Nasruddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 53:
==Kisah==
Kisah-kisah Nasruddin dikenal di seluruh Timur Tengah dan menyentuh berbagai kultur di seluruh dunia. Sayangnya, sebagian besar kisah Nasreddin diceritakan sebagai lelucon atau anekdot lucu. Semuanya kisahnya diceritakan berulang-ulang di kedai-kedai dan [[caravanserai]] di Asia serta dapat didengar di rumah-rumah serta radio. Namun, and can be heard in homes and on the radio. Kisah-kisah Nasruddin terkenal akan pemahamannya pada berbagai tingkatan; diawali dengan canda, diikuti moral, dan biasanya ditambahkan sedikit sentilan yang memberi kesadaran dalam hal spiritualisme.<ref>Idris Shah (1964), ''The Sufis'', London: W. H. Allen ISBN 0-385-07966-4.</ref>
 
===Menyampaikan dakwah===
Suatu ketika Nasruddin diundang untuk menyampaikan [[dakwah]]. Saat berada di atas mimbar, ia bertanya, "''Kalian tahu apa yang akan aku katakan''?" Seluruh umat menjawab serempak, "''Tidak''." Nasruddin pun berkata, "''Aku tidak berkeinginan untuk berdakwah kepada orang-orang yang tidak tahu apa yang akan aku dakwahkan''," kemudian turun dari mimbar dan pergi.
 
Orang-orang merasa lalu, kemudian memanggilnya kembali keesokan hari Jumatnya untuk kembali berdakwah. Kali itu, Nasruddin kembali menanyakan pertanyaan yang sama, dan para umat menjawab, "''Tahu''". Nasruddin terdiam, kemudian berkata, '''Karena kalian sudah tahu apa yang akan aku katakan, aku tidak akan membuang-buang waktu kalian lebih lama lagi''." Nasruddin turun dari mimbar meninggalkan mereka.
 
Kali ini orang-orang benar-benar kebingungan dan memanggilnya kembali di keesokan Jumat. Sekali lagi Nasruddin menanyakan pertanyaan yang sama, para umat sebagian menjawab ''tahu'' dan sebagian menjawab ''tidak tahu''. Nasruddin berseru, "''Sangat bagus''! ''Sekarang, bagi yang sudah tahu, silahkan menceritakan kepada yang belum tahu''!" Ia turun dari mimbar kemudian pergi.<ref>Banyak versi mengenai kisah ini. Salah satunya berada dalam {{cite book|last=Kelsey|first=Alice|title=Once the Hodja|year=1943|publisher=David McKay Company Inc}}</ref>
 
===Siapa yang kamu percaya?===
Seorang tetangga mengetuk pagar rumah Nasruddin, sang Mulla menemuinya di luar. "Bolehkan, Mulla," tanya si tetangga, "aku meminjam keledaimu hari ini? Aku harus mengantar beberapa barang ke kota sebelah." Sebenarnya Nasruddin merasa sayang untuk meminjamkan keledainya, maka ia menjawab, "Maaf, aku sudah meminjamkannya kepada orang lain."
 
Tiba-tiba terdengar ringkikan keledai dari belakang rumah. Si tetangga berkata, "Saya mendengar suara keledaimu dari belakang sana." Nasruddin yang terkejut segera menjawab, "Siapa yang kamu percaya? keledai atau Mullamu?"<ref>Banyak diceritakan ulang, misalnya di {{cite book|last=Shah|first=Idries|title=[[The Sufis]]|year=1964|publisher=Jonathan Cape|isbn=SBN 0-863040-74-8 |pages=78–79|authorlink=Idries Shah}}</ref>
 
===Rasanya sama saja===
Beberapa anak melihat Nasruddin datang dari ladang anggur sambil membawa dua keranjang penuh anggur di atas keledainya. Mereka segera mengelilingi Nasruddin untuk mencicipi. Nasruddin mengambil setangkai anggur dan memberi masing-masing anak sebutir anggur. "Anda punya banyak sekali anggur," gerutu seorang anak, "kenapa memberi kami sangat sedikit?" Nasruddin menjawab, "Tidak ada bedanya jika kamu makan anggur sebutir atau sekeranjang penuh. Semua rasanya sama." Ia kemudian melanjutkan perjalanannya.<ref>Salah satu versi cerita teradapat dalam {{cite book|last=Shah|first=Idries|title=The subtleties of the inimitable Mulla Nasrudin|year=1985|publisher=Octagon Press|location=London|isbn=0-86304-040-3|page=60|edition=Reprinted.}}</ref>
 
===Kebiasaan buruk===
Suatu hari, saat Nasruddin sedang minum kopi sambil duduk pada kursi favoritnya di sebuah kedai, seorang anak sekolahan datang dan memukul turbannya hingga jatuh. Seperti tidak terjadi apa-apa, ia mengambil turbannya dan memakainya kembali di kepalanya. Keesokan harinya, anak itu datang lagi saat Nasruddin duduk di kursi favorit yang sama dan kembali memukul turbanya hingga jatuh. Sekali lagi, Nasruddin menganggapnya seperti tidak terjadi apa-apa dan memakai turbannya kembali. Saat anak nakal itu melakukannya lagi di hari yang berbeda, kawan-kawan Nasruddin menegurnya untuk menghukum si bocah. "Ck ck. Bukan seperti caranya."
 
Keesokan harinya, sepasukan prajurit yang menginvasi menduduki kota sehingga Nasruddin tidak duduk di tempat favoritnya seperti biasa. Di kursinya itu, duduk kapten pasukan penginvasi. Si anak lewat dan seperti biasa memukul turban yang ia kira adalah turban Nasruddin. Tanpa pikir panjang, si kapten segera memenggal kepala anak itu dengan sekali tebas.
 
==Nasreddin Afandi versi Uzbek==