Tragedi Semanggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q3536489
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
[[Berkas:Semanggi 01.jpg|frame|Korban tragedi semanggi I]]
'''Tragedi Semanggi''' menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda [[Sidang Istimewa]] yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan '''''Tragedi Semanggi I''''' terjadi pada [[11 November|11]]-[[13 November]] [[1998]], masa pemerintah transisi [[Indonesia]], yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan '''''Tragedi Semanggi II''''' terjadi pada [[24 September]] [[1999]] yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh jakarta[[Jakarta]] serta menyebabkan 217 korban luka - luka.
 
== Awal ==
Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan [[Sidang Istimewa]] untuk menentukan [[Pemilu]] berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan [[B. J. Habibie]] dan tidak percaya dengan para anggota [[DPR]]/[[MPR]] Orde Baru. Mereka juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang [[Orde Baru]].
 
Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menentang [[dwifungsi ABRI]]/TNI. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari seluruh [[Indonesia]] dan dunia internasional. Hampir seluruh sekolah dan [[universitas]] di Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mencegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa.
 
== Garis waktu ==
* Pada tanggal [[11 November]] [[1998]], mahasiswa dan masyarakat yang bergerak dari Jalan Salemba, bentrok dengan [[Pamswakarsa]] di kompleks [[Tugu Proklamasi]].
 
* Pada tanggal [[12 November]] [[1998]] ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke [[gedung DPR/MPR]] dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok di daerah Slipi dan Jl. Sudirman, puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Ribuan mahasiswa dievekuasi ke Atma Jaya. Satu orang pelajar, yaitu [[Lukman Firdaus]], terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.
 
* Esok harinya Jumat tanggal [[13 November]] [[1998]] mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di kampus [[Universitas Atma Jaya]] Jakarta. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja<ref>[http://www.semanggipeduli.com Semanggi Peduli]</ref>.
Baris 21:
Mahasiswa terpaksa lari ke kampus [[Universitas Atma Jaya]] untuk berlindung dan merawat kawan-kawan sekaligus masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan, yang nama lengkapnya adalah [[Bernardus Realino Norma Irmawan]], mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta<ref>[http://202.169.46.231/News/2007/05/12/Utama/ut03.htm Menanti Keadilan atas Kasus Trisakti dan Semanggi], Suara Pembaruan, 12 Mei 2007</ref>. Mulai dari jam 3 sore itu sampai pagi hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi dan penembakan ke dalam kampus Atma Jaya. Semakin banyak korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak maupun terluka. Gelombang mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan dan disambut dengan peluru dan [[gas airmata]]. Sangat dahsyatnya peristiwa itu sehingga jumlah korban yang meninggal mencapai 17 orang. Korban lain yang meninggal dunia adalah: [[Sigit Prasetyo]] ([[YAI]]), [[Heru Sudibyo]] ([[Universitas Terbuka]]), [[Engkus Kusnadi]] ([[Universitas Jakarta]]), [[Muzammil Joko]] ([[Universitas Indonesia]]), Uga Usmana, Abdullah/Donit, Agus Setiana, Budiono, Doni Effendi, Rinanto, Sidik, Kristian Nikijulong, Sidik, Hadi.
 
Jumlah korban yang didata oleh [[Tim Relawan untuk Kemanusiaan]] berjumlah 17 orang korban, yang terdiri dari 6 orang mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta, 2 orang pelajar SMA, 2 orang anggota aparat keamanan dari [[POLRI]], seorang anggota Satpam [[Hero Supermarket Group|Hero Swalayan]], 4 orang anggota Pam Swakarsa dan 3 orang warga masyarakat. Sementara 456 korban mengalami luka-luka, sebagian besar akibat tembakan senjata api dan pukulan benda keras, tajam/tumpul. Mereka ini terdiri dari mahasiswa, pelajar, wartawan, aparat keamanan dan anggota masyarakat lainnya dari berbagai latar belakang dan usia, termasuk Ayu Ratna Sari, seorang anak kecil berusia 6 tahun, terkena peluru nyasar di kepala<ref>Pernyataan Pers Tim Relawan untuk Kemanusiaan tentang Tragedi Sidang Istimewa MPR Tanggal 10-13 November 1998</ref><ref>[http://www.kickandy.com/?ar_id=MTA5OA== Pengobatan Ayu Ratnasari, Korban Semanggi], Kickandy.com</ref>.
 
== Tragedi Semanggi II ==