Kabupaten Bangka Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekawardhana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ekawardhana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{dati2
|nama=Kabupaten Bangka Selatan
|lambang= [[logo kabupaten bangka selatan.png|thumb|Kabupaten Bangka Selatan
|lambang=
|propinsi=[[Kepulauan Bangka Belitung]]
|ibukota=[[Toboali]]
Baris 42:
Konon menurut cerita,salah satu daerah yang tersisa dan merupakan awal mula berdirinya Kota Toboali,terletak di Kelekak Toboali/Kuburan Keramat (Kelekak Kramat Baher) kurang lebih 5km kearah selatan kota toboali karena di sebelah Timur terdapat lokasi perkampungan tua yakni kampong Tegag dan sebelah barat ada Dusun BAHAR (BAGGER-Bahasa Belanda). Yang menjadi pusat keramaian saat itu. Pada kisaran abad 17 pertengahan Wilayah Selatan Pulau Bangka ini merupakan daerah persinggahan para pedagang.
Berdasarkan fakta sejarah diketahui bahwa timah pertama kali ditemukan pertama kali pada tahun 1709 pada penggalian di sungai Olin Kecamatan Toboali. Oleh orang-orang dari johor kemudian pada tahun 2 Juli 1722 Belanda memperoleh hak istimewa untuk menguasai perdagangan dari Kerajaan Palembang Darusallam secara monopoli. (Kristanto Januardi Benteng Toboali, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi).
Konon menurut cerita masyarakat secara turun temurun sebagai wilayah perdagangan, Wilayah ini merupakan tempat yang ramai dan tak terhindar dari kejahatan. Banyaknya para perompak atau disebut juga dengan “Lanun”, di wilayah ini kemudian dilaporkan ke Kerajaan Palembang DarusallamSriwijaya, masa Pemerintahan Sultan Baharuddin I pada masa itu. Maka Sultan kemudian mengirimkan pasukan untuk mengamankan daerah laut Pulau Bangka dipimpin oleh Raden Ali. Pasukan ini pun membuat Benteng Pertahanan di Daerah Bahar sebagai Lokasi strategis yang dekat dengan laut. Salah satu pasukan Raden Ali adalah seorang Tukang baju / Penjahit keturunan Tionghoa, Lie Saw Mie yang memiliki keahlian berbahasa daerah, sehingga menjadi intelejen yang munyusup di antara para pedagang untuk mendapatkan informasi. Dan Raden Ali beserta pasukannya pun membuat benteng pertahanan di sekitar Daerah Kelekak Toboali. Pada suatu malam, ketika ada angin kencang yang melanda daerah ini, ada beberapa palaut yang kemudian berteriak kearah daratan dan di dengar oleh Raden Ali.
Dikelekak Toboali sendiri pada saat ini masih ada tanah yang digali yang diperkirakan sebagai parit sebagai benteng pertahanan, menurut cerita ukurannya adalah sebagai berikut : Panjang 100m x 100m x 1m dan dalamnya 4 meter dan di sekitar tempat tersebut masih terdapat Kuburan-kuburan terpelihara baik diantaranya :
1. Kubur Raden
Baris 49:
Tempat inilah yang merupakan tempat tertua yang merupakan asal muasal Kota Toboali, adapun versi cerita asal usul nama kota Toboali lainnya adalah sebagai berikut :
1. Sebagian orang mengatakan/menceritakan bahwa pada tempat tersebut terdapat kebun Temu milik Ali dan orang menyebut daerah itu “Tebu Ali”. Tiap kali bila orang bertanya dijawab dengan jawaban yaitu “Tebu Ali”.
2. Tetapi sebagian mengisahkan bahwa “Tebu” itu dipindakan atau di “ale” (bahasa dialekdialeg Toboali), Dan kemudian menjadi “Tebu Ale”.
3. Sebagian lagi menceritakan bahwa disana dahulu ada pahlawan yang bernama “Ali”. Pada suatu ketika terjadi pertempuran , sehingga pahlawan ali tertangkap dan dihukum dengan hukuman pancung lehernya dipotong tetapi lehernya kembali menyambung kemudian dipotong lagi sampai tiga kali namun kembali menyambung kembali. Karena keadaan yang demikian rupa, untuk mengatasi agar kepalanya bersambung (hidup kembali) kemudian kepalanya dipisahkan dan di bawa kepulau Lepar.