Dewa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alfashollu (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Untuk|kegunaan lainnya|Dewa (disambiguasi)}}
'''Dewa
Dewa memiliki bermacam-macam wujud, biasanya berwujud manusia atau [[hewan|binatang]]. Mereka hidup [[abadi]]. Mereka memiliki kepribadian masing-masing. Mereka memiliki emosi, kecerdasan, seperti layaknya manusia. Beberapa fenomena alam seperti [[petir]], [[hujan]], [[banjir]], [[badai]], dan sebagainya, termasuk keajaiban adalah ciri khas mereka sebagai pengatur alam. Mereka dapat pula memberi hukuman kepada makhluk yang lebih rendah darinya. Beberapa dewa tidak memiliki kemahakuasaan penuh, sehingga mereka disembah dengan sederhana.
Baris 10:
Kata [[Dewa]] muncul dari [[agama Hindu]], yakni dari kata ''Deva'' atau ''Daiwa'' ([[bahasa Sanskerta]]), yang berasal dari kata ''div'', yang berarti [[sinar]]. Kata dewa dalam [[bahasa Inggris]] sama dengan ''Deity'', berasal dari [[bahasa Latin]] ''deus''. Bahasa Latin ''dies'' dan ''divum'', mirip dengan bahasa Sanskerta ''div'' dan ''diu'', yang berarti ''langit'', ''sinar'' (lihat: [[Dyaus Pita|Dyaus]]). Kata ''deva'' (sinar, langit) sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata ''devil'' (iblis; setan).
Istilah dewa diidentikkan sebagai makhluk suci yang berkuasa terhadap alam semesta. Meskipun pada aliran [[politeisme]] menyebut adanya banyak [[Tuhan]], namun dalam [[bahasa Indonesia]], istilah yang dipakai adalah "Dewa" (contoh: Dewa [[Zeus]], bukan Tuhan [[Zeus]]). Biasanya istilah dewa dipakai sebagai kata sandang untuk menyebut penguasa alam [[semesta]] yang jamak, bisa dibayangkan dan dilukiskan secara nyata, sedangkan istilah [[Tuhan]] dipakai untuk penguasa alam semesta yang maha tunggal dan [[abstrak]], tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibayangkan.
== Hubungan antara Dewa dengan manusia ==
Para Dewa dipercaya sebagai makhluk yang tak tampak dan tak dapat dijangkau. Mereka hidup di tempat-tempat suci atau tempat-tempat yang jauh dari jangkauan manusia, seperti [[surga]], [[neraka]], di atas [[langit]], di bawah [[bumi]], di [[lautan]] yang dalam, di atas puncak [[gunung]] tinggi, di [[hutan]] belantara, namun dapat berhubungan dengan manusia karena manifestasi atau kekuatan
Dalam [[politeisme]], para
== Dewa yang tunggal ==
Dalam agama yang menganut paham [[monoteisme]],
Dalam [[agama Hindu]] dan [[agama Buddha|Buddha]], meskipun meyakini satu
Dalam hal ini, [[
== Pandangan mengenai Dewa-Dewi ==
Baris 32:
[[Berkas:Re-Horakhty.svg|right|120px|thumb|Dewa [[Ra (mitologi)|Ra]].]]
Dalam tradisi [[agama Hindu]] umumnya, para [[
Karena ditemukan konsep ketuhanan yang maha esa,
=== Agama Buddha ===
Dalam [[agama Buddha]], Dewa adalah salah satu makhluk yang tidak setara dengan manusia, memiliki kesaktian, hidup panjang, namun tidak abadi. Agama Buddha mengenal banyak
Dewa ada 33 tingkatan, tingkat paling akhir adalah dewa bumi.
|