Agama di Romawi Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Bangsa Romawi meyakini bahwa mereka sangat religius, dan mengaitkan keberhasilan mereka dengan kesalehan kolektif dalam menjaga hubungan baik dengan para dewa. Menurut legenda Romawi, sebagian besar institusi religius Roma dapat ditilik kembali ke pendiri Roma, terutama [[Numa Pompilius]], [[raja Roma]] kedua, yang bernegosiasi secara langsung dengan para dewa.
 
Status kependetaan agama Romawi hanya dimiliki oleh anggota kelas atas. Tidak ada asas "pemisahan gereja dan agama" di Romawi Kuno: pada masa [[Republik Romawi]], orang yang menjadi menjabatpejabat juga bisa menjadi [[augur]] dan [[pontiff]], sementara [[Yulius Caesar]] menjadi [[Pontifex Maximus]] sebelum terpilih menjadi [[konsul]].
 
Agama Romawi bersifat praktis dan kontraktual, dan didasarkan kepada asas ''[[do ut des]]'', "Saya memberi apa yang akan Anda beri." Agama bergantung kepada pengetahuan dan praktik doa, ritual, dan pengorbanan yang benar, bukan melalui iman dan dogma.