Try Sutrisno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
 
==Awal kehidupan==
Try Sutrisno lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur. Ayahnya Subandi adalah sopir ambulans, dan ibunya Mardiyah adalah ibu rumah tangga. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Belanda kembali untuk mengklaim kembali Indonesia sebagai koloni mereka. Cobalah dan keluarganya pindah dari Surabaya ke Mojokerto. Ayahnya bekerja sebagai petugas medis untuk Angkatan Darat Poncowati [[Batalyon]], memaksa CobalahTry Sutrisno untuk berhenti sekolah dan mencari nafkah sebagai rokok dan penjual koran.
 
HanyaPada berusiausia 13, CobaTry Sutrisno ingin bergabung dengan Batalyon Poncowati dan melawan tapi tidak ada yang menganggapnya serius dan ia akhirnya dipekerjakan sebagai kurir gantinya. Tugas CobalahTry Sutrisno adalah untuk mencari informasi ke daerah-daerah yang diduduki oleh tentara Belanda serta mengambil obat untuk Angkatan Darat Indonesia. Akhirnya pada tahun 1949, Belanda mundur dan mengakui Kemerdekaan Indonesia. CobalahTry Sutrisno dan keluarganya kemudian kembali ke Surabaya di mana ia menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1956.
 
Setelah lulus dari SMA, CobaTry Sutrisno ingin terdaftar di ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Dia berpartisipasi dan lulus dalam ujian masuk, sebelum gagal pemeriksaan fisik. Meskipun demikian, Mayor Jenderal GPH Djatikusumo mengambil bunga Try dan memanggilnya kembali. CobalahTry Sutrisno berpartisipasi dalam [[pemeriksaan psikologis]] di Bandung, Jawa Barat, dan sekarang ia diterima menjadi ATEKAD.
 
==Karir Militer==
Baris 35:
===Awal Karir Militer===
 
Pengalaman Militer Try Sutrisno pertama adalah pada tahun 1957, ketika ia berperang melawan Pemberontakan PRRI. Pemberontakan PRRI adalah kelompok separatis di Sumatera yang ingin membentuk Pemerintah alternatif yang Presiden Sukarno. Try Sutrisno menyelesaikan pendidikan militernya pada tahun 1959, ketika ia lulus dari ATEKAD.
 
Pengalaman Try Sutrisno awal ABRI termasuk menjalankan tugas di Sumatera, Jakarta, dan Jawa Timur. Pada tahun 1972, Try dikirim ke Angkatan Darat [[Staff College]] (Seskoad). Pada tahun 1974, Try terpilih menjadi ajudan Presiden Suharto. Suharto mengambil menyukai untuk Try dan sejak saat itu, Karir Militer Try akan meroket.
 
===KODAM XVI/Udayana & KODAM IV/Sriwijaya===
 
Pada tahun 1978, Try diangkat ke posisi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI / Udayana. Setahun kemudian, ia akan menjadi Panglima Daerah KODAM IV / Sriwijaya, di mana ia memulai karirnya. Sebagai Pangdam, CobaTry Sutrisno pindah untuk menekan tingkat kejahatan serta menghentikan penyelundupan timah. Dia bahkan berpartisipasi dalam kampanye lingkungan untuk mengembalikan gajah Sumatera ke habitat alami mereka.
 
===KODAM V/Jaya & Tanjung Priok Insiden===
Baris 55:
Selama beberapa hari berikutnya ada protes meminta pembebasan 4 pemuda dan pengkhotbah mengambil keuntungan dari situasi untuk berkhotbah menentang pemerintah. Akhirnya pada 12 September 1984, kerumunan di Tanjung Priok mulai menyerang toko-toko yang dimiliki oleh orang Indonesia Cina serta mengejar markas Kodim Jakarta Utara (KODIM).
 
CobaTry Sutrisno, bersama dengan [[ABRI]] Panglima, [[Benny Moerdani]] setuju bahwa pasukan harus dikerahkan mengandung perusuh. Kerusuhan terus memburuk, menurut tentara, massa menolak untuk mengindahkan tembakan peringatan dan melanjutkan pengisian pada mereka dengan parang dan celurit. Akhirnya pasukan terpaksa [[pembantaian Tanjung Priok | api terbuka]]. Pemerintah mengklaim bahwa 28 orang tewas namun korban tetap bersikeras bahwa sekitar 700 orang tewas. Episode ini akan terus menghantui CobaTry Sutrisno untuk sisa karirnya.
 
===Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan Kepala Staf Angkatan Darat===
Baris 63:
===Panglima ABRI dan Dili Pembunuhan Masal===
 
CobaTry Sutrisno akhirnya mencapai puncak karir militer pada tahun 1988, ketika ia ditunjuk untuk menggantikan Panglima ABRI Moerdani. Seperti [[ABRI]] Komandan CobalahTry Sutrisno menghabiskan banyak waktu meletakkan pemberontakan di seluruh Indonesia. Target langsungnya adalah separatis di Aceh, yang berhasil ditekan oleh 1992. Pada tahun 1990, ada Insiden Talangsari, di mana CobalahTry Sutrisno tindakan yang berulang pada tahun 1984 dengan menindak demonstran Islam.
 
Pada bulan November 1991, kemudian Provinsi [[Timor Timur]], sekelompok mahasiswa menghadiri pemakaman seorang teman sekolah yang telah ditembak mati oleh tentara Indonesia mengambil kesempatan untuk meluncurkan protes terhadap pendudukan Indonesia. Pada prosesi pemakaman, para mahasiswa menggelar spanduk untuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan, menampilkan gambar pemimpin kemerdekaan [[Xanana Gusmão]]. Sebagai prosesi tersebut memasuki kuburan, pasukan Indonesia mulai menembak. Dari orang-orang berdemonstrasi di kuburan, 271 tewas, 382 terluka, dan 250 menghilang.
 
Insiden, yang dikenal sebagai [[Dili Massacre]], memicu kecaman dari seluruh dunia dari masyarakat internasional. CobalahTry Sutrisno mengatakan dua hari setelah pembantaian: ".. Tentara tidak dapat diremehkan Akhirnya kami harus menembak mereka nakal seperti ini [[agitator]] s harus ditembak, dan mereka akan ....". CobaTry Sutrisno kemudian diundang untuk berbicara di hadapan [Perwakilan [Rakyat Dewan]] (DPR) untuk menjelaskan dirinya sendiri. CobalahTry Sutrisno memberikan pembelaan keputusannya dan menyatakan bahwa pengunjuk rasa memprovokasi tentara dan bahwa klaim bahwa protes yang damai adalah "omong kosong".
 
CobaTry Sutrisno habis dari jabatannya sebagai Panglima ABRI pada bulan Februari 1993.
 
==Wakil Presiden==
Baris 77:
[[File:Try Sutrisno oath of office.jpg|thumb|250px|Try Sutrisno mengambil sumpah jabatan pada tanggal 11 Maret 1993 di sesi Majelis Permusyawaratan Rakyat.]]
 
Pada bulan Februari 1993, bulan yang sama bahwa Try dipecat dari posisinya dan sebulan sebelum [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] yang (MPR) dijadwalkan bertemu untuk memilih presiden baru dan Wakil Presiden, anggota MPR dari ABRI dicalonkan CobalahTry Sutrisno untuk menjadi Wakil Presiden. Secara teknis, anggota fraksi MPR diizinkan untuk mengajukan calon mereka untuk Wakil Presiden. Tapi aturan tak tertulis dalam rezim Soeharto telah menunggu Presiden untuk mengajukan calon yang dipilihnya.
 
Anggota dari [[Partai Persatuan Pembangunan]] dan [[Partai Demokrasi Indonesia]] dengan cepat menyetujui nominasi Try sebagai [[Golkar]] berjuang dalam memberitahu anggotanya bahwa Golkar tidak dicalonkan CobaTry Sutrisno sebagai Wakil Presiden. Soeharto dilaporkan marah bahwa ia telah pra-empted oleh ABRI. tetapi tidak ingin perselisihan terbuka. Soeharto akhirnya menerima Try dan Golkar mencoba mengecilkan pra-emption dengan mengatakan telah membiarkan pihak lain dan ABRI mencalonkan mereka calon Wakil Presiden.
 
