Bharatayuddha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 92:
Dalam babak ini juga diadakan korban demi syarat kemenangan pihak yang sedang berperang. Resi Ijrapa dan anaknya Rawan dengan sukarela menyediakan diri sebagai korban (Tawur) bagi Pandawa. Keduanya pernah ditolong Bima dari bahaya raksasa. Selain itu satria Pandawa terkemuka, [[Antareja]] yang merupakan putra Bima juga bersedia menjadi tawur dengan cara menjilat bekas kakinya hingga tewas. Sementara itu Sagotra, hartawan yang berhutang budi pada Arjuna ingin menjadi korban bagi Pandawa. Namun karena tidak tahu arah, ia bertemu dengan Korawa. Oleh tipu muslihat [[Korawa]], ia akan dipertemukan dengan Arjuna, namun dibawa ke Astina. Sagotra dipaksa menjadi tawur bagi Korawa, namun menolak mentah-mentah. Akhirnya, [[Dursasana]], salah satu anggota Kurawa membunuhnya dengan alasan sebagai tawur pihak Korawa.-->
 
== Kutipan dari [[Kakawin Bharatayuddha]] ==
[[Berkas:Kakawin Bharatayuddha (Gunning 1901-51).png|thumb]]
 
Kutipan di bawah ini mengambarkan suasana perang di [[Kurukshetra]], yaitu setelah pihak [[Pandawa]] yang dipimpin oleh Raja [[Drupada]] menyusun sebuah barisan yang diberi nama “[[Garuda]]” yang sangat hebat untuk menggempur pasukan [[Korawa]].