Isaias Douw: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Hamba rasulullah (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Mimihitam
hapus yang hanya sekadar salin tempel
Baris 1:
{{tidak dikembangkan|d=27|m=08|y=2013|i=14|ket=}}
'''Isaias Douw''' ({{lahirmati|Puduu, [[Tigi Barat, Deiyai]], [[Papua]]|15|12|1965}}) adalah Bupati [[Nabire]] sejak [[2010]].
<!--
== Profil Singkat ==
Isaias Douw adalah Bupati Nabire, Papua, ke-8 yang dipilh secara langsung oleh masyarakat Nabire melalui Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tahun 2010. Ia bersama Mesak Magai, S.Sos dilantik oleh Gubernur Papua atas nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada 4 Mei 2010 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Nabire dalam sebuah paripurna.
 
Dia memenangkan Pemilukada Nabire cukup menegangkan dengan mengusung moto "Demi Kasih pada Sesama" dalam tim koalisi Bhineka Tinggal yang dibentuknya. Isaias membawa visi perubahan rakyat kecil. "Saya adalah pemimpin kalian, bagi orang-orang kecil. Saya ada untuk kalian maka kalian sudah berada dipihak saya," kata saat melangsungkan kampanye di hadapan ribuan orang mama-mama dan anak-anak putus sekolah yang mendukungnya. Tim memenangnya, hamper dapat dipastikan tidak ada dukungan dari orang-orang ternama.
 
Dia maju bersama seorang guru bernama Petrus Agapa dan seorang mantra Ishak. Dia dibantuk oleh anak-anak dan ibu-ibu dengan doa. Hampir semua orang mendoakannya saat pemilihan. Akhirnya, dari 10 kandidat, ia masuk ke putaran kedua dan memenangkan pertempuran politik itu.
 
"Moto saya adalah kasih. Saya ingin merangkul semua suku dan bangsa yang ada di Nabire. Masa politik telah lewat dan saatnya semua unsur bersatu kembali membangun Nabire. Semuanya saya akan pakai mereka. Saya mau kita sama-sama membangun rakyat kita, " katanya usai terpilih. Isaias Douw Lahir di Puduu tanggal 15 Desember 1965. Pudu adalah sebuah kampung di Kabupaten Deiyai. Dia beragama Kristen Katolik. Sejak usia 13 tahun hingga kuliah dibesarkan oleh Bapak Angkat yang berasal dari Suku Jawa dan Ibu yang berasal dari Sulawesi Selatan. Isaias telah menikah dan memiliki putera sebanyak 6 orang.
 
Saat ini tinggal di rumah Negara Tapioka Nabire. Dia menamatkan SD dari SD YPPK Ugapugaa 1977. Setelah itu dia melanjutkan pendidikannya di Nabire yakni SMP YAPIS Nabire dan tamat pada 1981 . Di tengah perjalan pendidikannya, dia kesulitan membiayai sekolahnya karena factor ekonomi orang tua. Sembari magang sebagai kuli bangunan dia memberanikan diri melanjutkan pendidikan SMA hingga akhirnya dapat lulus dari SMA Negeri 527 Nabire pada tahun 1985. Pada tahun 1985 dia diangkat sebagai pegawai Negeri Sipil Pemda Kabupaten Nabire (dahulu Pemda Paniai) dan melanjutkan pendidikan (bekerja sambil belajar) di AAP SWM Nabire dan tamat 1989.
 
Dia melanjutkan kuliah di FISIP UNCEN Jayapura dan tamat pada tahun 1995. "Badan saya gendut. Tidak tinggi tapi juga tidak terlalu pendek, berkulit hitam , rambut keriting. Jadi, badan bentuk fisik saya kurang berkesan bagi sebagian perempuan pada umumnya, " katanya bercanda. Dibalik penampilannya yang tenang dan bersahaja, dia ramah terhadap siapapun lawan bicaranya. "Dia memiliki sifat dan pembawaan khas seorang pemimpin yang sederhana. Dia lebih melayani bukan dilayani. Dia berani berkorban dan dia turun langsung ke masyarakat. Dia jujur dan tidak muluk-muluk nyak.
 
Dia berani. Dia taat beribada. Dia juga lembut dan penuh wibawa," kata ibu angkatnya. Seorang perempuan kampung, teman ibu angkatnya mengisahkan dialog (lima paragraf berikut ini) yang pernah terjadi antara dirinya dengan Isaias Douw. Dialog itu menyiratkan banyak hal dan penting. Pertanyaan-pertanyaan penting dari seorang ibu sahabat ibu angkatnya yang mengenal Isaias sejak lama. Pak Douw, anda telah berusaha untuk maju menjadi Bupati, bagaimana kalau seandainya nanti anda gagal mendapatkan dukungan dan tidak terpilih di PILKADA Nabire? Beliau menjawab: ‘Bagi saya gagal atau berhasil itu adalah keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang penting saya sudah berusaha'.
 
Saya bertanya lagi: ‘Bagaimana kalau anda terpilih menjadi Bupati Nabire pada periode ini, mampukah Anda menjalankan tugas ini?' Itulah pertanyaan saya berikutnya, karena terkadang seorang kandidat selalu mengatasnamakan masyarakat, demi masyarakat, dan juga untuk masyarakat, padahal seteleh terpilih kemampuan untuk melihat dan terjun ke masyarakat kadang sirna dan tersimpan rapi di bawah meja dan kursi empuk sang pemimpin." Dia melanjutkan jawabannya : ‘Saya sering membantu masyarakat, bukan hari ini saja, tapi sejak saya memiliki kemampuan untuk membantu sesame. Saya, Isaias Douw mau maju jadi Bupati Nabire, tolong dukung saya, bukan atas nama masyarakat. Saya hanya manusia biasa seperti anda, tapi perlu anda tahu bahwa saya sedikit memiliki kemampuan khas sebagai pimpinan yang baik.
 
