Amir Machmud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abex888 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
|footnotes =
}}
[[Jenderal]] [[TNI]] [[Purnawirawan]] '''Amirmachmud''' ({{lahirmati|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|21|2|1923|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|21|4|1995}}) adalah salah seorang tokoh militer Indonesia.
 
'''Amirmachmud''' ({{lahirmati|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|21|2|1923|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|21|4|1995}}) adalah [[Militer Indonesia | Militer Indonesia]] Umum yang adalah saksi mata untuk penandatanganan [[Supersemar]] dokumen serah terima kekuasaan dari Presiden [[Soekarno]] untuk Umum [[Soeharto]].
==Supersemar==
Ia juga merupakan salah satu saksi kunci peristiwa [[Supersemar]] beserta [[Jenderal TNI]] [[Basuki Rahmat]] dan [[Jenderal TNI]] [[M. Jusuf]].
 
==Awal Kehidupan==
==Jabatan Yang Pernah Dipegang==
 
Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai [[Menteri Dalam Negeri]] pada periode [[1969]] - [[1982]]. Selain itu beliau juga pernah menjadi Ketua [[DPR]]/[[MPR]] pada periode [[1982]] - [[1987]].
Amirmachmud lahir pada 21 Februari 1923 di Cimahi, Jawa Barat. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara dan ayahnya bekerja untuk sebuah [[perusahaan publik]] di bawah Pemerintah Kolonial Belanda.
 
Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1940, Amirmachmud mulai memikirkan karir yang ia akan lakukan. Pada tahun 1941 ia mengambil [[topografi]] saja, meskipun tidak pernah keluar dari itu.
 
==Karir Militer==
 
===Pekerjaan Jepang===
 
Pada tahun 1942, Pemerintah Kolonial Belanda dikalahkan oleh [[Tentara Kekaisaran Jepang]] dan Indonesia berada di bawah pendudukan Kekaisaran Jepang. Pada tahun 1943, dengan gelombang perang mulai berbalik melawan mereka, Jepang mendirikan Pembela Tanah Angkatan Darat (PETA). PETA merupakan kekuatan tambahan yang berisi orang Indonesia dan dirancang untuk meningkatkan jumlah pasukan untuk Jepang dan membantu mereka dalam melawan [[Amerika Serikat]] harus mereka memutuskan untuk menyerang [[Jawa]]. Amirmachmud bergabung PETA dan bangkit untuk menjadi [[peleton]] Komandan.
 
===KODAM VI/Siliwangi===
 
Pada 17 Agustus 1945, pemimpin nasionalis [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]] memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Hari kemudian, Sukarno menyerukan berbadan sehat Indonesia untuk mengumpulkan senjata dan kelompok sendiri dalam persiapan pembentukan Tentara Nasional Indonesia. Kelompok-kelompok milisi yang dikenal sebagai Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk dan Amirmachmud menuju satu di Lembang, Jawa Barat.
 
Pada tahun 1946, setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) telah didirikan, Lembang BKR telah diintegrasikan ke [[Kodam VI / Siliwangi]] ([[Siliwangi Divisi]]), sebuah komando regional militer yang bertanggung jawab atas keamanan Jawa Barat. Amirmachmud kemudian dipindahkan ke Bandung Utara, di mana ia membiarkan pasukannya dalam pertempuran melawan pasukan Inggris dan pasukan Belanda, yang sangat ingin mempertahankan kerajaan kolonial mereka.
 
Amirmachmud dan KODAM VI / Siliwangi kemudian dipaksa untuk meninggalkan Jawa Barat pada tahun 1948 setelah penandatanganan Perjanjian Renville. Berdasarkan perjanjian ini, Pemerintah Indonesia dipaksa untuk mengakui wilayah yang telah diambil di bawah kontrol Belanda dan ini termasuk Jawa Barat. Di bawah komando Kolonel [[Abdul Haris Nasution]], KODAM VI / Siliwangi dipindahkan di Jawa Tengah. Pada tahun yang sama, Amirmachmud akan bergabung dengan pasukannya dalam tindakan keras pada [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) di [[Madiun]].
 
Pada tahun 1949, dengan awal Belanda untuk keluar dari Indonesia, Amirmachmud dan pasukannya kembali ke Jawa Barat. Ada, Amirmachmud akan terlibat dalam pertempuran melawan [[Darul Islam (Indonesia) | Darul Islam]] gerakan, kelompok separatis yang ingin mendirikan [[teokratis]] Indonesia di bawah agama Islam. Pada tahun 1950, Amirmachmud juga terlibat dalam penumpasan terhadap [[Hanya Raja Angkatan Bersenjata]] ([[Angkatan Perang Ratu Adil | APRA]]), sebuah kelompok militer yang masuk Bandung dan mulai membidik prajurit TNI.
 
