Danau Tempe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agus hasanie (bicara | kontrib)
Pai Walisongo (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh Agus hasanie (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh EmausBot. (TW)
Baris 17:
[[Kategori:Kabupaten Wajo]]
[[Kategori:Danau di Sulawesi Selatan|Tempe]]
I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Danau Tempe pernah dijuluki sebagai “Mangkuk raksasanya Ikan tawar di Indonesia” itu julukan untuk Danau Tempe oleh Presiden RI pertama, Soekarno pada saat meresmikan Masjid Raya Sengkang sekitar tahun 1950-an. Tidak salah jika kita menjuluki danau yang terletak di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan ini dengan julukan “Mangkuk raksasanya Ikan tawar di Indonesia” karena Danau Tempe termasuk penghasil ikan air tawar terbesar di Dunia dan Pengekspor ikan terbesar di Asia. Saat itu terdapat sekitar 11.000 KK Nelayan dengan total produksi 50.000 ton/tahun.
Danau Tempe memilki berbagai spesies ikan, yaitu ikan lele, ikan mas, ikan gabus, ikan bungo, ikan bete-bete, ikan masapi dan jenis ikan lainnya. Bahkan Danau Tempe memiliki spesies endemik dan konon di dasar Danau Tempe terdapat sumber makanan ikan yang tidak terdapat di tempat lain, yang mungkin dikarenakan Danau Tempe berada diantara dua lempeng benua yaitu lempeng benua Asia dan Australia.
Makin menurunnya kondisi lingkungan akibat sedimentasi dan pencemaran ,sejak tahun 1980 kedalaman D.Tempe sangat bervariasi antara musim kemarau dan musim hujan akibat rusaknya hutan bagian hulu S.Walanae dan S.Bila, hal tersebut menyebabkan produksi perikanan dari 10.000 ton/th menjadi 5000 - 6000 ton/tahun pada tahun 1990-2000, jika permasalahan ini tidak segera ditangani maka D.Tempe akan mengalami dan ini degradasi lingkungan terus menerus pada setiap tahunnya .
Pada Tahun 2002-2003 Pemerintah Indonesia melalui Departemen P.U waktu itu mengadakan kegiatan studi : Masterplan Study on Integrated Development and Mangement of Walanae – Cenrenae River Basin oleh Nippon Koei Co., Ltd .Salah satu hasil rekomendasi dari studi ini adalah adanya program untuk mengembalikan kualitas lingkungan melalui kegiatan Pengelolaan Danau Tempe secara Terpadu termasuk Kegiatan Pembangunan Bendung Gerak Tempe .
I.2 LOKASI
Bendung Gerak Tempe terletak di Kelurahan Wiring Palanai & Kelurahan Madukelleng Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan , kira – kira 600 m kearah hulu dari Jembatan Tampangeng . Koordinat lokasi terletak pada 120,032o BT , 4,153o LS dan berjarak sekitar 260 km sebelah utara Kota Makassar yang bisa ditempuh sekitar 4 jam dengan kendaraan roda empat.
Menurut Perpres No.12 Tahun 2012 Tentang Wilayah Sungai , lokasi Bendung Gerak ini termasuk di dalam DAS Bila Walanae pada WS Walanae Cenranae .
Bendung Gerak Tempe terletak pada Sungai Cenranae merupakan sungai outlet dari Danau Tempe yang bermuara di Teluk Bone .
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Pembangunan Bendung Gerak Tempe dimaksudkan untuk mengembalikan perairan dengan cara mengendalikan air Danau Tempe melalui Sungai Outlet (S. Cenranae ) pada musim kemarau sehingga mendapatkan Tampungan air Danau sebesar 124,2x106 m3 dan genangan seluas 132,9 km2 pada musim kemarau yang bisa dimanfaatkan untuk perikanan , irigasi dan air baku PDAM .
Tujuan : Mengembalikan Kondisi Produktif D.Tempe seperti pada dekade terdahulu sehingga produksi ikan air tawar dapat kembali pada tingkat produksi 30 – 50 ton/tahun dan bisa menyerap tenaga kerja perikanan 3120 KK.
 
