Ibnu Sutowo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
Pada tahun [[1975]], Pertamina jatuh krisis. Pada tahun [[1976]], Ibnu mengundurkan diri sebagai Dirut Pertamina, dan meninggalkan Pertamina dalam kondisi utang sebesar US$ 10,5 milyar. Ibnu lalu masuk ke [[Aqua (air mineral)|PT Golden Mississippi]].
 
== Aqua & Petronas ==
[[Tirto Utomo]], bawahan Ibnu, yang sedang membuat produk [[air mineral]] pada tahun [[1973]], dengan merek [[Aqua (air mineral)|Aqua]], berkunjung ke [[Bangkok]], [[Thailand]]. Ibnu juga diajak oleh Tirto, untuk mempelajari cara pembuatan air mineral di pabrik [[air mineral]] [[Polaris (air mineral)|Polaris]] di [[Thailand]], karena di Indonesia, sama sekali belum ada. Sampai akhirnya, ia berkata kepada Tirto : "Aneh Tirto ''iki''. ''Banyu banjir kok diobokke'' dalam botol".
 
Setelah Aqua semakin terkenal ketika pertandingan [[bulu tangkis]] [[Piala Thomas & Uber 1988]] di [[Kuala Lumpur]] dan pertandingan [[golf]], beliau berpendapat bahwa Aqua harus dikelola oleh yang lebih muda. Maka, beliau mengundurkan diri dari jabatan direktur utama PT Golden Mississippi dan digantikan oleh Willy Sidharta.
 
Pada masa kepemimpinan Willy Sidharta, yang jabatannya diletakkan oleh Ibnu, PT Golden Mississippi juga memperluas bisnisnya ke dalam bidang taman kota dengan membangun Taman Aqua di setiap [[Ruang Terbuka Hijau]] di [[Jakarta]] dan taman wisata [[Aqua KLCC]] yang dikelola oleh air minum merek "Sehat" (produk Aqua di [[Malaysia]], [[Brunei]], dan [[Singapura]]) di [[Kuala Lumpur]], dan Ibnu mendirikan Bank Aqua pada [[1988]], meski bisnis perbankan ini akhirnya gagal.
 
Setelah meninggalkan Pertamina dengan kondisi hutang yang sangat tinggi, Ibnu lalu mulai mengelola [[Petronas]], pertambangan minyak [[Malaysia]] pada [[1976]]. Walaupun [[Petronas]] baru 2 tahun berdiri, Ibnu menanggapi pesatnya pertumbuhan pertambangan minyak yang dikelola sendiri oleh [[umat Islam]], sehingga kekayaan [[umat Islam]] selalu disumbang dari pertambangan [[minyak]], walaupun [[minyak]] sendiri termasuk dalam [[Sumber Daya Alam]] yang tidak dapat diperbaharui, seperti halnya [[bahan tambang]] lainnya.
 
== Kasus Hilton Senayan ==