Setelah situasi mulai tenang, Amirmachmud memiliki karir militer yang relatif lancar dan menjabat sebagai [[Batalyon]] Panglima [[Tasikmalaya]] dan [[Garut]] sebelum diangkat menjadi [[Resimen]] al Kepala Staf di [[Bogor]]. Setelah melayani di Bogor, Amirmachmud menjabat sebagai Kepala Staf Panglima KODAM VI / Siliwangi.
 
===Markas Besar Tentara dan Sekolah Staf Angkatan Darat (Seskoad)===
 
Pada tahun 1958, Amirmachmud dipindahkan ke [[Jakarta]] di mana ia bekerja sebagai anggota staf di markas besar Angkatan Darat selama dua tahun.
 
Pada tahun 1960, Amirmachmud dikirim ke Bandung untuk menghadiri Seskoad. Di sini, ia belajar tentang politik dan ekonomi, mata pelajaran penting bagi seorang prajurit dalam Tentara mendapatkan lebih banyak dan lebih terlibat dalam menjalankan Pemerintah. Amirmachmud juga berkenalan dengan [[Soeharto]] selama waktunya di Seskoad.
 
===Tentara Cadangan Umum (Caduad) dan Guinea Barat Baru===
 
Setelah ia menyelesaikan kursus Seskoad nya, Amirmachmud diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Caduad. Caduad, yang akan pergi untuk menjadi [[Kostrad]] adalah kekuatan strategis yang dirancang untuk berada di stand by setiap saat sehingga dapat dengan mudah dipanggil selama kasus [[nasional darurat]]. Caduad diperintahkan oleh Soeharto, yang tampaknya ingin Amirmachmud cukup untuk menunjuk dia untuk posisinya.
 
Pada tahun 1962, Presiden Soekarno menetapkan bahwa Indonesia akan menduduki [[Irian Barat]] dan membentuk perintah perang untuk pembebasan Irian Barat. Untuk operasi ini, Soeharto diangkat komandan lapangan dan sekali lagi, ia menunjukkan kepercayaannya di Amirmachmud dengan menunjuk dia untuk posisi Kepala Staf Operasional. Namun, setelah beberapa serangan militer kecil, Belanda dikerahkan di bawah tekanan dari Amerika Serikat dan menandatangani [[New York Agreement]] untuk mentransfer Western New Guinea untuk Indonesia, memberikan [[plebisit]] di mana akan diadakan Western New Guinea bisa memilih kemerdekaan.
 
===KODAM X/Lambung Mangkurat===
 
Amirmachmud sekarang harus tugas pertamanya sebagai Pangdam. Pada tahun 1962, ia diangkat sebagai Panglima KODAM X / Lambung Mangkurat, yang bertanggung jawab untuk keamanan [[Kalimantan Selatan]].
 
Ia selama waktu ini bahwa Gerakan G30S membuat usaha kudeta mereka di Jakarta pada 1 Oktober 1965. Pada siang hari, Gerakan G30S akan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi yang akan mencakup Amirmachmud sebagai anggota. Amirmachmud, seperti banyak jenderal anti-komunis lainnya yang masuk dalam daftar, dengan cepat menyangkal tuduhan tersebut. Hari akan selesai dengan Soeharto mengambil kembali kendali situasi di Jakarta dan PKI dituduh sebagai penyebab di balik Gerakan G30S.
 
===KODAM V/Jaya===
 
Pada bulan Desember tahun 1965, Amirmachmud diangkat Panglima KODAM V / Jaya dan dia sekarang bertanggung jawab untuk keamanan [[Jakarta]] dan sekitarnya.
 
Penunjukan Amirmachmud datang pada titik penting dalam sejarah Indonesia dan itu selama pengangkatannya bahwa Suharto mulai mengumpulkan dukungan politik dan momentum untuk me-mount tantangan untuk Sukarno. Amirmachmud, seperti kebanyakan rekan Angkatan Darat melemparkan dukungan mereka di belakang Soeharto.
 