ABRI sudah balas dendam mereka dari tahun 1988 Sidang Umum MPR saat Soeharto memilih [[Sudharmono]], seseorang yang ABRI tidak suka sebagai Wakil Presiden. Benny Moerdani yang pada tahun 1993 adalah Menteri Pertahanan, dia bertekad bahwa ABRI akan memilih Wakil Presiden Suharto di tahun 1993 Sidang Umum MPR.
Baris 87:
===Wakil Kepresidenan===
 
Meskipun ia telah menerima CobalahTry Sutrisno sebagai Wakil Presiden, ketidaksenangan Soeharto pada memiliki Wakil Presiden dia tidak meminta bersinar melalui sebagai anggota ABRI dalam Kabinet disimpan secara minimal. Untuk CobalahTry Sutrisno dirinya, Soeharto menunjukkan sedikit hal dan bahkan tidak berkonsultasi dengannya dalam proses pembentukan kabinet.
 
Acara lain mengabaikan datang Pada akhir 1997 ketika Soeharto harus pergi ke Jerman untuk menerima perawatan kesehatan. Alih-alih meninggalkan CobalahTry Sutrisno untuk menjalankan tugas Presiden, Soeharto memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono untuk datang ke kediamannya untuk menerima tugas Presiden .. Sebuah [[APEC]] KTT ini juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas.
 
CobalahTry Sutrisno adalah angka yang sangat populer dan banyak yang mengira bahwa ia akhirnya akan menggantikan Soeharto sebagai Presiden Indonesia. Karena dia memiliki latar belakang militer, ia akan diterima oleh ABRI. Pada saat yang sama, dia juga seorang kandidat diterima elemen Islam di Indonesia, dibesarkan dengan sebuah sekolah Islam.
 
Pada tahun 1998, dengan yang lain Sidang Umum MPR yang akan diselenggarakan dan [[Asia Tenggara]] menderita [[Krisis Keuangan Asia]], banyak yang ingin CobalahTry Sutrisno untuk melayani masa jabatan kedua sebagai Wakil Presiden. Meskipun ada dukungan yang kuat, CobalahTry Sutrisno tidak menegaskan dirinya dan pilihan Soeharto untuk Wakil Kepresidenan, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden.
 
==Pos Wakil Kepresidenan==
 
Pada Mei 1998, pada malam jatuhnya Soeharto, CobaTry Sutrisno, bersama dengan [[Umar Wirahadikusumah]] dan Sudharmono mengunjungi Soeharto di kediamannya untuk membahas opsi yang memungkinkan.
 
Pada tahun 1998, Try terpilih menjadi Ketua ABRI Veteran 'Union (Pepabri). Ia berhasil terus Pepabri bersatu sebagai satu di bawah kepemimpinan nya meskipun suasana lazim pada waktu itu setiap cabang dari Angkatan Bersenjata mendapat serikat veteran mereka sendiri '. CobalahTry Sutrisno menyelesaikan masa jabatannya di posisi ini pada tahun 2003.
 
CobaTry Sutrisno juga menjabat sebagai Partai Penatua untuk Umum Edi Sudrajat [[Keadilan Indonesia dan Partai Persatuan | Hukum dan Partai Persatuan]].
 
Pada bulan Agustus 2005, CobaTry Sutrisno, bersama dengan [[Abdurrahman Wahid]], [[Megawati Soekarnoputri]], [[Wiranto]], dan [[Akbar Tanjung]] membentuk sebuah forum yang disebut Kebangkitan Nasional Gerakan Persatuan (Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu ). Forum ini dikritik [[Susilo Bambang Yudhoyono]] Pemerintah untuk perusahaan [[memorandum of understanding]] dengan [[Gerakan Aceh Merdeka]] (GAM). Hal ini diikuti pada bulan September 2005 dengan kritik terhadap keputusan Yudhoyono menaikkan harga BBM.
 
CobaTry Sutrisno agak melunak sikapnya dengan Pemerintah setelah pertemuan dengan Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] pada bulan September 2005. Kalla dikirim untuk menjelaskan alasan di balik kebijakan yang diambil terhadap GAM dan menaikkan harga BBM. Pada akhir pertemuan, CobaTry Sutrisno mengatakan bahwa ia dapat memahami posisi Pemerintah dan mendorong orang-orang untuk mendukung Pemerintah dalam keputusan mereka.
 
==Keluarga==