Meru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adilancek (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Adilancek) dan mengembalikan revisi 6626917 oleh EmausBot
Baris 1:
 
{{Coor title dms|8|06|43|S|112|55|20|E|}}
{{Infobox Mountain
| Name = Gunung Semeru
| Photo = Semeru.jpg
| Caption = Semeru, 1985
| Elevation = 3.676 meter (12.060 kaki)
| Location = [[Jawa]] , [[Indonesia]]
| Coordinates = {{coor dms|8|6|28.8|S|112|55|12|E|type:mountain}}
| Topographic map =
| Type= [[Stratovolcano]] (aktif)
| Age=
| Last eruption= [[2008]] (berlanjut)
| Easiest route = Gubugklakah, Burno
| Listing = [[Ribu]]
}}
'''Gunung Semeru''' atau '''Sumeru''' adalah [[gunung berapi]] tertinggi di [[Pulau Jawa]], dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
 
Semeru mempunyai kawasan [[hutan Dipterokarp Bukit]], [[hutan Dipterokarp Atas]], [[hutan Montane]], dan [[hutan Ericaceous|Hutan Ericaceous atau hutan gunung]].
 
Posisi gunung ini terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.
 
Pada tahun [[1913]] dan [[1946]] Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November [[1973]]. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
 
== Perjalanan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een brug op de Zuid-Smeruweg Oost-Java TMnr 10007584.jpg|thumb|300px|Jembatan di jalan lewat selatan Semeru (1937)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ranoe Rewoelo in de buurt van Tosari. TMnr 60002570.jpg|thumb|300px|Ranu Regulo pada tahun 1930-an]]
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat [[kota Malang]] atau [[Lumajang]]. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.
 
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
 
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni [[Ranu Pani]] (1 ha) dan [[Ranu Regulo]] (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
 
Setelah sampai di [[gapura]] "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
 
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.
 
Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga [[edelweis]], lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan [[cemara]] dan [[pinus]]. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju [[Ranu Kumbolo]] masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
 
[[Berkas:Ranu_kumbolo.jpg|thumb|Ranu Kumbolo]]
Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung [[belibis]] liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
 
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang [[stepa|padang rumput]] yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap [[wedus gembel]].
 
Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai [[burung]] dan [[kijang]]. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
 
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
 
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat [[tikus gunung]].
 
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah [[wilayah vegetasi]] terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
 
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
 
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
 
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
<!--
===Rute===
Rute dari Malang ke Gunung Semeru:
# Malang - Tumpang 18 km 45 mnt
# Tumpang - Gubugklakah (Pos Pendaftaran) 12 km 45 mnt
# gubugklakah - Ranu Pani (Base Camp) 17 km 90 mnt 4 jam
# Ranu Pani - Watu Rejeng 7 km 1,5 jam
# Watu Rejeng - Ranu kumbolo 6 km 1,5 jam
# Ranu Kumbolo - Oro oro Ombo 1 jam
# Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang 1 Jam
# Cemoro Kandang - Kalimati 1 Jam
# Kalimati - Arcopodo 1 km 1 jam
# Arcopolo - Puncak Semeru 1,32 km 3 jam
 
Rute dari Lumajang ke Gunung Semeru Rute Jarak kendaraan Jalan
# Lumajang - Senduro 25 km 1 jam
# Senduro - Burno 14 km 50 menit
# Burno - Ranu pani (2.200 meter) 29 km 3 jam
# Ranu Pani - Watu Rejeng 7 kilometer 1,5 jam
# Watu Rejeng - Ranu Kumbolo (2.400 meter) 6 km 1,5 jam
# Ranu Kumbolo - Kalimati (2.700 meter) 11,5 km 3 jam
# Kalimati - Arcopodo (2.900 meter) 1 km 1 jam
# Arcopodo - Puncak Semeru (3.676 meter) 1,32 km 3 jam
-->
 