III. MANFAAT
 
Dengan adanya Bendung Gerak Tempe akan didapat manfaat sebagai berikut:
1. Mempertahankan tampungan air Danau dengan elevasi + 5 m pada musim kemarau sebesar 124,2 Juta m3 , dengan luas genangan 132,9 km2 yang bisa dimanfaatkan oleh sekitar 3120 KK Nelayan disekitar Danau Tempe .
2. Bantaran danau Tempe yang terletak diatas elevasi + 5.0 m bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian ( palawija Jagung dan padi ) oleh sekitar 15 520 KK Petani yang tinggal disekitar Danau Tempe .
3. Dengan elevasi +5.0 m maka ketersediaan air untuk Air Baku PDAM Kota Sengkang dan sekitarnya akan tercukupi .
4. Kegiatan Pariwisata dan Transportasi Air dari Sungai Cenranae ke Danau Tempe akan tetap berlangsung meskipun dibangun Bendung Gerak Tempe karena tersedia fasilitas Pintu Navigasi .
Peta manfaat Bendung Gerak Tempe
 
IV. PEMBANGUNAN
 
Bendung Gerak Tempe dibangun selama 3 Tahun yaitu mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 atau tepatnya 810 hari kalender.
 
Pelaksana Pekerjaan ini adalah PT.Brantas Abipraya ( Persero) yang bekerjasama (J.O) dengan PT.Waskita Karya ( Persero ), sedangkan Konsultan Pengawas adalah PT.Indra Karya ( Persero ).
 
Biaya Pelaksanaan sebesar Rp. 139.159.512.000,- (termasuk PPN) berasal dari Dana APBN Murni ( Multi Years )
 
Hydraulic Model Test
 
 
 
V. DATA TEKNIS BENDUNG GERAK TEMPE
 
(a) Bangunan Utama:
Tipe konstruksi : Beton bertulang
Tipe pintu : Roller Gate
Bukaan : 70 m ( 4 x 17,5 m )
Bentang Bendung : 90,50 m
Elevasi Mercu /apron : EL. 1,00 m
Elevasi Puncak Pintu : EL. 5,00 m
Tinggi Jagaan : 5 m
Pondasi Utama : PC pile ( Tiang pancang beton pratekan)
Jumlah Pilar : 5 buah (2,50 x 8,00 x 16,00 m )
Stop log pintu utama : 6 buah @1,5 x 17,5 m
 
(b) Fasilitas
Bangunan Pintu Pelayaran
Tipe konstruksi : Beton bertulang
Tipe pintu : Roller Gate 2x(4,50 x 5,00 m)
Chamber : 1 buah (l=5,00m ,p= 20 m ,t=2m )
Kapasitas Chamber : max.10 buah perahu
Pipa Penyeimbang M.A : 2 buah ( dia 50 cm)
Elevasi Air Hulu Chamber : + 5.0 m
Elevasi Air Hilir Chamber : + 3.0 m
Stop log pintu navigasi : 6 buah @ 1,5 x 5 m
Tangga Ikan
Tipe konstruksi : Beton bertulang
Lebar saluran tangga ikan : 3,00 m
Panjang saluran tangga ikan : 27,00 m
Kolam Anak Tangga : 9 buah ( p=3 m , l = 3m , t = 0,60 m )
 
Gedung Kontrol : 1buah
( panel, dan
generator )
Running Test Pintu
 
VI. PENGOPERASIAN
PENGOPERASIAN PINTU UTAMA
1. Pada Musim Hujan (Bulan Januari s/d Agustus) jika pembacaan peilschal menunjukkan elevasi Muka Air di Hulu Bendung Gerak Tempe mencapai elevasi + 5.30 m maka semua Pintu Bendung Gerak Tempe dibuka penuh dengan cara operasional Pintu sesuai Manual OP .
 
