Bendung Katulampa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
bukan bendungan
Farras (bicara | kontrib)
keataskan "Sejarah"
Baris 2:
'''Bendung Katulampa''' adalah bangunan yang terdapat di Kelurahan [[Katulampa, Bogor Timur, Bogor|Katulampa]], Kota [[Bogor]], [[Jawa Barat]].
Bangunan ini di bangun pada tahun [[1911]] dengan tujuan sebagai peringatan dini atas air yang sedang mengalir ke Jakarta serta sarana [[irigasi]] lahan seluas 5.000 hektar yang terdapat pada sisi kanan dan kiri bendungan.<ref>[http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/14/03182658/Peninggalan.Kolonial.yang.Jadi.Primadona.Saat.Hujan ''Peninggalan Kolonial yang Jadi Primadona Saat Hujan'', diakses dari situs berita Kompas]</ref>. Pada saat musim hujan, bendungan ini bisa dilewati air dengan rekor debit 630 ribu liter air per detik atau ketinggian 250 centimeter yang pernah terjadi pada tahun 1996, 2002, 2007, dan 2010. <ref>[http://metro.news.viva.co.id/news/read/277932-katulampa-kirim-630-ribu-liter-air-per-detik Katulampa ''Kirim 630 Ribu Liter Air per Detik'', diakses dari situs berita VivaNews]</ref>
 
==Sejarah==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Rivier_Katoelampa_TMnr_60016689.jpg|thumb|250px|Sungai Katulampa sekitar tahun 1920-1930]]
Bendungan Katulampa mulai dioperasikan pada tahun 1911, akan tetapi, pembangunannya sudah dimulai sejak 1889, sejak banjir besar melanda Jakarta pada 1872. Banjir saat itu dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam air luapan Ciliwung. Dari Katulampa, sebagian air Ciliwung dialirkan lewat pintu air ke Kali Baru Timur, saluran irigasi yang dibangun pada waktu yang sama. Dari Bogor bagian timur, sungai buatan itu mengalir ke Jakarta, di sepanjang sisi Jalan raya Bogor, melalui Cimanggis, Depok, Cilangkap, sebelum bermuara di daerah Kali Besar, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Air Kali Baru Timur dulu dipakai untuk mengairi sawah yang banyak terdapat di daerah antara Bogor dan Jakarta.
 
Sampai tahun 1990, areal persawahan di Bogor dan Jakarta masih banyak, yakni 2.414 hektar. Namun kini sawah hampir habis. Hanya Bogor dan Cibinong yang masih memiliki 72 hektar sawah, sementara Jakarta sama sekali habis. Sehingga fungsi irigasi Bendungan Katulampa bisa dikatakan sudah berakhir akibat punahnya areal persawahan di Bogor dan Jakarta. <ref>[http://bmp.or.id/berita/tahun/2012/bulan/01/tanggal/18/317/sejarah-bendung-katulampa.html ''Sejarah Bendung Katulampa'', diakses dari situs Bina Masyarakat Peduli]</ref>
 
==Fungsi informasi dini banjir==
Baris 10 ⟶ 16:
==Kesalahpahaman mengenai fungsi ==
Katulampa tidak memiliki kemampuan menahan dan membuka-tutup pintu air yang rentan disalahpahami dan menimbulkan kepanikan.<ref>[http://megapolitan.kompas.com/read/2012/04/03/20281917/Pak.Pintu.Airnya.Jangan.Dibuka.Semua ''Pak, Pintu Airnya Jangan Dibuka Semua, Pak!'', Diakses dari situs berita Kompas]</ref> Saat [[banjir Jakarta 2013]], beberapa kabar burung beredar mengenai pembukaan pintu air Katulampa karena kelebihan kapasitas yang langsung dibantah dengan keras oleh [[Badan Nasional Penanggulangan Bencana]]. <ref>[http://metro.sindonews.com/read/2013/01/16/31/707634/bnpb-bantah-sms-jakarta-jadi-lautan ''BNPB Bantah SMS Jakarta Jadi Lautan'', diakses dari situs berita SindoNews]</ref>
 
==Sejarah==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Rivier_Katoelampa_TMnr_60016689.jpg|thumb|250px|Sungai Katulampa sekitar tahun 1920-1930]]
Bendungan Katulampa mulai dioperasikan pada tahun 1911, akan tetapi, pembangunannya sudah dimulai sejak 1889, sejak banjir besar melanda Jakarta pada 1872. Banjir saat itu dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam air luapan Ciliwung. Dari Katulampa, sebagian air Ciliwung dialirkan lewat pintu air ke Kali Baru Timur, saluran irigasi yang dibangun pada waktu yang sama. Dari Bogor bagian timur, sungai buatan itu mengalir ke Jakarta, di sepanjang sisi Jalan raya Bogor, melalui Cimanggis, Depok, Cilangkap, sebelum bermuara di daerah Kali Besar, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Air Kali Baru Timur dulu dipakai untuk mengairi sawah yang banyak terdapat di daerah antara Bogor dan Jakarta.
 
Sampai tahun 1990, areal persawahan di Bogor dan Jakarta masih banyak, yakni 2.414 hektar. Namun kini sawah hampir habis. Hanya Bogor dan Cibinong yang masih memiliki 72 hektar sawah, sementara Jakarta sama sekali habis. Sehingga fungsi irigasi Bendungan Katulampa bisa dikatakan sudah berakhir akibat punahnya areal persawahan di Bogor dan Jakarta. <ref>[http://bmp.or.id/berita/tahun/2012/bulan/01/tanggal/18/317/sejarah-bendung-katulampa.html ''Sejarah Bendung Katulampa'', diakses dari situs Bina Masyarakat Peduli]</ref>
 
==Kerusakan Fasilitas Pemantau==