya eksperimental pada tahun 1930-an.<ref name="Dutta_1995_281">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=281}}.</ref> Contoh karyanya seperti: ''Africa and Camalia''. Ia juga kadang menulis puisi memakai ''Shadu Bhasha'' (salah satu dialek [[Bahasa Sanskerta]] di Bengala); kemudian belakangan ia mulai menggunakan ''Cholti Bhasha'' (dialek yang lebih populer). Karya lain yang patut dicatat adalah ''Manasi'', ''Sonar Tori'' (''Golden Boat''), Balaka (''Wild Geese'' —judulnya merupakan metafora untuk perpindahan jiwa)<ref name="Dutta_1995_192">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=192}}.</ref>, dan ''Purobi''. Sonar Tori merupakan karya puisi yang paling terkenal. "শূন্য নদীর তীরে রহিনু পড়ি / যাহা ছিল লয়ে গেল সোনার তরী" ("''Shunno nodir tire rohinu poŗi / Jaha chhilo loe gêlo shonar tori''" — semua yang telah kucapai, telah dibawa keatas perahu emas — tinggal aku yang berada di belakang). Bagaimanapun juga, ''Gitanjali'' ({{Lang-bn|গীতাঞ্জলি}}) merupakan karya yang paling dikenal, membawa Tagore meraih [[Penghargaan Nobel dalam Sastra]].<ref name="Stewart_2003_95-96">{{Harvnb|Stewart|Twichell|2003|pp=95-96}}.</ref> Song VII (গীতাঞ্জলি 127) of ''Gitanjali'':
Baris 101:
|-
|
:<big><big>আমার এ গান ছেড়েছে তার সকল অলংকার,<br />
:<big><big>তোমার কাছে রাখে নি আর সাজের অহংকার।<br />
:<big><big>অলংকার যে মাঝে পড়ে মিলনেতে আড়াল করে,<br />
:<big><big>তোমার কথা ঢাকে যে তার মুখর ঝংকার।<br />
:<big><big>তোমার কাছে খাটে না মোর কবির গর্ব করা,
<br />
:<big><big>মহাকবি তোমার কাছে খাটে না মোরপায়ে কবিরদিতে গর্বযে করা,<brচাই />ধরা।
:<big><big>জীবন লয়ে যতন করি যদি সরল বাঁশি গড়ি,<br />
:<big><big>মহাকবি তোমার পায়ে দিতে যে চাই ধরা।<br />
:<big><big>আপন সুরে দিবে ভরি সকল ছিদ্র তার।</big><br />
:<big><big>জীবন লয়ে যতন করি যদি সরল বাঁশি গড়ি,<br />
:<big><big>আপন সুরে দিবে ভরি সকল ছিদ্র তার।</big><br />
||
:''Amar e gan chheŗechhe tar shôkol ôlongkar''<br />
:''Tomar kachhe rakhe ni ar shajer ôhongkar''<br />
:''Ôlongkar je majhe pôŗe milônete aŗal kôre,''<br />
:''Tomar kôtha đhake je tar mukhôro jhôngkar.''<br />
:''Tomar kachhe khaţe na mor kobir gôrbo kôra,''<br />
<br />
:''Môhakobi, tomar paee dite chai je dhôra.''<br />
:''Tomar kachhe khaţe na mor kobir gôrbo kôra,''<br />
:''Jibon loe jôton kori jodi shôrol bãshi goŗi,''<br />
:''Môhakobi, tomar paee dite chai je dhôra.''<br />
:''Apon shure dibe bhori sôkol chhidro tar.''<br />
:''Jibon loe jôton kori jodi shôrol bãshi goŗi,''<br />
:''Apon shure dibe bhori sôkol chhidro tar.''<br />
|}
 