2. Pada Musim Kemarau (Bulan September s/d Desember ) jika pembacaan peilschal menunjukkan elevasi Muka Air di Hulu Bendung Gerak Tempe mencapai elevasi + 4.70 m maka semua Pintu Bendung Gerak Tempe ditutup dengan cara operasional Pintu sesuai Manual OP .
Bendung Gerak dan prasarana fasilitas pendukungnya
 
 
PENGOPERASIAN PINTU NAVIGASI
Pintu Navigasi yang terdiri dari 2 unit yaitu terletak di hulu dan hilir Ruangan ( chamber ) . Ruangan Chamber ini berfungsi untuk penyesuaian Muka air baik dengan Muka Air Hulu maupun Muka Air Hilir tergantung arah perahu yang akan lewat . Penyesuaian Muka Air di Ruang Chamber di lakukan dengan Pintu dan pipa bypass yang berfungsi untuk pengisian dan pengosongan air di dalam Chamber . Pengoperasian Pintu Navigasi dilaksanakan pada musim Kemarau pada saat Pintu Utama dioperasikan ( ditutup).
Pada keadaan ini Muka Air di Hilir lebih rendah dari pada di Hulu . Untuk menyeberangkan perahu dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu :
Perahu dari Hilir ke Hulu
1. Sebelum Perahu masuk ke Chamber , apabila Muka Air di Chamber lebih tinggi dari pada di Hilir , maka Muka Air di turunkan dulu supaya sama dengan Muka Air di Hilir .
2. Apabila Muka Air di Chamber sudah sama dengan Muka Air di Hilir , maka Pintu Navigasi Hilir dibuka .
3. Perahu Masuk ke dalam Chamber .
4. Muka Air di Chamber di isi agar sama tinggi dengan Muka Air di Hulu .
5. Pintu Navigasi Hulu di buka
6. Perahu keluar dari Chamber menuju ke Hulu .
7. Bila ada perahu lain dari Hulu yang akan menuju Hilir dan siap untuk menyeberang maka diprioritaskan dilayani duluan untuk segera masuk ke Chamber , karena Pintu Navigasi Hulu sudah terbuka .( selanjutnya mengikuti proses Perahu dari Hulu ke Hilir no.2)
 
Perahu dari Hulu ke Hilir
1. Sebelum Perahu masuk ke Chamber , apabila Muka Air di Chamber lebih rendah dari pada di Hulu , maka Muka Air Chamber di naikan ( Chanber diisi air) supaya sama dengan Muka Air di Hulu .
2. Apabila Muka Air di Chamber sudah sama dengan Muka Air di Hulu , maka Pintu Navigasi Hulu dibuka .
3. Perahu Masuk ke dalam Chamber .
4. Muka Air di Chamber di kosongkan agar sama tinggi dengan Muka Air di Hilir .
5. Pintu Navigasi Hilir di buka
6. Perahu keluar dari Chamber menuju ke Hilir .
7. Bila ada perahu lain dari Hilir yang akan menuju Hulu dan siap untuk menyeberang maka diprioritaskan dilayani duluan untuk segera masuk ke Chamber , karena Pintu Navigasi Hilir terbuka .( selanjutnya mengikuti proses Perahu dari Hilir ke Hulu no.2)
 
Apabila ada Perahu bersamaan dari Hilir dan Hulu yang mau menyeberang
Keputusan yang mana perahu yang akan dilayani duluan adalah dengan melihat kondisi Muka Air di Chamber saat itu yaitu:
1. Apabila Muka Air di Chamber rendah dan sama tinggi dengan Muka Air di Hilir , maka perahu dari Hilir ke Hulu akan dilayani duluan , karena disini tidak perlu lagi adanya pengosongan air di Chamber .
2. Apabila Muka Air di Chamber tinggi dan sudah sama dengan Muka Air di Hulu maka perahu dari Hulu ke Hilir akan dilayani duluan , karena disini tidak perlu adanya pengisian air di Chamber .
Jadwal Pengoperasian Pintu Navigasi Harian
Untuk keperluan efisiensi Pengoperasian Pintu Navigasi perlu adanya jadwal Pengoperasian Harian yaitu :
1. Jumlah Perahu yang lewat ( boat daily trafic) berkisar 20 perahu / hari , kapasitas Chamber 5 perahu per sekali operasi ,
2. Operasi Pagi Hari Jam 8:00 Wita ,
3. Operasi Sore Hari Jam 16:00 Wita ,
4. Akan di lengkapi prasarana dermaga kecil hi Hulu dan Hilir Bendung Gerak untuk Perahu yang antri menyeberang .
 
Sosialisasi kepada Para Pemilik Perahu yang biasa melewati Bendung Gerak