Yahudi Mizrahi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 83:
"Mizrahi" secara harfiah diterjemahkan sebagai "Timur" ("<big>מזרח</big>", mizraḥ, adalah kata bahasa Ibrani untuk (arah) "timur") Di masa lalu kata "Mizrahim" merupakan padan kata "''Mashriqiyyun''" dari bahasa Arab untuk menyebut "orang-orang dari Timur", yang merujuk kepada penduduk asli [[Suriah]], [[Irak]] dan negara-negara [[Asia]] lainnya, yang berbeda dari orang-orang dari [[Afrika Utara]] ("''Maghribiyyun''"; "orang-orang dari Barat"). Pada [[Abad Pertengahan]] dan awal zaman modern, padan kata Ibrani "''ma'arav''" digunakan untuk menyebut "[[Afrika Utara]]". Namun, pada zaman Talmud dan Geonik, kata "ma'arav" ini digunakan untuk menyebut tanah Israel, untuk membedakan dengan [[Babilonia]]. Karenanya banyak yang berkeberatan dengan penggunaan kata "Mizrahi" untuk memasukkan orang-orang Yahudi dari [[Maroko]] atau dari wilayah [[Afrika Utara]] lainnya.
 
Istilah "''Mizrahim''" atau "''Edot Hamizraḥ''", artinya "masyarakat Oriental; masyarakat Timur", tumbuh di Israel dalam kaitan dengan berkumpulnya gelombang imigran Yahudi dari [[Eropa]], [[Afrika Utara]], [[Timur Tengah]] dan [[Asia Tengah]], kelompok [[Ashkenazi]], [[Sefardim]] dan [[Yahudi Yaman|Yaman]]. Dalam penggunaan bahasa Israel modern, istilah "Mizrahim" mengacu pada semua orang Yahudi dari negara-negara Asia Tengah dan Barat, banyak di antaranya merupakan negara-negara mayoritas [[Muslim]] berbahasa [[Arab]]. Istilah ini telah digunakan secara luas oleh para aktivis Mizrahi di awal tahun 1990-an dan sejak itu di Israel telah menjadi sebutan setengah resmi yang diterima oleh media massa.<ref>[http://web.mit.edu/cis/www/mitejmes/issues/200105/download/Shohat.doc]</ref>
 
Menariknya, sebagian besar aktivis "Mizrahi" sebenarnya berasal dari masyarakat Yahudi [[Afrika Utara]], yang biasanya disebut "orang-orang Barat" ("''Maghrebi''"), bukan "orang-orang Timur" ("''Mashreqi''"). Banyak orang Yahudi berasal dari negara-negara [[Arab]] dan Muslim saat ini menolak penyebutan "Mizrahi" (atau istilah serupa apapun) dan lebih memilih untuk mengidentifikasi diri mereka dengan negara asal mereka, atau leluhur mereka, misalnya "Yahudi Maroko", atau lebih suka menggunakan istilah lama "[[Sefardim]]" dalam makna yang lebih luas.
Baris 97:
 
