Karl Dönitz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
 
== Perang Dunia I ==
Tanggal 27 September 1913 Dönitz naik pangkat lagi menjadi Leutnant zur See. Ketika [[Perang Dunia I]] pecah, dia bertugas di kapal penjelajah ringan SMS Breslau di [[Laut Mediterania]]. Pada bulan Agustus 1914, Breslau dan penjelajah tempur SMS Goeben dijual kepada Angkatan Laut Turki dan dinamai ulang sebagai Midilli (sebelumnya Breslau) dan Yavuz Sultan Selim. Meskipun sudah menjadi milik [[Turki]], tapi kapal ini tetap dikomandani oleh orang Jerman. Kedua kapal tersebut memulai operasinya di luar [[Konstantinopel]] di bawah pimpinan Vizeadmiral Wilhelm Souchon, dan bertugas melawan kekuatan Rusia di [[Laut Hitam]]. Tanggal 22 Maret 1916 Dönitz dipromosikan menjadi Oberleutnant zur See. Ketika Midilli mendapat perbaikan di dok, Dönitz untuk sementara ditugaskan sebagai komandan lapangan udara di Dardanella. Dari sana, dia meminta dipindahkan ke satuan kapal selam, yang menjadi efektif bulan Oktober 1916. Dia bertugas sebagai perwira pengawas di U-39, dan dari bulan Februari 1918 menjadi komandan UC-25. Tanggal 5 September 1918 dia menjadi komandan UB-68 yang beroperasi di [[Mediterania]]. Tanggal 4 Oktober kapal selam ini ditenggelamkan oleh pasukan Inggris dan Dönitz menjalani peran sebagai tawanan perang di [[Pulau Malta]].
 
== Sebelum Perang Dunia II ==
Perang berakhir di tahun 1918, tapi Dönitz tetap berada di kamp [[Inggris]] di dekat [[Sheffield]] sebagai tawanan perang sampai pelepasannya di bulan Juli 1919. dia kembali ke tanah airnya tahun 1920.
 
Selama periode antar perang dunia, Dönitz tetap melanjutkan karir angkatan lautnya di cabang kelautan dari [[Reichsweh]]r (Angkatan Bersenjata Republik Weimar). Tanggal 10 Januari 1921 dia menjadi Kapitänleutnant di Vorläufige [[Reichsmarine]] (Angkatan Laut Jerman) yang baru. Dia menjadi komandan kapal torpedo tahun 1928 dan menjadi Korvettenkapitän tanggal 1 November tahun yang sama.
 
Tanggal 1 September 1933 Dönitz menjadi Fregattenkapitän dan, di tahun 1934, menjadi komandan [[kapal penjelajah]] Emden. Emden adalah kapal dimana para [[kadet]] dan [[taruna]] menjalani satu tahun masa tugas dalam pelayaran keliling dunia untuk mempersiapkan mereka dalam posisi yang baru nantinya. Tanggal 1 September 1935 Dönitz dipromosikan menjadi Kapitän zur See. Dia ditempatkan sebagai komandan 1.U-Boot-Flotillen Weddigen. Selama tahun 1935 itu pula Reichsmarine berganti nama menjadi [[Kriegsmarine]].
 
== Perang Dunia II ==
Tanggal 28 Januari 1939 Dönitz dipromosikan menjadi Kommodore dan Pemimpin Kapal Selam (Führer der Unterseeboote). Pada bulan September 1939 [[Jerman]] menginvasi [[Polandia]], disusul dengan pernyataan perang dari [[InggriInggris]]s dan [[PranciPrancis]]s sehingga memulai [[Perang Dunia II]]. Kriegsmarine masih belum siap untuk perang yang secepat ini datangnya, karena sebelumnya telah mengantisipasi bahwa perang baru akan pecah pada tahun 1945, dan bukannya 1939. Pada saat perang dimulai, kekuatan yang dipunyai Dönitz hanyalah 57 buah [[U-boat]]. Banyak di antaranya mempunyai daya jangkau rendah, dan cuma 22 buah yang berasal dari Tipe VII yang lintas-samudera. Tapi Dönitz memaksimalkan apa yang dia punyai. Operasi-operasi yang dilaksanakan kemudian mempunyai tingkat kesuksesan yang beragam; kapal pembawa pesawat HMS Courageous dan kapal perang Royal Oak ditenggelamkan, kapal perang HMS Nelson rusak dan Barham tenggelam. Sebagai harganya, Dönitz kehilangan beberapa U-boatnya, sehingga membuat kekuatannya yang sudah kecil itu tambah mengerucut lagi. Tak hanya kapal-kapal bersenjata, U-boat juga mengkonsentrasikan serangannya pada kapal-kapal dagang yang sangat vital bagi Inggris.
 
