Kekaisaran Korea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 102:
 
Setelah pembunuhan [[Maharani Myeongseong]] oleh Jepang, [[Raja Gojong|Kaisar Gwangmu]] dan Putra Mahkota (kemudian menjadi [[ Kaisar Sunjong dari Han Raya|Kaisar Yunghui]]) mengungsi ke kedutaan besar Rusia pada tahun 1896. Selama waktu dari kematian Ratu Min untuk kembali raja dari perlindungan Rusia, Joseon menjalani pergolakan hebat baik di dalam maupun secara hubungan luar negerinya. Pada tahun 1894, undang-undang baru disahkan oleh golongan progresif yang pro-Jepang dalam kabinet kerajaan, memaksa melakukan reformasi untuk pembenahan tatanan kehidupan masyarakat Joseon saat itu yang dinilai kuno dan terbelakang.
[[Berkas:GojongHis ofMajesty theKing KoreanGojong Empireof 01Korea.jpg|thumb|left|[[Kaisar Gojong dari Han Raya|Kaisar Gwangmu]], raja terakhir Kerajaan Joseon sekaligus kaisar pertama Kekaisaran Han Raya.]]
 
Pada tahun 1897, Raja Gojong, akibat dari meningkatnya tekanan dari dalam dan luar negeri mengenai tuntutan Kemerdekaan Korea yang dipimpin opini publik, ia kembali ke Istana Gyeongun (sekarang Istana Deoksu). Di sana, ia memproklamasikan berdirinya Kekaisaran Korea (Kekaisaran Han Raya), dan menyatakan era baru dengan nama "Gwangmu" ([[Hangul]]: 광무, [[Hanja]]: 光武; artinya prajurit cahaya), secara efektif memutus hubungan bersejarah Joseon sebagai protektorat Kekaisaran Qing, yang telah berlaku sejak Invasi Manchu sebelum tahun 1636. Raja Gojong merubah gelarnya menjadi Kaisar Gwangmu, kepala negara Joseon pertama yang berdaulat penuh dan turun-temurun dari Kekaisaran Korea. Ini menandai akhir lengkap tatanan dunia lama dan sistem ketergantungan tradisional Joseon terhadap Qing. Status baru Korea sebagai sebuah kekaisarann berarti "benar-benar merdeka dan berdaulat penuh dari pengaruh Qing (Cina)".