Pada tahun 2007 terbit sebuah buku yang ditulis oleh Mordechai Zaken, menggambarkan hubungan unik antara orang-orang Yahudi di perkotaan dan pedesaan Kurdistan serta orang Yahudi yang selama ratusan tahun tinggal di bawah pengaturan masyarakat suku setempat. Kepala suku, atau "''Aghas''", memberikan jaminan kepada orang Yahudi yang membutuhkan perlindungan di wilayah liar suku Kurdistan, sebaliknya orang-orang Yahudi memberi kepala-kepala suku itu sejumlah iuran, hadiah dan jasa. Tulisan itu menyajikan berbagai cerita dan contoh-contoh tentang keterampilan, manuver dan inovasi yang digunakan oleh orang-orang Yahudi Kurdistan dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk menghadapi pelecehan dan pemerasan mereka oleh kepala suku dan suku-suku yang serakah. Buku itu juga menceritakan kisah kepala-kepala suku Kurdi yang menyelamatkan dan melindungi Yahudi tanpa syarat.<ref>Mordechai Zaken, ''Jewish Subjects and Their Tribal Chieftains in Kurdistan: A Study in Survival'', Brill: Boston and Leiden, 2007.<br />Berdasarkan sumber-sumber lisan baru, dianalisis dengan cermat, buku ini menyelidiki hubungan antara orang-orang Yahudi dengan kepala-kepala suku di Kurdistan, berpusat pada jaminan perlindungan hukum yang diberikan oleh para kepala suku serta tunjangan finansial yang diberikan oleh orang Yahudi untuk mengatasi persoalan dan pelecehan dari para kepala suku itu. Laporan-laporan dan cerita-cerita nyata yang baru membuka kenyataan status orang Yahudi di daerah suku-suku itu; perbudakan orang-orang Yahudi di pedesaan; pemindahan agama ke Islam dan mekanisme pertahanan yang digunakan oleh pemimpin-pemimpin Yahudi untuk membatalkan perpindahan agama bagi wanita-wanita yang diculik. Topik lain adalah perdagangan dan pendudukan orang-orang Yahudi serta eksploitasi finansial orang-orang Yahudi oleh para kepala suku. Bagian terakhir membahas pengalaman komunitas-komunitas Yahudi di Kurdistan Irak antara Perang Dunia I sampai migrasi besar-besaran ke Israel (1951-52).<br />Pengarangnya, Mordechai Zaken, Ph.D. (2004) dalam bidang Near Eastern Studies, The Hebrew University of Jerusalem, adalah spesialis sejarah orang-orang Kurdi, ''oriental Jewry'', dan kelompok-kelompok minoritas di daerah itu. Ia menjadi Penasihat untuk Urusan Arab bagi Perdana Menteri Israel (1997-99).</ref>
 
== Yahudi di Iran ==
[[Berkas:Ahmadinejadjewfriendlysmile.jpg|thumb|right|250px|Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berjabatan hangat dengan seorang Yahudi]]
Bangsa Yahudi Iran telah hidup di Iran (dahulu Persia) sejak 2700 tahun yang lalu. Terdapat banyak tempat-tempat suci dan bersejarah milik Yahudi di negara ini, seperti yang diklaim sebagai makam Nabi Daniel di kota Shoush, Ester dan Mordechai di Hamedan dan Nabi Habakkuk di Touiserkan, juga makam beberapa pemuka Yahudi yang terkemuka di Iran seperti "harav Uresharga" di Yazd dan "Hakham Mullah Moshe Halevi” di Kashan. Para penganut Syi'ah pun menghormati mereka juga. Pada saat ini, populasi Yahudi di Iran diperkirakan sekitar 25.000 sampai 30.000 yang memiliki sekitar 15.000 orang berada di Ibu kota [[Tehran]] dan sisanya menurut populasinya masing-masing berada di Shiraz, [[Isfahan]], Kermanshah, Yazd, Kerman, Rafsanjan, Borujerd, Sanandaj and Oromieh<ref>http://www.iranjewish.com/Essay_E/Essay_e1.htm</ref><ref>http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/09/24/mav15q-ahmadinejad-tak-keberatan-anaknya-kencani-yahudi paragraf ke-5</ref>.
 
Setelah terjadinya Revolusi Iran (1979), agama minoritas di Iran memperoleh perwakilan di parlemen, dan semenjak itu orang-orang Yahudi selalu memiliki perwakilan di parlemen dan memiliki kehadiran yang aktif di Dewan Konstitusi Elite. Perwakilan Yahudi di parlemen tersebut mengurusi masalah politik, sosial, dan akftifitas keagamaan. Saat ini, komunitas ini telah memiliki banyak rumah-rumah ibadat (Sinagog), sekolah khusus, kompleks budaya, pemuda, pelajar dan pusat perempuan, perpustakaan pusat, aula perkumpulan dan rumah kurban menurut ajaran agama Yahudi di berbagai daerah dan kota-kota lain di negara tersebut.
 
Pendidikan agama Yahudi diajarkan secara resmi hingga akhir sekolah tinggi di sekolah umum. Disamping itu, ekstra kurikuler ajaran agama dan penjelasan Taurat dan Talmud diberikan secara berkala di sinagog-sinagog. Sebagai tambahan, sekelompok pemuda biasanya mengatur pertemuan agama dan jemaat juga ceramah keagamaan pada kebanyakan sinagog di Tehran dan kota-kota lain di dalam negeri. Yahudi di Tehran telah membangun dan membentuk banyak sekolah yang dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini terdapat lima sekolah khusus umat Yahudi yang aktif di Tehran.
 