Baris 134 ⟶ 132:
== Pandangan politik ==
[[Berkas:Gandhi Shantiniketan 1940.jpg|thumb|200px|Tagore (kanan) menerima [[Mahatma Gandhi]] dan istri [[Kasturba Gandhi|Kasturba]] di [[Shantiniketan]] pada 1940.]]
Pandangan politik Tagore sangat kompleks, di mana ia mengkritik penjajahan bangsa-bangsa [[eropa]], serta mendukung kaum nasionalis India.<ref name="Dutta_1997_127">{{harvnb|Dutta|Robinson|1997|p=127}}.</ref><ref name="Dutta_1997_210">{{harvnb|Dutta|Robinson|1997|p=210}}.</ref><ref name="Dutta_1995_304">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=304}}.</ref> Namun, ia juga mengkritik [[Swadeshi|gerakan Swadeshi]]<ref name="Dutta_1995_261">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=261}}.</ref> yang dilakukan oleh para pemimpin gerakan nasionalis. Dilain pihak ia memberikan tekanan atas peningkatan taraf pendidikan masyarakat dan bantuan atas diri sendiri bagi bangsa India. Ia juga menghimbau bagi rakyat India untuk menerima bahwa "tidak ada yang perlu dipertanyakan atas revolusi, tetapi pendidikan yang kokoh dan penuh tujuan"<ref name="Dutta_1997_239-240">{{harvnb|Dutta|Robinson|1997|pp=239-240}}.</ref><ref name="Chakravarty_1961_181">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=181}}.</ref>. Namun banyak orang yang tidak menyukai pemikirannya ini. Pada 1916, beberapa orang India mencoba melakukan pembunuhan atas dirinya saat ia berada di sebuah hotel di [[San Francisco]], Amerika Serikat. Namun mereka urung melakukan pembunuhan, setelah mereka mendengarkan dan adu argumentasi dengan Tagore.<ref name=”Dutta_1995_204”"Dutta_1995_204">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=204}}.</ref> Tagore juga membuat banyak lagu-lagu perjuangan dan pujian atas gerakan kemerdekaan India. Tagore juga mengembalikan gelar kehormatan yang diberikan oleh Kerajaan Inggris, sebagai bentuk protes atas [[Pembantaian Amritsar|pembantaian massal di Amritsar]] pada 1919 yang dikenal dengan ''Jallianwala Bagh Massacre''.<ref name="Dutta_1995_215-216">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=215-216}}.</ref> Dua buah komposisi musik Tagore yang berbau politik adalah ''[[Chitto Jetha Bhayshunyo]]'' ("Where the Mind is Without Fear") dan ''[[Ekla Chalo Re]]'' (If They Answer Not to Thy Call, Walk Alone), mendapatkan perhatian dari masyarakat luas, yang mana belakangan disukai dan dipuji oleh Gandhi. Walaupun hubungannya dengan Gandhi mengalami pasang surut, Tagore merupakan kunci keberhasilan dalam memperbaiki hubungan Gandhi-[[Ambedkar]] yang berselisih, bersangkutan dengan pemilahan bagi kaum kasta rendahan dalam pemilihan umum.<ref name="Dutta_1995_306-307">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=306-307}}.</ref><ref name="Dutta_1995_339">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=339}}.</ref>
 
Tagore juga mengkritik pendidikan ortodok, menyerang dalam karya [[cerpen]] "The Parrot's Training", di mana seekor burung — yang akhirnya mati — dikurung dalam sangkar oleh pengajarnya dan dijejali dengan pelajaran dari buku.<ref name="Dutta_1997_267">{{harvnb|Dutta|Robinson|1997|p=267}}.</ref><ref name="Tagore_1918">{{harvnb|Tagore|Pal|1918}}.</ref> Pandangan ini membawa Tagore — saat ia mengunjungi [[Santa Barbara]], [[California]] pada [[11 Oktober]] [[1917]] —: untuk memikirkan sebuah pola universitas baru, berhasrat untuk "menjadikan [ashram miliknya di] Shantiniketan sebagai benang penghubung antara India dengan dunia ... [dan] pusat pendidikan umat manusia ... yang melintasi batas bangsa dan geografis.<ref name="”Dutta_1995_204”>{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=204}}.<"/ref> Sekolah — yang kemudian ia namakan Visva-Bharati{{Ref_label|Visva-Bharati|ζ|none}} —; dilakukan peletakan batu pertama pada [[22 Desember]] [[1918]]; dan pembukaannya pada [[22 Desember]] [[1921]].<ref name=”Dutta_1995_220”"Dutta_1995_220">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=220}}.</ref> DisiniDi sini ia menerapkan stuktur [[pedagogi]] ''brahmacharya'' dengan menyediakan para guru guna memberikan bimbingan individu bagi para siswa. Tagore bekerja keras untuk mendapatkan dana dan staf pengajar bagi sekolah ini, termasuk mengontribusikan semua hadiah yang didapatkan dari Penghargaan Nobel yang ia menangkan.<ref name="Roy_1977_175">{{harvnb|Roy|1977|p=175}}.</ref> Tugasnya sebagai mentor dan pembantu di Shantiniketan membuat ia sibuk; di pagi hari, ia mengajar di kelas dan menyusun buku pelajaran bagi para siswa di siang dan malam harinya.<ref name="Chakravarty_1961_27">{{harvnb|Chakravarty|1961|p=27}}.</ref> Tagore juga menggalang dana dari Eropa dan Amerika Serikat, antara tahun 1919 hingga 1921<ref name=”Dutta_1995_221”"Dutta_1995_221">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=221}}.</ref>
 