== Gas beracun ==
[[Berkas:Mahameru-volcano.jpeg|thumb|Puncak Mahameru]]
[[Berkas:3 Java Vulkan Semeru näher Rauchwolke.JPG|thumb]]
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju [[kawah Jonggring Saloko]], juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya [[gas beracu]]n dan aliran [[lahar]]. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan '''''Wedhus Gembel''''' ([[Bahasa Jawa]] yang berarti "[[kambing]] gimbal", yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat [[Celsius]], pada puncak musim [[kemarau]] minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
 
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November [[1997]] Gunung Semeru [[gunung meletus|meletus]] sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
 
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa [[abu]], [[pasir]], [[kerikil]], bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun [[1994]] lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke [[laut]] ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
 
[[Soe Hok Gie]], salah seorang tokoh [[aktivis]] [[Indonesia]] dan [[mahasiswa]] Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]], meninggal di Gunung Semeru pada tahun [[1969]] akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, [[Idhan Dhanvantari Lubis]].
 
== Iklim ==
Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B ([[Schmidt dan Ferguson]]) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
 
Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
 
== Taman nasional ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het quarantaineveld van het rietquarantainestation gezien vanuit het diensthotel (de pasangrahan) te Ranoe Daroengan bij de Semeroe op Oost-Java TMnr 10010746.jpg|thumb|300px|Ranu Darungan pada tahun 1920-an]]
Gunung ini masuk dalam kawasan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (''ranu''): [[Ranu Pani]], [[Ranu Regulo]], [[Ranu Kumbolo]] dan [[Ranu Darungan]].
 
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, [[akasia]], pinus, dan jenis [[Jamuju]]. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh [[Kirinyuh]], [[alang-alang]], [[tembelekan]], [[harendong]] dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis [[anggrek endemik]] yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
 
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : [[macan kumbang]], [[budeng]], [[luwak]], [[kijang]], [[kancil]], dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.
 
== Pendaki pertama ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dorpsgezicht met de vulkaan Smeroe op de achtergrond TMnr 3728-1017.jpg|thumb|300px|[[Litografi]] berdasarkan lukisan [[Abraham Salm]] dengan pemandangan desa dan latar belakang Gunung Semeru (1865-1872)]]
Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan [[Belanda]] dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
 
 
 
==Meteologi Hindu==
'''Gunung Meru''' ({{lang-sa|मेरु}}) (juga disebut [[Sumeru]] yang berarti "Meru Agung") adalah gunung suci dalam [[kosmologi Hindu]] dan [[kosmologi Buddha]] serta [[kosmologi Jain]], dan dianggap sebagai pusat alam semesta, baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Gunung ini merupakan tempat bersemayam para dewa, terutama dewa [[Brahma]] dan [[Dewata]] lainnya.
[[Berkas:Mount Meru.jpg|thumb|200px|Lukisan gunung Meru berdasarkan [[kosmologi Jainisme]] dari naskah Jain ''Samghayanarayana'']]
[[Berkas:Bhutanese thanka of Mt. Meru and the Buddhist Universe.jpg|thumb|[[Thanka]] [[Bhutan]] Gunung Meru dan Semesta dalam agama Budda, abad ke-19, Trongsa, Bhutan.]]
Disebutkan bahwa gunung ini stinggi '''84.000 [[Yojana]]''' (sekitar 1,082 juta kilometer). Banyak [[kuil]] dan [[candi]] [[Hindu]] dan [[Jain]] dibangun dalam bentuk simbolis menyerupai gunung suci ini. Dalam kosmologi Buddha, gunung suci pusat jagat raya alam semesta disebut [[Sumeru]].
=== Legenda gunung Semeru ===
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna [[Tantu Pagelaran]] yang berasal dari [[abad ke-15]], pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan senantiasa berguncang. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung [[Meru]] di India ke atas Pulau Jawa.
 