Saya akan bekerja dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan saya berharap semua komponen masyarakat dapat melibatkan diri untuk membantu saya, menjalankan roda pemerintahan sebaik-baiknya , tentunya semua ini bisa terlaksanan bila keamanan dan ketertiban selalu dalam keadaan yang kondusif. Saya juga berusaha meramu kemajemukan yang ada dimasyarakat Nabire. Perbedaan yang ada merupakan modal yang akan kita gunakan untuk bersama membangun Nabire yang Maju dan Damai, yang sejahtera dan senantiasa berada dalam Bingkai NKRI. Perbedaan yang ada, jangan kita jadikan sebagai pemicu perpecahan di antara kita.
 
Bupati Isaias Douw pertama kali bekerja sebagai staf keuangan pada Setkab Paniai di Nabire tahun 1985-1986. Pada tahun 1986 - 1992, dirinya diangkat menjadi staf keuangan pada kantor Dinas P dan K Kabupatern Paniai di Nabire sebagai Bendahara Rutin. Melanjutkan tugas belajar pada FISIP UNCEN Jayapura tahun 1993 - 1996. Setelahnya, diangkat menjadi Kasubag Perbendaharaan Kabupaten Paniai tahun 1997 - 1998. Pada tahun 1999-2003 diangkat menjadi Kepala Bagian Keuangan Kab. Paniai. Selanjutnya, pada tahun 2003-2005 diangkat lagi menjadi Kepala Bagian Umum Kabupaten Paniai tahun 2003-2005. Lalu, atas prestasinya, dirinya diangkat menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Paniai tahun 2005-2007. Isaias memiliki beberapa pengalaman di organisasi pemuda dan politik. Pada tahun 1998-2002 dia menjadi sekretaris AMPI Kabupaten Paniai di Enarotali.
 
Tahun 2002-2005 dipilih sebagai bendahara Partai GOLKAR Kabupaten Paniai. Tahun 2005 menjadi Ketua 1 KNPI Kabupaten Paniai. Pada tahun 2001 dia menjadi ketua kontingen dan membawa tim tinju ke Jayapura. Kepedulian, kesederhaan, keberanian dan perhatian pada sesama membawa namanya menjadi popular di seluruh wilayah suku Mee dan Moni mulai dari Sigapa (Kabupaten Intan Jaya), Enarotali (Kabupaten Paniai), Wagethe (Kabupaten Deiyai), Moanemani dan Mapia (Kabupaten Dogiyai), Nabire dan sekitarnya (Kabupaten Nabire).
 
Tidak hanya di mata suku Mee dan Moni tetapi juga di mata orang Jawa, Bugis, dan Moor, Wate, dan hamper semua suku bangsa yang ada di Nabire. Isaias dengan sendirinya menjadi semacam sosok cerminan orang kecil. Akhirnya, rakyat dari berbagai suku, agama, dan ras yang ada di Nabire merekomendasikan dirinya maju dalam bursa calon Bupati Nabire periode 2010-1015 dengan membentuk Tim Pemenangan Bhineka Tunggal Ika. Akhirnya, pada 4 Mei 2010 dilantik menjadi Bupati Kabupaten Nabire periode 2010-2015. Bupati yang ramah itu menyadari, membangun Kabupaten Nabire sebagaimana yang tertuang pada visi dan misi dengan visi utama "Demi Kasih pada Sesama" adalah bukan pekerjaan ringan tanpa dukungan semua pihak.
 
"Kami percaya bahwa keberhasilan pembangunan segala bidang adalah manusia. Karena pembangunan itu berawal dari manusia dan jelas akan kembali pada manusia. Maka, marilah kita bekerja jujur, benar, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, nilai kasih, disiplin, dan betanggung jawab. Kita bekerja dengan mengerti hak dan kewajiban kita. Maka, visi itu akan terwujud," katanya. Dia berharap semua orang bekerja dengan perannya masing-masing. Mama-mama di kebun dan jualan di pasar, para pedagang berdagang dengan jujur, para pendidik di sekolah dan para dosen di kampus, para pagawai di kantor. Pokoknya, baik sopir, tukang ojek, polisi, tentara, hakim, pekerja bangunan, politisi, pengusaha, pastor, pendeta, haji, aktivis LSM, pekerja hak asasi manusia, perawat, dokter, pejabat, petani, nelayan, wartawan dan wartawati, budayawan, para atlit, dan semuanya bekerja dengan menjunjung tinggi kasih.
 
Bekerja itu pelayanan. Katanya, menciptakan kondisi yang kondusif bagi penyelenggaraan pemerintahan, pengembangan kegiatan perekonomian dan efektivitas sosial serta mendukung peningkatan kualitas kesejahteraan rakyat dalam wacana kehidupan yang aman dan tentram sangat penting. Pemberantasan KKN adalah juga, menurutnya, hal yang mesti diberi perhatian dalam pembangunan<ref>http://isaiasinfo.com/download-12039-download_file_1.html</ref>.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}-->
{{Indo-bio-stub}}