Mariologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 56:
Selama masa [[Reformasi Protestan]], Gereja Katolik mempertahankan Mariologi terhadap serangan kaum [[Protestan]] sementara juga bertempur dalam Perang Ottoman di [[Eropa]] melawan [[Turki]] yang dilakukan dan dimenangkan di bawah perlindungan Sang Perawan Maria. Kemenangan di Perang Lepanto (1571) diakui sebagai karya Maria “dan menandai dimulainya kebangkitan kembali yang kuat atas devosi-devosi kepada Maria”.<ref>Otto Stegmüller, Barock, dalam ''Marienkunde'', 1967 566</ref>
Karya-karya tulis masa Barok mengenai Maria menyaksikan perkembangan yang tidak disangka sebelumnya dengan lebih dari 500 halaman tulisan Mariologi selama abad ke-17 saja.<ref>A Roskovany, ''conceptu immacolata ex monumentis omnium seculrorum demonstrate III'', Budapest 1873</ref> Francis Suarez, seorang [[Yesuit]], adalah teolog pertama yang menggunakan metode Thomist untuk Mariologi. Penulis-penulis lainnya yang memberikan sumbangan pada Mariologi masa Barok adalah Lawrence dari Brindisi, [[Robert Bellarmine]], dan
Mariologi masa [[Barok]] didukung oleh beberapa paus: [[Paus Paulus V]] dan [[Paus Gregorius XV]] memutuskan pada tahun 1671 dan 1622 bahwa pernyataan yang menyebutkan Sang Perawan Maria diciptakan dengan dosa asal tidak bisa diterima. [[Paus Aleksander VII]] menyatakan pada tahun 1661 bahwa jiwa Maria terbebas dari dosa asal. [[Paus Klemens XI]] memerintahkan perayaan Immaculata bagi seluruh gereja pada tahun 1708. Perayaan Rosario diperkenalkan pada tahun 1716, perayaan Tujuh Duka Maria diperkenalkan tahun 1727. Doa Angelus didukung dengan kuat oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1724 dan oleh [[Paus Benediktus XIV]] pada tahun 1742.<ref>F Zöpfl, Barocke Frömmigkeit, dalam ''Marienkunde'', 577</ref>
Baris 64:
Banyak kaum Benediktin seperti Celestino Sforndrati (wafat 1696) dan Yesuit,<ref>seperti Anton Weissenbach SJ, Franz Neubauer SJ, </ref> didukung oleh para umat yang taat dan perkumpulan pro-Maria mereka, berdiri melawan gerakan anti-Maria ini. Namun dengan adanya sekularisasi, yang berarti penutupan paksa banyak biara, ziarah-ziarah untuk Maria tidak berlanjut atau jumlahnya sangat jauh berkurang. Doa Rosario dikritik dari dalam lingkungan Katolik sendiri sebagai sesuatu yang tidak memusatkan pada Yesus dan terlalu mekanis.<ref>D Narr 417</ref> Di beberapa tempat bahkan pernah dilarang untuk berdoa rosario selama Misa Kudus.<ref> Pada tahun 1790, sekolah-sekolah biara melarang melakukan Doa Rosario selama misa karena dianggap mengganggu. (D Narr 417)</ref>
Selama masa ini pendukung Mariologi merujuk pada “Kemuliaan Maria” dan beberapa tulisan Mariologi lainnya karya [[Alfonsus dari Liguori]], seorang Italia, yang kebudayaannya tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh gerakan Pencerahan. “Secara keseluruhan, Mariologi Katolik selama Masa Pencerahan kehilangan perkembangan utama dan nilai tingginya, namun dasar-dasarnya berhasil dipertahankan dimana menjadi dasar bagi Abad ke-19 untuk kembali membangunnya”.<ref>Otto Stegmüller, 1967</ref>
=== Abad ke-19 ===
|