Subagio Sastrowardoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiriana (bicara | kontrib)
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Andiriana (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Jasintacantik
Baris 32:
 
== Pendidikan dan karier ==
Subagio berpendidikan [[HIS]] di [[Bandung]] dan [[Jakarta]], HBS, SMP, dan SMA di [[Yogyakarta]], Fakultas Sastra [[UniversitasUGM]] Gajahselesai Madatahun [[1958]], dari[[Universitas Yale]] tahun 1961-1966. Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I di Yogyakarta (1954-1958), hinggadosen Kesustraan Indonesia di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (1658-1961), dosen [[UNPAD]], dosen [[SESKOAD]] keduanya di Bandung, dosen bahasa dan Kesusastraan Indonesia di [[Universitas Flinders]], [[Adelaide]], dan terakhir bekerja di Penerbit [[Balai Pustaka]]. Pada musim panas 1984, ia juga pernah menjadi seorang instruktur tamu di [[Universitas Ohio]], dan mengajarkan [[bahasa Indonesia]].
Subagio mengerti bahasa [[Perancis]], [[Belanda]] dan [[Inggris]] dengan kemampuan yang cukup sehingga dapat menerjemahkan puisi-puisi dalam bahasa-bahasa tersebut kedalam Bahasa Indonesia, dan kemampuan ini memungkinkannya mendapat pekerjaan di luar negeri. Ia mmengajar selama beberapa tahun di [[Australia]], pertama-tama sebagai dosen senior di [[Salisbury College of Advanced Education]], dan sejak tahun 1974 hingga 1981 di [[Flinders University]] di [[Adelaide]], Australia Selatan. Pada musim panas 1984, ia juga pernah menjadi seorang instruktur tamu mengajar [[Bahasa Indonesia]] di [[Universitas Ohio]], dan di [[Universitas Yale]] tahun 1961-1966.
 
Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I di Yogyakarta (1954-1958), dosen Kesusastraan Indonesia di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (1658-1961), dosen [[UNPAD]], dosen [[SESKOAD]] keduanya di Bandung.
Pada tahun 1981 ia menjadi anggota dari ''Working Group on Socio-Cultural Defense'' dan menjabat sebagai direktur dari ''Director of Young PN Hall Book Publishing'', dan dari tahun 1982 hingga 1984 ia menjadi anggota [[Dewan Kesenian Jakarta]].
 
Untuk waktu yang cukup lama ia menjabat sebagai Direktur perusahaan penerbitan [[Balai Pustaka]], salah satu perusahaan penerbitan di Indonesia. Pada tahun 1987, Subagio Sastrowardoyo, bersama-sama dengan [[Goenawan Mohamad]], [[Sapardi Djoko Damono]], [[Umar Kayam]], dan [[John H. McGlynn]], mendirikan [[Yayasan Lontar]], organisasi non-profit yang mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan sastra dan kebudayaan Indonesia dengan cara menerjemahkan karya sastra Indonesia.
 
== Karya ==
Karya pertamanya sebagai penulis diterbitkan dalam kumpulan puisi berjudul ''Simphoni'' pada tahun 1957.[3]> Kumpulan puisi ini digambarkan sebagai ‘sinis, liar dan terkadang mengejutkan’. ''Simphoni'' kemudian diiikuti dengan beberapa percobaan menulis cerita pendek,sehingga padaSekitar tahun [[1950-an]], Subagio lebih menonjol sebagai pengarang cerpen daripada seorang penyair. Cerpennya yang berjudul ''Kejantanan di Sumbing'' pernah mendapatkan hadiah sebagai cerpen terbaik. Namun akhirnya akhirnya Subagio memilih puisi sebagai wahana penyaluran keatifitasnya. Dalam cerpen dan sajak-sajaknya, banyak dilukiskan manusia yang gampang dirangsang oleh nafsunya. Manusia-manusia Subagio adalah manusia-manusia yang dalam mencoba mempertahankan kewajiban tergoda oleh sifat-sifat kedagingannya.Kumpulan puisinya diterbitkan dengan judul ''Dan Kematian Makin Akrab'' (1995).
 
Setelah bermukim cukup lama di Amerika Serikat, ia menerbitkan kumpulan puisi berjudul ''Saldju'' pada tahun 1966. Puisi-puisi dalam koleksi ini mempertanyakan tentang hidup dan mati, dan kebutuhan adanya “sesuatu yang dapat diandalkan dalam menghadapi realitas yang terancam dari segala sisi”. Karya ini digambarkan tidak sebebas karya-karya pada masa awalnya.
Karya lainnya yang diterbitkan setelah tahun 1966 diantaranya adalah ''Daerah Perbatasan'' (1970), ''Keroncong Motinggo'' (1975), ''Buku Harian, Hari dan Hara'' (1979), ''Simphoni Dua'' (1990), dan beberapa buku tentang kritik sastra.
 
Puisi-puisi Subagio umumnya dipandang mempunyai bobot filosofis yang tinggi dan mendalam, dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah. Perumpamaan dan lambang digunakannya secara dewasa dan matang. Sajaknya yang berjudul ''Dan Kematian Makin Akrab'' memenangkan [[Hadiah Horison]] untuk [[sajak|sajak-sajak]] yang dimuat tahun 1966-1967, dan tahun 1970 mendapatkan Anugerah Seni dari Pemerintah RI untuk kumpulan sajaknya ''Daerah Perbatasan'' ([[1970]]).
 
Subagio juga terjun dalam dunia kritik dan telaah sastra. Esei-eseinya banyak yang mencoba menyelami latar persoalan manusia Indonesia sekarang secara jujur dan tajam.
 
== Bibliografi ==