Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
Ibensis (bicara | kontrib)
Baris 31:
 
Mulailah Syaikh Muhammad bin Ibrahim membuka majelis­majelis belajarnya di masjid tersebut. Semakin hari majelis­majelisnya semakin kuat dan mengarah. Sehingga mencapai puncak kematangannya pada tahun 1350-1370 H, majelisnya sangat menonjol dengan kekuatan ilmiahnya dan beliau pertahankan berdirinya majelis-majelis itu hingga akhir hayatnya. Syaikh Muhammad bin Abdurrahman bin Qasim, salah seorang murid beliau, menyifati majelis beliau dengan mengatakan, "Beliau (Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh) memiliki tiga majelis yang tersusun dengan sistematis, Pertama: Setelah shalat Fajar hingga terbit matahari. Kedua: Setelah matahari meninggi hingga 2-4 jam berikutnya. Ketiga: Setelah shalat Ashar. Dan ada majelis keempat tetapi tidak rutin, yaitu setelah Zhuhur. Sesudah shalat Maghrib beliau meluangkan waktu untuk mura­ja’ah kitab-kitab yang hendak diajarkan besoknya sesudah Fajar. Adapun kitab-kitab yang beliau ajarkan dalam majelis-majelisnya antara lain:
# Sesudah Fajar: Alfiyah Ibnu Malik dengan [[Syarah]] Ibnu Aqil, Zadul Mustaqni' dengan syarhnya Raudhul Murbi', Bulughul Maram, al-Ajrumiyah, Mulhatul I’rab, Quthrun Nada, Ushulul Ahkam, Hamawiyah, Tadmuriyah, dan Nukhbatul Fikar.
# Sesudah terbit matahari, beliau mengajarkan dalam bidang aqidah: Kitabut Tauhid, Kasytu Syubuhat, Tsalatsatul Ushul, Aqidah Wasithiyah, Masa’ilul Jahiliyah, Lum’atul I’tiqad, dan Ushulul Iman. Dalam bidang hadits: Arba'in Nawawiyah dan Umdatul Ahkam. Dalam bidang fiqih: Adabul Masyi ila Shalat.
# Setelah selesai dari kitab­kitab yang ringkas di atas, beliau melanjutkan dengan kitab-kitab yang luas pembahasannya, seperti: Fathul Majid, Syarah Thahawiyah, Syarah Arba'in an-Nawawiyah, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Empat, tulisan-tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Ibnu Katsir, serta kitab-kitab ulama lainnya.