'''Gunung Meru''' ({{lang-sa|मेरु}}) (juga disebut [[Sumeru]] yang berarti "Meru Agung") adalah gunung suci dalam [[kosmologi Hindu]] dan [[kosmologi Buddha]] serta [[kosmologi Jain]], dan dianggap sebagai pusat alam semesta, baik secara fisik maupun metafisik spiritual. Gunung ini merupakan tempat bersemayam para dewa, terutama dewa [[Brahma]] dan [[Dewata]] lainnya.
Dewa [[Wisnu]] menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa [[Brahma]] menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.
 
Disebutkan bahwa gunung ini stinggi '''84.000 [[Yojana]]''' (sekitar 1,082 juta kilometer). Banyak [[kuil]] dan [[candi]] [[Hindu]] dan [[Jain]] dibangun dalam bentuk simbolis menyerupai gunung suci ini. Dalam kosmologi Buddha, gunung suci pusat jagat raya alam semesta disebut [[Sumeru]].
Dewa-Dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang [[Siwa]] datang ke pulau jawa dilihatnya banyak pohon [[Jewawut|Jawawut]], sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.
 
Lingkungan geografis pulau Jawa dan [[Bali]] memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung [[Meru]], Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman [[Dewata]], [[Hyang]], dan mahluk halus.
<!--
Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai oleh manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib.
-->
 
Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.
<!--
Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.
 
== Lokasi ==
Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati. Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat hantu Ranu Kumbolo. Tengah malam ada cahaya berwarna orange di tengah danaunya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok hantu wanita. Biasanya hanya orang yang punya kekuatan mistis dia akan melihat hantu dan dapat bicara dengan hantu. Terserah orang percaya pada hantu atau tidak tetapi banyak orang Jawa yang percaya bahwa daerah Bromo, Tengger, Semeru banyak didiami oleh hantu-hantu.
-->
=== Lokasi ===
Dalam tradisi [[Hindu]] Gunung Meru jelas digambarkan dalam aspek [[mitos]], disebutkan setinggi 84.000 ''Yojana'', dan Matahari serta beberapa planet dalam sistem tata surya mengelilinginya.
 
Baris 143 ⟶ 14:
Kitab [[Suryasiddhanta]] menyebutkan bahwa Gunung Meru terletak 'di tengah dunia' ("bhugola-madhya") di tanah Jambunada (Jambudwipa). Narpatijayacharyā, sebuah naskah yang berasal dari abad ke-9 yang merupakan bagian yang tidak diterbitkan dari naskah Yāmala Tantra,menyebutkan "{{IAST|Sumeruḥ}} Prithvī-madhye shrūyate drishyate na tu" ('Su-meru disebutkan berada di tengah-tengah dunia, tetapi tak terlihat berada disana')<ref>cf. ayat kedua dari Koorma-chakra dari kitab Narpatijayacharyā</ref>. Vārāha Mihira, dalam Panch-siddhāntikā, mengakui bahwa Gunung Meru ada di Kutub Utara (meskipun tidak ada gunung di kutub utara). Suryasiddhānta, menyebutkan Gunung Meru ada di tengah Bumi, di antara gunung Sumeru dan Kumeru yang masing-masing terletak di kutub.
 
=== Ketinggian ===
Satu [[Yojana]] dapat ditafsirkan berukuran sekitar 11,5 km meskipun besarannya selalu berubah seiring waktu. Misalnya lingkar keliling bumi disebutkan sebesar 3.200 Yojana menurut Vārāhamihira, sedikit lebih kecil dari Āryabhatiya,tapi disebutkan sebesar 5.026,5 Yojana dalam Suryasiddhānta. Kitab [[Matsya Purana]] dan [[Bhāgvata Purāna]] bersama beberapa naskah Hindu lainnya secara konsisten menyebutkan ukuran ketinggian yang luar biasa besar bagi Gunung Meru, yaitu 84.000 Yojana yang berarti sekitar 1,082 juta kilometer.
 