== Warisan Sang Maestro ==
Dampak yang dapat dirasakan pasca kematian Tagore adalah dilaksanakan berbagai festival diseluruh dunia sebagai bentuk penghormatan terhadapnya — sebagai contoh adalah festival tahunan ''Kabipranam'' (Ulang Tahun Tagore) di Benggala, Festival Tagore yang digelar setiap tahun di [[Urbana]], [[Illinois]], Amerika Serikat, ''Rabindra Path Parikrama'' yaitu sebuah acara napak tilas perjalanan suci dari Kolkatta menuju Shantiniketan, dan acara pembacaan kembali karya-karya sastra Tagore dalam perayaan-perayaan tahunan.<ref name="Chakrabarti_2001TFC_2006">{{harvnb|Chakrabarti|2001}}.</ref><ref name="Hatcher_2001Chakrabarti_2001">{{harvnb|HatcherChakrabarti|2001}}.</ref><ref name="TFC_2006Hatcher_2001">{{harvnb|Tagore Festival CommitteeHatcher|20062001}}.</ref> Warisan budaya ini terlihat begitu gamblang dalam kehidupan bangsa Bengali, yang menyentuh dalam segenap aspek kehidupan, dari bahasa dan seni hingga sejarah dan kehidupan politik; tentunya juga [[Amartya Sen]], penerima Nobel Sastra, memberikan catatan, bahkan bagi masyarakat Bengali modern, Tagore adalah tokoh besar, seorang pemikir kontemporer yang amat sangat relevan.<ref name="Hatcher_2001">{{harvnb|Hatcher|2001}}.</ref> Tagore mengumpulkan tulisan berbahasa Bengali — Rabīndra Racanāvalī, 1939 — merupakan salah satu harta kekayaan budaya Bengali yang amat berharga, di mana Tagore sendiri diproklamirkan sebagai "pujangga terhebat yang dilahirkan India".<ref name="Kämpchen_2003">{{harvnb|Kämpchen|2003}}.</ref> Ia juga sangat dikenal di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur. Ia adalah kunci dalam pendirian ''Dartington Hall School'', sebuah institusi pendidikan progresif; di Jepang, ia memberi pengaruh pada [[Yasunari Kawabata]], seorang penerima penghargaan Nobel juga.<ref name="Dutta_1995_202">{{harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=202}}.</ref> Karya-karya Tagore diterjemahkan kedalam banyak bahasa-bahasa di Eropa — sebuah proses yang diawali oleh pakar indologi berkebangsaan [[Ceko]], [[Vincent Slesny]]<ref name="Cameron_2006">{{harvnb|Cameron|2006}}.</ref> dan penerima penghargaan Nobel Sastra dari Perancis, [[André Gide]] — termasuk juga dalam bahasa Rusia, Inggris, [[Belanda]], [[Jerman]], [[Spanyol]] dan yang lainnya. Di Amerika Serikat, Tagore populer saat memberikan kuliah (khususnya pada masa 1916-1917) yang banyak dihadiri pengunjung.
 