Tanggal 1 Oktober 1939 Dönitz menjadi Konteradmiral dan Komandan Kapal Selam (Befehlshaber der Unterseeboote, BdU). Tanggal 1 September tahun selanjutnya dia naik pangkat lagi menjadi Vizeadmiral. Pada tahun 1941 produksi tipe VII baru telah begitu pesatnya sampai pada titik dimana operasi-operasi yang dilakukan mulai mempunyai efek serius pada ekonomi Inggris. Meskipun produksi kapal dagang lawan pun ditingkatkan sebagai responsnya, tapi dengan adanya [[kapal selam]] dengan kualitas lebih baik, [[torpedo]] yang dapat diandalkan, dan perencanaan operasional yang matang membuat jumlah korban [[sekutu]] meningkat dengan pesat. Tanggal 11 Desember 1941, [[Jerman]] menyatakan perang terhadap [[Amerika Serikat]], Dönitz langsung membuat rencana untuk [[Operasi Dentaman Drum]]. Target sasarannya adalah pelayaran di sekitar [[Pantai Timur Amerika]]. Operasi ini langsung dilancarkan bulan selanjutnya. Meskipun hanya bermodalkan sembilan U-boat tapi kemudian nantinya akan mempunyai hasil yang dramatis dan berjangkauan panjang. [[US Navy]] sama sekali tidak siap dalam perang melawan kapal selam dan melakukan kesalahan demi kesalahan elementer. Jumlah kapal-kapal yang tenggelam dan rusak, yang sebelumnya berhasil ditekan oleh kerjasama [[Royal Navy]] dan [[Royal Canadian Navy]] yang telah beradaptasi dengan peperangan jenis ini, mulai meroket kembali dengan drastisnya.
 
Pada akhir tahun 1942, poduksi U-boat tipe VII telah mencapai puncaknya sehingga Dönitz akhirnya mampu untuk merancang serangan massal dari begitu banyak kapal selam, sebuah taktik yang dinamakannya sebagai “Rudel” dan dikenal sebagai “Wolfack” oleh [[Sekutu]]. Korban kapal [[Sekutu]] meningkat dengan drastis, dan untuk beberapa saat terdapat kekhawatiran akan pasokan suplai bahan bakar untuk [[Inggris]].
 
Selama tahun 1943, [[perang di Atlantik]] berbalik melawan Jerman. Tapi Dönitz tetap melanjutkan program pembuatan [[U-boat]] baru yang lebih banyak lagi, sambil meyakinkan [[Führer]] bahwa perkembangan teknologi yang lebih lanjut akan membuat situasi peperangan berada di pihak [[Jerman]] kembali.
Tanggal 30 Januari 1943, Dönitz menggantikan [[Erich Raeder]] sebagai Oberbefehlshaber der Kriegsmarine (Panglima Angkatan Laut) dan Großadmiral (Laksamana Besar) dari Oberkommando der Marine (Komando Tinggi Angkatan Laut). Wakilnya, [[Eberhard Godt]], lalu mengambil alih komando operasional U-boat. Adalah Dönitz yang meyakinkan Hitler untuk tidak membongkar kapal-kapal yang masih tersisa dari armada permukaan Jerman. Meskipun mempunyai harapan besar untuk terus memberdayakannya sebisa mungkin, secara konstan Dönitz terus kehilangan kapalnya yang masih tersisa. Pada bulan September 1943, kapal Perang Tirpitz tenggelam setelah selama berbulan-bulan dihantam torpedo dari sebuah [[kapal selam mini]] Inggris. Pada bulan Desembernya, dia memerintahkan [[kapal perang]] Scharnhorst, di bawah Konteradmiral Erich Bey untuk menyerang konvoy kapal Sekutu yang menuju ke Rusia, tetapi kemudian ditenggelamkan oleh serangan balik armada Inggris yang dipimpin oleh kapal HMS Duke of York.
 
Di hari-hari akhir peperangan, Dalam testamen terakhir dan surat wasiatnya, secara mengejutkan [[Hitler]] menunjuk Dönitz sebagai penggantinya dengan jabatan Staatsoberhaupt (Kepala Negara) sekaligus Reichspräsident (Presiden) dan Komandan Tertinggi Angkatan Bersenjata. Dokumen yang sama juga menunjuk [[Joseph Goebbels]] sebagai Kepala Pemerintahan dengan titel Reichskanzler (Kanselir). Lebih lanjut, Hitler memecat [[Göring]] dan [[Himmler]] dari keanggotaan [[Partai Nazi]] karena dianggap berkhianat setelah [[Göring]] meminta izin kepada [[Hitler]] untuk mengambil alih pemerintahan dan juga [[Himmler]] berusaha mengambil-alih kekuasaan untuk dirinya sendiri dengan memulai negosiasi perdamaian melalui [[Count Folke Bernadotte]] dari [[Swedia]]. Hitler memerintahkan penangkapan mereka
 
Bukannya menunjuk satu orang untuk menggantikannya sebagai [[Führer]] yang baru, Hitler kembali lagi pada peraturan tua [[Konstitusi Weimar]] yang sudah tidak terpakai. Hitler begitu percaya bahwa para Panglima [[Heer]], [[Luftwaffe]] dan [[SS]] telah mengkhianati dirinya. Karena [[Kriegsmarine]] terlalu kecil untuk bisa mempengaruhi jalannya peperangan secara global, maka Dönitz merupakan satu-satunya kandidat pengganti dalam urutan hierarki.
Akan tetapi, tanggal 1 Mei 1945 – satu hari setelah kematian [[Hitler]] – [[Goebbels]] memutuskan untuk membunuh dirinya bersama dengan istrinya. Hal ini membuat Dönitz menjadi penguasa satu-satunya dari Reich Jerman yang sudah diambang kehancuran. Dia menunjuk Menteri Keuangan [[Ludwig Schwerin Graf von Krosigk]] sebagai “Menteri Utama” dan merekapun berusaha membentuk sebuah pemerintahan.
 