Pada awal tahun 1966, popularitas Sukarno menurun cukup bagi orang untuk secara terbuka menentang dia melalui sarana protes. Yang paling vokal dari para demonstran adalah Mahasiswa Indonesia Front Aksi (KAMI) yang pada tanggal 10 Januari menuntut agar PKI dilarang, simpatisan PKI ditangkap dan untuk harga harus diturunkan. Amirmachmud dan Tentara didukung, didorong, dan melindungi demonstran. Untuk membuat hal-hal lebih praktis, Amirmachmud bersama dengan [[Umar Wirahadikusumah]] (The Pangkostrad) dan [[Sarwo Edhie Wibowo]] (The Komandan RPKAD) resmi Kepala Staf Kostrad, Kemal Idris untuk mengambil kendali dari pasukan mereka yang sekarang terkonsentrasi di Jakarta.
 
Ada dualitas terhadap sikap Amirmachmud pada titik ini. Secara politis, dia bersama Suharto, Angkatan Darat, dan demonstran anti-Sukarno. Pada saat yang sama Namun, ia merasa bertanggung jawab profesional untuk mencegah Jakarta dikurangi menjadi kekacauan dengan semua protes dan demonstrasi. Pada bulan Februari, Amirmachmud sebenarnya dilarang protes di Jakarta. Larangan ini diabaikan.
 
===Supersemar===
 
Pada tanggal 11 Maret tahun 1966, Sukarno menggelar Rapat Kabinet dan diundang Amirmachmud di sepanjang untuk menghadiri. Sebelum pertemuan tersebut Sukarno bertanya Amirmachmud jika situasi adalah aman untuk yang Amirmachmud menjawab bahwa itu adalah. Sukarno kemudian mulai pertemuan yang ditandai mencolok oleh ketidakhadiran Suharto. 10 Menit ke dalam pertemuan tersebut, Amirmachmud didekati oleh Brigadir Jenderal Sabur, Panglima Bodyguards Presiden. Sabur mengatakan bahwa ada adalah pasukan tak dikenal luar. Amirmachmud mengatakan kepada Sabur untuk tidak khawatir tentang hal itu.
 
Lima menit kemudian, Sabur mengulangi pesan, kali ini memberitahu Sukarno masalah juga. Sukarno dengan cepat ditangguhkan pertemuan tersebut dan meninggalkan ruangan dengan Amirmachmud utuh. Bersikeras bahwa Sukarno akan aman, Amirmachmud opsi keamanan yang dibahas dengan Presiden dan memutuskan bahwa Bogor akan menjadi cukup tempat yang aman untuk menghindari situasi tegang.
 
Pertemuan itu ditunda setelah Sukarno berangkat ke Bogor dengan helikopter dan Amirmachmud telah bergabung oleh Mayor Jenderal Basuki Rachmat, yang merupakan Menteri Veteran 'Urusan dan Brigadir Jenderal Mohammad Jusuf, yang merupakan Menteri Perindustrian. Jusuf menyarankan bahwa tiga dari mereka pergi ke Bogor untuk menyediakan dari dukungan moral bagi Sukarno. Dua jenderal lainnya setuju dan bersama-sama, tiga kiri ke Bogor setelah meminta izin Soeharto. Menurut Amirmachmud, Suharto meminta tiga Jenderal untuk memberitahu Sukarno dari kesiapannya untuk memulihkan keamanan harus Presiden memesannya.
 
Pada Bogor, tiga bertemu dengan Sukarno dan sekali lagi Amirmachmud berkata kepada Sukarno bahwa situasi itu aman. Sukarno menjadi marah padanya, bertanya bagaimana bisa situasi akan mengamankan ketika protes yang terjadi. Sukarno kemudian mulai mendiskusikan pilihan dengan Basuki, Jusuf, dan Amirmachmud sebelum akhirnya meminta mereka bagaimana ia bisa mengurus situasi. Amirmachmud menyarankan bahwa Sukarno memberi Suharto beberapa kekuatan dan memerintah Indonesia dengan dia sehingga semuanya dapat diamankan. Pertemuan tersebut kemudian dibubarkan sebagai Sukarno mulai mempersiapkan sebuah Keputusan Presiden.
 
Itu adalah senja ketika dekrit yang akan menjadi [[Supersemar]] adalah akhirnya disiapkan dan menunggu tanda tangan Sukarno. Sukarno memiliki beberapa menit keraguan terakhir tapi Amirmachmud, dua Jenderal lainnya, dan lingkaran dalam Sukarno dalam Kabinet yang juga telah membuat perjalanan ke Bogor mendorong dia untuk menandatangani. Sukarno akhirnya menandatangani dan menyerahkan Supersemar ke Basuki yang akan diteruskan kepada Suharto. Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, Amirmachmud diminta untuk membaca Supersemar dan tampak terkejut untuk mengetahui bahwa itu adalah penyerahan kekuasaan ke Suharto. Dia kemudian akan mengklaim bahwa Supersemar adalah keajaiban.
 
