Suko Sudarso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 71:
Selain mulai aktif di dunia politik, Bagus juga dikenal sebagai seorang aktivis dakwah kampus. Hal ini bagi sebagian orang dinilai sebagai bentuk representasi sikap politik kakeknya (Suko) yang belakangan terlihat ingin menyatukan golongan nasionalis dan agamais.
 
Di lingkup keluarga, ia juga telahsempat dipercaya untuk menduduki jabatan Ketua '''Garda Mangkunagaran''' (organisasi pemuda [[Pura Mangkunagaran]] Surakarta Hadiningrat) Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Posisi yang menurut dia membuat hidupnya seimbang diantara ajaran [[Islam]] yang lugas, doktrin GMNI yang radikal dan piwulang [[Jawa]] yang penuh kesantunan. Namun ia mengundurkan diri setelah 1 tahun mengemban jabatan tersebut, kini Bagus mengaku merasa lebih nyaman hidup sebagai 'kawula alit'.
 
Pada tahun 2003 Bagus mencetuskan sebuah manifesto politik yang ia beri nama '''MANIS'''. MANIS adalah akronim dari [[Militerisme]], '''Agamisme''', [[Nasionalisme]], '''Intelektualisme''' dan [[Sosialisme]]. Ideologi yang ia rumuskan ini bertumpu pada keyakinan bahwa Indonesia akan mencapai kesejahteraan umum jika golongan militer, rohaniawan, nasionalis, intelektualis dan sosialis telah berada dalam satu koridor visi dalam membangun bangsa.