Malam itu, Dönitz membuat pengumuman radio yang disebarluaskan ke seluruh negeri dimana dia mengatakan bahwa Hitler[[Hitle]]r telah “menemui kematian sebagai pahlawan” dan mengumumkan bahwa perang akan terus dilanjutkan “untuk menyelamatkan [[Jerman]] dari kehancuran akibat gerak maju musuh [[Bolsevik]].” Bagaimanapun, Dönitz sepenuhnya menyadari bahwa posisi Jerman sudah tak ada harapan lagi dan [[Wehrmacht]], sudah tak mampu lagi untuk memberikan perlawanan yang berarti. Selama masa jabatannya yang singkat sebagai pemimpin Jerman, Dönitz mendedikasikan sebagian besar usahanya untuk menjamin kesetiaan Angkatan Bersenjata Jerman dan mencoba meyakinkan bahwa Jerman akan menyerah kepada [[Inggris]] atau [[Amerika]] dan bukannya [[Soviet]]. Dia khawatir akan pembalasan brutal yang nantinya dilancarkan [[Soviet]] terhadap para anggota [[Partai NaziNaz]]i dan perwira tinggi seperti dirinya, dan mengharapkan dapat membuat sebuah kesepakatan yang menguntungkan dengan [[Sekutu]] Barat. Pada akhirnya, strategi Dönitz ini berhasil dalam hal mengungsikan sekitar 1,8 juta tentara Jerman dari cengkraman pasukan [[Soviet]], meskipun hal ini dilakukannya dengan mengorbankan begitu banyak jiwa.
Gerak maju pasukan Sekutu yang tak tertahankan membuat kekuasaan pemerintahan Dönitz hanya terbatas di sekitar wilayah [[Flensburg]] di dekat perbatasan [[Denmark]], dimana markas besarnya berada, bersama dengan [[Mürwik]]. Pada tanggal 1 Mei [[Himmler]] mencoba untuk masuk ke dalam Pemerintahan Flensburg, namun ditolak oleh Dönitz dan Himmler menerimanya.
 
Tanggal 4 Mei 1945, pasukan Jerman di [[Belanda]], [[Denmark]] dan baratlaut Jerman, yang berada di bawah komando Dönitz, menyerah pada Field Marshal [[Bernard Montgomery]] di Lüneburg Heath yang berada di tenggara [[Hamburg]], dan menandai akhir [[Perang Dunia II]] di Eropa Barat.
 
Sehari kemudian, Dönitz mengirimkan Generaladmiral [[Hans-Georg von Friedeburg]], penggantinya sebagai Panglima [[Angkatan Lau]]t, ke markas besar panglima Amerika [[Dwight D. Eisenhower]] di [[Rheims]], [[Prancis]], untuk menegosiasikan penyerahan [[Jerman]] ke tangan [[Sekutu]]. Kepala Staff OKW, Generaloberst [[Alfred Jodl]], tiba sehari kemudian. Dönitz telah menginstruksikan mereka untuk merundingkan negosiasi perdamaian selama mungkin sehingga memungkinkan lebih banyak lagi pasukan dan pengungsi Jerman yang dapat menyerahkan diri ke tangan Sekutu Barat. Tapi kemudian, setelah [[Eisenhower]] menegaskan bahwa dia tidak akan mentoleransi setiap adanya penundaan dan alasan dari pihak Jerman, Dönitz langsung memberi izin kepada Jodl untuk menandatangani instrumen penyerahan tanpa syarat jam 1:30 subuh tanggal 7 Mei 1945. Lebih dari satu jam setelahnya, [[Jodl]] menandatangani dokumen yang di dalamnya termasuk berisi, “Semua pasukan di bawah kontrol Jerman harus menghentikan kegiatan permusuhannya paling lambat jam 23:01 Waktu [[Eropa Tengah]] tanggal 8 Mei 195.” Atas perintah dari [[Stalin]], sebelum tengah malam tanggal 8 Mei Generalfeldmarschall [[Wilhelm Keitel]] mengulangi penandatanganan dokumen yang sama di markas besar Marsekal [[Georgiy K. Zhukov]], bersama dengan Jenderal [[Carl Spaatz]] dari USAAF sebagai perwakilan Eisenhower. Pada waktu tersebut, Perang Dunia II di Eropa secara resmi telah berakhir. Tanggal 23 Mei 1945, pemerintahan Dönitz dibubarkan ketika anggota-anggotanya ditangkap oleh Komisi Kontrol Sekutu di [[Flensburg]].
 
== Setelah Perang Dunia II ==