Karya Tagore yang diterjemahkan kedalam [[bahasa Spanyol]] membawa pengaruh bagi figur-figur [[sastra Spanyol]], termasuk di antaranya [[Chileans Pablo Neruda]] dan [[Gabriela Mistral]], sastrawan [[Meksiko]], Octavio Paz dan sastrawan berkebangsaan Spanyol [[José Ortega y Gasset]], Zenobia Camprubí dan [[Juan Ramón Jiménez]]. Antara tahun 1914 dan 1922, pasangan suami istri Jiménez-Camprubí menterjemahkan tidak kurang dari duapuluh dua buah karya Tagore dari bahasa Inggris ke bahasa Spanyol.
 
[[Berkas:Jalan_Rabindranath_Tagore_in_SurakartaJalan Rabindranath Tagore in Surakarta-detail.JPG|thumb|left|Nama jalan di [[Surakarta]] diambil dari nama sang maestro]]Pengaruh Tagore, tidak hanya berkisar di Eropa dan Amerika, di Indonesia pun Tagore dikenal dan di kota [[Surakarta]], salah satu ruas jalan diberi nama sang maestro. Pengaruh-pengaruh Tagore dalam dunia pendidikan, banyak diadopsi oleh para pejuang kemanusiaan, termasuk salah satunya adalah [[Ki Hajar Dewantara]], Bapak Pendidikan Indonesia. Shantiniketan menjadi sumber inspirasi beliau dalam mendirikan [[Taman Siswa]] di [[Yogyakarta]]<ref name=tamansiswa>[http://www.indoindians.com/tagore.htm Rabindranath Tagore by : Mehru Jaffer ]</ref>. Selain itu, beranjak dari karya besarnya pula, taman pendidikan Shantiniketan dijadikan sebagai salah satu acuan dalam sistem pelaksanaan pendidikan di [[Pondok Gontor]] selain [[Universitas Al-Azhar]] di [[Kairo]], [[Mesir]], Pondok Syanggit di Afrika Utara, [[Universitas Aligarh]] di India.<ref name=gontor>[http://www.angelfire.com/oh/gontor/gontor.html Laporan wartawan Kompas, Anwar Hudijono]</ref>
 
Tagore meninggalkan warisan yang teramat besar pada dunia, tidak hanya dengan karya-karya sastra, seni dan budaya, namun pemikiran, filsafat dan kehidupannya terus berkembang dan menjadi sumber inspirasi bagi dunia dan umat manusia.
Baris 263 ⟶ 261:
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;'''ζ.'''&nbsp;&nbsp;&nbsp;{{Note_label|Visva-Bharati|ζ|none}} [[Etymology]] of "Visva-Bharati": from the [[Sanskrit]] term for "world" or "universe" and the name of a ''[[Rigveda]]'' goddess ("Bharati") associated with [[Saraswati]], the Hindu patron goddess of learning.<ref name="Dutta_1995_220">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=220}}.</ref> "Visva-Bharati" also translates as "India in the World".
 
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;'''η.'''&nbsp;&nbsp;&nbsp;{{Note_label|Controversy|η|none}} Tagore was mired in several notable controversies, including his dealings with Indian nationalists [[Subhas Chandra Bose]]<ref name="Sen_1997">{{Harvnb|Sen|1997}}.</ref> and [[Rash Behari Bose]],<ref name="Dutta_1995_214">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=214}}.</ref> his expressions of admiration for [[Soviet Union|Soviet]]-style [[Communism]],<ref name="Dutta_1995_297">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=297}}.</ref><ref name="Dutta_1995_214-215">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|pp=214-215}}.</ref> and papers confiscated from Indian nationalists in New York allegedly implicating Tagore in a plot to use German funds to overthrow the British Raj.<ref name="Dutta_1995_212">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=212}}.</ref> The latter allegation caused Tagore's book sales and popularity among the U.S. public to plummet.<ref name="Dutta_1995_214">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=214}}.</ref> Lastly, his relations with and ambivalent opinion of Italian dictator [[Benito Mussolini]] revolted many, causing [[Romain Rolland]] (a close friend of Tagore's) to state that "[h]e is abdicating his role as moral guide of the independent spirits of Europe and India".<ref name="Dutta_1995_273">{{Harvnb|Dutta|Robinson|1995|p=273}}.</ref>
</div>