Muhammad Jamil Jaho: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) k Naval Scene memindahkan halaman Syekh Jamil Jaho ke Muhammad Jamil Jaho: standar penulisan, hilangkan gelar |
Naval Scene (bicara | kontrib) wkf |
||
Baris 1:
'''Syekh Muhammad Jamil Jaho''' (1875-1945) adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang terkenal. Ia termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, namun termasuk golongan ulama Kaum Tua yang bersikap menolak terhadap [[ijtihad]] yang sebebas-bebasnya dan mempertahankan [[taqlid]] pada ulama-ulama terdahulu.
== Masa muda ==
Muhammad Jamil Jaho lahir pada tahun 1875 di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]]. Ayahnya ialah Datuk Garang, yang pernah menjadi Qadhi Tambangan. Sedangkan ibunya bernama Umbuik.
Muhammad Jamil mula-mula belajar agama dari ayahnya sendiri. Ketika beranjak remaja, ia belajar pada Syekh al-Jufri di Gunung Raja, Batu Putih, Padang Panjang, kemudian pada Syekh al-Ayyubi di Tanjung Bungo, Padang Ganting. Ketika belajar pada Syekh al-Ayyubi ini Muhammad Jamil berteu dengan [[Sulaiman
== Naik haji ==
Di tahun 1908, ia menunaikan ibadah haji ke [[Mekkah]] sekaligus menuntut ilmu agama. Sebelum berangkat ke tanah suci, Muhammad Jamil dipersuntingkan dengan gadis Tambangan yang bernama Saidah, yang kelak mengaruniai dua orang puteri bernama Samsiyyah dan Syafiah. Di Makkah, Muhammad Jamil berguru kepada
== Pengajaran ==
Syekh Jamil Jaho kemudian mengajar di Jaho dan di beberapa daerah di Minangkabau. Ia dalam menjalankan dakwahnya menjalani sebagaimana cara Syekh [[Muhammad Jamil Jambek|Jamil Jambek]], yaitu dengan mengadakan tabligh di berbagai tempat untuk menyampaikan syiar Islam.
Syekh Jamil Jaho termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, namun bersikap menolak terhadap ijtihad yang sebebas-bebasnya dan ia bertaqlid kepada ulama-ulama terdahulu. Pada tahun 1922, Syekh Jamil Jaho bersama-sama Syekh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Abdul Karim Amrullah mendirikan Persatuan Ulama Minangkabau dan perguruan Islam Thawalib.
Syekh Muhammad Jamil Jaho merupakan salah seorang tokoh ulama yang teguh mempertahankan tradisi pada masanya itu. Di kampung halamannya Jaho, 1924 ia mendirikan surau dan membuka halaqah pengajian, yang kemudian menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho, yang sesudahnya menjadi bagian dari organisasi [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]].
Syekh Muhammad Jamil Jaho juga mendukung berkembangnya organisasi [[Muhammadiyah]] di Minangkabau. Namun di kemudian hari ia mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi ini pada kongresnya yang ke-16 di Pekalongan tahun 1927, karena perbedaan pandangan tentang persoalan ijtihad dan taqlid kepada ulama.
== Karya tulis ==
|