Ronggeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
buat halaman baru
 
Baris 5:
Ronggeng mungkin telah ada di Jawa sejak zaman kuno, relief di bagian [[Karmawibhanga]] pada [[abad ke-8]] [[Borobudur]] menampilkan adegan perjalanan rombongan hiburan dengan musisi dan penari wanita. Di Jawa, penampilan ronggeng tradisional menampilkan rombongan tari perjalanan yang berjalan dari desa ke desa. Pasukan tari terdiri dari satu atau beberapa penari wanita profesional, disertai oleh sekelompok musisi memainkan alat musik: [[rebab]] dan [[gong]]. Istilah "''ronggeng''" juga diterapkan untuk penari wanita. Selama penampilan ronggeng, para penari profesional perempuan diharapkan untuk mengundang beberapa penonton laki-laki atau klien untuk menari dengan mereka sebagai pasangan dengan memberi uang tips untuk penari wanita, diberikan selama atau setelah tarian. Pasangan tarian intim dan penari perempuan mungkin melakukan beberapa gerakan yang mungkin dianggap terlalu erotis dalam standar kesopanan etiket [[keraton Jawa]]. Di masa lalu, nuansa erotis dan seksual dari tarian ronggeng memberinya reputasi buruk sebagai [[prostitusi]] yang terselubung [[seni tari]].
 
==Dalam media lain==
''Ronggeng'' adalah tema utama dari Ahmad Tohari novel ''[[Ronggeng Dukuh Paruk]]'' karya [[Ahmad Tohari]], yang menceritakan kisah seorang gadis penari ''ronggeng'' yang juga seorang [[pelacur,]] di sebuah desa terpencil di [[Jawa Tengah]]. Ronggeng terkait erat dengan [[tari Jaipongan]] [[Orang Sunda|Sunda]].
 
[[Kategori:Tari di Indonesia]]