Hubungan antara umat Yahudi Iran dengan pemerintah Iran terbilang cukup baik dan saling menghormati dan mendukung<ref>"Rabbi Weiss: 'We know he is not an enemy to the Jews, he has a Jewish community in his country that he honors, defends and supports'" http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3602030,00.html</ref>, meski nampaknya keadaan antara Iran dan Israel sebagai negara Yahudi cenderung panas. Hal ini nampak dengan diberikannya ucapan selamat hari raya dan tahun baru dari perwakilan pemerintah Iran<ref>http://internasional.kompas.com/read/2013/09/08/0250463/Ucapan.Selamat.Tahun.Baru.dari.Presiden.Iran.Ditanggapi.Dingin.Netanyahu</ref><ref>http://www.portalkbr.com/berita/luarnegeri/2922227_4213.html</ref>. Juga dengan munculnya berita bahwa mantan presiden Iran [[Mahmoud Ahmadinejad]] memiliki keturunan Yahudi<ref>http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/iran/6256173/Mahmoud-Ahmadinejad-revealed-to-have-Jewish-past.html</ref><ref>http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/09/25/mav1u7-membongkar-nazab-ahmadinejad-dari-garis-yahudi</ref>. Hubungan umat Yahudi di Iran dengan umat Syiah disebut lebih baik dibandingkan hubungan Syiah dengan Sunni sendiri, dilihat dengan banyaknya jumlah Sinagog yang tersebar, dan dilarangnya masjid Sunni di Tehran<ref>"In recent decades, Iranian authorities have refused Sunnis permission to build their own mosques in Tehran. There is currently no Sunni mosque in the capital, despite there being several churches and synagogues for much smaller Christian and Jewish populations." http://www.theguardian.com/world/2011/aug/31/iran-forbids-sunni-eid-prayers</ref><ref>http://dahlaniskan.wordpress.com/2011/05/07/di-antara-sepuluh-wanita-sebelas-yang-cantik/</ref>.
 
== Lihat pula ==
Baris 129 ⟶ 139:
* [https://docs.google.com/open?id=0B7fZyxMh9kYUMGZlYzlmZjUtNTVlMi00M2YxLWE1ZWUtMTFiZmY4MDg1NGY0 Ella Shohat, "The Invention of the Mizrahim," ''Journal of Palestine Studies,'' Vol. 29, No. 1 (Autumn, 1999), pp. 5-20]
* [https://docs.google.com/open?id=0B7fZyxMh9kYUYTZiNTNiYTgtYjUzYi00YzI1LTljMTctNjAzNWQ5NDc2ZDQw Ella Shohat, "The Narrative of the Nation and the Discourse of Modernization: The Case of the Mizrahim," ''Critique,'' (Spring, 1997), pp. 3-18]
* [https://docs.google.com/open?id=0B7fZyxMh9kYUNzRjODBmNTUtZjBiNC00OTQwLTg3NmQtNTQ1MzA3N2VkZjk4 Ella Shohat, "Rethinking Jews and Muslims: Quincentennial Reflections," ''Middle East Report,'' No. 178 (Sep.-Oct., 1992), pp. 25-29]
* [https://docs.google.com/open?id=0B7fZyxMh9kYUZjhmNmNmZTktOGFkMy00NDE1LWIyOWYtZGVjMDAyZGFhYTNk Ella Shohat, "Staging the Quincentenary: The Middle East and the Americas," ''Third Text'' (London) (Special issue on "The Wake of Utopia"), 21 (Winter 1992 93), pp. 95 105]
* [https://docs.google.com/open?id=0B7fZyxMh9kYUMzllMjNiNmUtODM0YS00Y2ZhLThjMzgtODliMmQ2MTVkNTc5 Ella Shohat, "Dislocated Identites: Reflection of an Arab Jew," ''Movement Research: Performance Journal'' #5 (Fall-Winter, 1992), p.8]