Pada 13 Maret Sukarno memanggil Amirmachmud, Basuki, dan Jusuf. Soekarno marah karena Suharto telah melarang [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) dan mengatakan tiga jenderal yang Supersemar tidak mengandung instruksi tersebut. Sukarno kemudian memerintahkan bahwa surat sebuah diproduksi untuk memperjelas isi dari Supersemar tapi tidak ada yang pernah datang up selain dari salinan-salinan bahwa mantan Duta Besar Kuba, AM Hanafi teringat.
 
==Karir Politik==
 
===Mendagri===
 
Seperti Soeharto dihapus Soekarno dari kekuasaan dan menggantikannya sebagai Presiden pada tahun 1967, Amirmachmud terus sebagai Panglima Kodam V / Jaya. Pada awal 1969, Basuki, yang menjadi Menteri Dalam Negeri mati mendadak. Amirmachmud kemudian dipindahkan dari jabatannya sebagai Komandan Kodam V ke / Jaya untuk mengambil tempat Basuki sebagai Menteri Dalam Negeri.
 
Selama masa jabatannya sebagai Menteri Dalam Negeri, Amirmachmud mengembangkan reputasi sebagai keras pada oposisi Pemerintah dan pembangkang. Hal ini membuatnya mendapatkan julukan "The [[Bulldozer]]. Amirmachmud juga ditangani keras dengan orang-orang yang pergi ke penjara karena diduga menjadi terlibat dengan PKI. Pada tahun 1981, ia memerintahkan bahwa mantan convincts diberi pengawasan khusus.
 
Amirmachmud juga membantu memperkuat kontrol Soeharto di Indonesia. Pada tahun 1969, ia melarang [[PNS]] dari yang terlibat dalam politik, tetapi akan mendorong mereka memilih [[Golkar]] Pemilu Legislatif sebagai tanda kesetiaan kepada Pemerintah. Pada tahun 1971, Amirmachmud berpengaruh dalam pembentukan Republik Indonesia PNS Corps (KORPRI).
 
===Ketua Umum Organisasi Pemilihan (LPU)===
 
Selain menjadi Menteri Dalam Negeri, Amirmachmud juga Ketua LPU. Pemilihan Legislatif 1971, 1977, dan 1982 yang diselenggarakan di bawah pengawasan-Nya.
 
===Ketua MPR dan DPR===
 
Pada tahun 1982, Amirmachmud terpilih sebagai ketua [[MPR]] (MPR) dan seperti semua Pimpinan lainnya MPR, ia juga merangkap terpilih untuk posisi ketua Dewan Perwakilan [[Rakyat] ] (DPR).
 
Amirmachmud memimpin Sidang Umum MPR 1983 yang melihat Suharto yang terpilih untuk masa jabatan 4 sebagai Presiden dengan Umar Wirahadikusumah yang terpilih menjadi Wakil Kepresidenan. Di bawah kepemimpinan nya, MPR juga dianugerahi Suharto judul "Bapak Pembangunan" dalam pengakuan apa yang telah diraihnya.
 
Di DPR, Amirmachmud memimpin lewat undang-undang yang reorganisasi struktur MPR, DPR, dan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), menetapkan aturan untuk Partai Politik, dan meletakkan pedoman untuk referendum.
 
==Pensiunan Hidup and Death==
 
Amirmachmud masuk ke pensiun setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Ketua MPR / DPR Kepala.
 
Dia meninggal pada tanggal 21 April 1995.
 
==Keluarga==
 
Amirmachmud menikah dengan Siti Hadidjah, dengan siapa ia memiliki dua anak, Anon Badariah dan Bambang Permadi Amirmachmud. Para jenderal bintang empat memiliki 10 cucu. Ketika Siti meninggal, dia menikah lagi dengan Shri Hardhani Sadat Siswojo.
 
==Bermacam-macam==
 
Amirmachmud menjadi teman dekat dengan sesama Supersemar saksi, [[M. Jusuf]]. Sebelum meninggal, Amirmachmud meminta agar Jusuf menghadiri pemakaman. Permintaan ini tidak pernah dipenuhi Jusuf tidak dapat menghadiri pemakaman. Amirmachmud juga meninggalkan Jusuf surat rahasia.
 
{{Kotak mulai}}