Subagio Sastrowardoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andiriana (bicara | kontrib)
Baris 35:
 
== Karya ==
SekitarKarya pertamanya sebagai penulis diterbitkan dalam kumpulan puisi berjudul ''Simphoni'' pada tahun 1957.[3]> Kumpulan puisi ini digambarkan sebagai ‘sinis, liar dan terkadang mengejutkan’. ''Simphoni'' kemudian diiikuti dengan beberapa percobaan menulis cerita pendek,sehingga pada tahun [[1950-an]], Subagio lebih menonjol sebagai pengarang cerpen daripada seorang penyair. Cerpennya yang berjudul ''Kejantanan di Sumbing'' pernah mendapatkan hadiah sebagai cerpen terbaik. Namun akhirnya akhirnya Subagio memilih puisi sebagai wahana penyaluran keatifitasnya. Dalam cerpen dan sajak-sajaknya, banyak dilukiskan manusia yang gampang dirangsang oleh nafsunya. Manusia-manusia Subagio adalah manusia-manusia yang dalam mencoba mempertahankan kewajiban tergoda oleh sifat-sifat kedagingannya.Kumpulan puisinya diterbitkan dengan judul ''Dan Kematian Makin Akrab'' (1995).
 
Setelah bermukim cukup lama di Amerika Serikat, ia menerbitkan kumpulan puisi berjudul ''Saldju'' pada tahun 1966. Puisi-puisi dalam koleksi ini mempertanyakan tentang hidup dan mati, dan kebutuhan adanya “sesuatu yang dapat diandalkan dalam menghadapi realitas yang terancam dari segala sisi”. Karya ini digambarkan tidak sebebas karya-karya pada masa awalnya.
Karya lainnya yang diterbitkan setelah tahun 1966 diantaranya adalah ''Daerah Perbatasan'' (1970), ''Keroncong Motinggo'' (1975), ''Buku Harian, Hari dan Hara'' (1979), ''Simphoni Dua'' (1990), dan beberapa buku tentang kritik sastra.
 
Puisi-puisi Subagio umumnya dipandang mempunyai bobot filosofis yang tinggi dan mendalam, dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah. Perumpamaan dan lambang digunakannya secara dewasa dan matang. Sajaknya yang berjudul ''Dan Kematian Makin Akrab'' memenangkan [[Hadiah Horison]] untuk [[sajak|sajak-sajak]] yang dimuat tahun 1966-1967, dan tahun 1970 mendapatkan Anugerah Seni dari Pemerintah RI untuk kumpulan sajaknya ''Daerah Perbatasan'' ([[1970]]).
 
Subagio juga terjun dalam dunia kritik dan telaah sastra. Esei-eseinya banyak yang mencoba menyelami latar persoalan manusia Indonesia sekarang secara jujur dan tajam.
 
== Bibliografi ==