=== Legenda Purana ===
Gunung Meru sangat sering disebutkan dalam dongeng dan legenda Hindu. Beberapa legenda antara lain mengisahkan bahwa Gunung Meru dan dewa angin [[Bayu]] semula adalah sahabat. Akan tetapi seorang bijak [[Narada]] mendekati Bayu dan membujuknya untuk menaklukkan gunung itu. Bayu meniupkan angin dengan kekuatan penuh sepanjang tahun untuk meruntuhkan gunung itu, akan tetapi Meru dilindungi oleh sayap [[Garuda]] tetap bertahan. Setelah satu tahun Garuda mulai lelah dan beristirahat sejenak, akibatnya puncak gunung Meru tertiup dan terpenggal. Pecahan puncak gunung itu jatuh ke laut dan membentuk pulau [[Sri Lanka]].
 
Berbagai naskah [[Purana]] dan epik Hindu seringkali menyebutkan dewa [[Surya]], dewa matahari, bersama planet-planet dan bintang setiap hari mengelilingi gunung Meru.
 
== Catatan ==
{{reflist|2}}
 
== Referensi ==
{{See|Jyotiṣa bibliography}}
 
* Narpatijayacharyā, commentary by Ganeshdatta Pathak, Cublished by Chowkhambha Sanskrit Sansthana, Varanasi, India, PIN-221001
 
== Lihat juga ==
 
== Aktivitas ==
[[12 Juni]] [[2006]], [[Badan Meteorologi dan Geofisika]] (BMG) Maritim Tanjung Perak [[Surabaya]], mencatat [[gempa vulkanik]] dengan kekuatan 1,8 Skala Richter (SR) akibat aktivitas Gunung Semeru (3.676 mdpl)<ref>http://www.kapanlagi.com/h/0000120099.html</ref>.
== Lihat pula ==
* [[Hinduisme]]
* [[Buddhisme]]
* [[Semeru]]
* [[Tantu Pagelaran]]
 
* [[Daftar gunung di Indonesia]]
== Pranala luar ==
* Description of Mount Meru in the Devi-bhagavata-purana [http://www.sacred-texts.com/hin/m06/m06006.htm 1][http://www.sacred-texts.com/hin/db/bk08ch15.htm 2]
* [http://phoenixandturtle.net/images/meru.jpg Painting of Mount Meru found in Buddhist cave sanctuary in Chinese Turkestan]
* Mount Meru in Encyclopedia of Buddhist Iconography [http://huntingtonarchive.osu.edu/Encyclopedia%20Buddhist%20Icon/01%20Mount%20Meru/MountMeru01.html 1][http://huntingtonarchive.osu.edu/Encyclopedia%20Buddhist%20Icon/01a%20Mount%20Meru_Yogin%20Series/MM_YoginSeries01.html 2]
 
== Pranala luar ==
{{portal|Indonesia}}
* [http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_bromo.htm Gunung semeru di] dephut.go.id
* [http://maps.google.com/maps?ll=-8.110657,112.924690&spn=0.166014,0.234180&t=k&hl=en Gambar Satelit melalui Google Maps]
* [http://www.raineralbiez-vulkane.de/semeru.htm Semeru]
* [http://travenesia.com/hiking-to-mount-semeru-the-highest-volcano-in-java/ Tips Mendaki Gunung Semeru] Travenesia
== Catatan ==
{{reflist|2}}
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
== Referensi ==
{{See|Jyotiṣa bibliography}}
 
* Narpatijayacharyā, commentary by Ganeshdatta Pathak, Cublished by Chowkhambha Sanskrit Sansthana, Varanasi, India, PIN-221001
 
 
{{Gunung di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Semeru, Gunung}}
{{gunung-di-indonesia-stub}}
 
[[Kategori:Gunung di Jawa Timur]]
[[Kategori:Gunung berapi di Indonesia]]
[[Kategori:Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]
 
[[Kategori:Lokasi dalam mitologi Hindu]]