Yusuf Al-Makassari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Naval Scene (bicara | kontrib)
rapikan sedikit
Baris 1:
[[Berkas:seikh-yusuf.jpg|right]]
'''Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani''' ({{lahirmati|[[Gowa]], [[Sulawesi Selatan]]|3|7|1626|[[Cape Town]], [[Afrika Selatan]]|23|5|1699}}) adalah salah seorang pahlawan nasional [[Indonesia]] yang lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah dengan nama '''Muhammad Yusuf'''. Nama ini diberikan oleh [[Sultan Alauddin]], raja [[Gowa]], yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf. Ia juga digelari '''Tuanta Salamaka ri Gowa''' ("tuan guru kita dari Gowa") oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sulawesi Selatan.
 
== Masa muda dan pendidikan ==
== Pendidikan ==
Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan '''Muhammad Yusuf''', suatu nama yang diberikan oleh [[Sultan Alauddin]], raja [[Kesultanan Gowa|Gowa]], yang juga adalah kerabat ibu Syekh Yusuf.
Pendidikan agama diperolehnya sejak berusia 15 tahun di Cikoang dari Daeng Ri Tassamang, guru kerajaan Gowa. Syekh Yusuf juga berguru pada Sayyid Ba-lawi bin Abdul Al-Allamah Attahir dan Sayyid Jalaludin Al-Aidid.
 
Pendidikan agama diperolehnya sejak berusia 15 tahun di Cikoang dari Daeng Ri Tassamang, guru kerajaan Gowa. Syekh Yusuf juga berguru pada Sayyid Ba-lawiAlawi bin Abdul Al-Allamah Attahir dan Sayyid Jalaludin Al-Aidid.
Kembali dari Cikoang Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya ([[Sultan Ageng Tirtayasa]]), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten. Di Aceh, Syekh Yusuf berguru pada Syekh [[Nuruddin Ar-Raniri]] dan mendalami tarekat Qodiriyah.
 
Kembali dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa, lalu pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya ([[Sultan Ageng Tirtayasa]]), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten. Di Aceh, Syekh Yusuf berguru pada Syekh [[Nuruddin Ar-Raniri]] dan mendalami [[tarekat QodiriyahQadiriyah]].
 
Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damaskus untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al-Quraisyi.
 
== RiwayatMasa perjuangan ==
Ketika [[Kesultanan Gowa]] mengalami kalah perang terhadap [[Belanda]], '''Syekh Yusuf''' pindah ke [[Kesultanan Banten|Banten]] dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini [[Kesultanan Banten]] menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.
 
Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun [[1682]], Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Srilangka pada bulan September 1684.
 
== SyekhMasa Yusuf di Sri Lankapembuangan ==
=== Sri Lanka ===
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.
 
Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh, [[Afrika Selatan]], pada bulan Juli [[1693]].
 
== Syekh Yusuf di= Afrika Selatan ===
Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Bahkan, [[Nelson Mandela]], mantan presiden [[Afrika Selatan]], menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.