Bob Tutupoly: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{wikify}}
 
{{Infobox penyanyi indonesia
| name = Bob Tutupoly
Baris 29 ⟶ 27:
| pastmembers =
}}
'''Bobby Willem Tutupoly''' ({{lahirmati|[[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Jawa Timur]]|13|11|1939}}) adalah seorang artis [[Indonesia]]. Ia mulai rekaman di Jakarta pada tahun [[1965]] bersama Pattie Bersaudara. Selanjutnya, ia dikenal dengan lagu-lagu "''[[Lidah Tak Bertulang]]''", "''[[Tiada Maaf Bagimu]]''", "''[[Tinggi Gunung Seribu Janji]]''", dan lain-lain<ref>{{cite news
|first = FRANS SARTONO
|last =
Baris 52 ⟶ 50:
 
== Masa kecil ==
Bob Tutupoly adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasangan perantau asal [[Maluku]] Adolf Laurens Tutupoly dan Elisabeth Wilhemmina Henket-Sahusilawane. Beliau dilahirkan di RS William Booth, Jalan Diponegoro, [[Surabaya]] pada tanggal 13 November [[1939]]<ref name="a"></ref>. Bob memiliki seorang kakak yang bernama [[Christian Jacobus Tutupoly]] dan tiga orang adik yang bernama [[Alexander Bartjes Tutupoly]], [[Hendrika Laurensia Tutupoly]], dan [[Adolf Tutupoly Jr.]] (meninggal pada tahun [[1947]], saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Yogyakarta)<ref name="a"></ref>. Ayahnya telah berdinas di [[Angkatan Laut]] sejak zaman penjajahan [[Belanda]] di Indonesia dan terus membela TNI ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya. Bob dan keluarganya sempat berpindah ke [[Yogyakarta]] yang kala itu menjadi ibukota RI, sebelum akhirnya kembali ke Surabaya pada tahun [[1953]] dan memasuki bangku Sekolah Dasar di SD Pasar Turi<ref name="a"></ref>. Sejak kecil, Bob dan keempat saudaranya dididik dengan disiplin militer oleh sang ayah. Bakat seni Bob memang diwariskan dari kedua orang tuanya, ayahnya adalah pemain suling dan ibunya merupakan penyanyi di [[Gereja]]<ref name="a"></ref>. Bob Tutupoly melanjutnya pendidikannya di SMP Kristen Embong Wungu, [[Surabaya]] dan SMA Katolik St. Louis, [[Surabaya]]. Beliau sempat menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya (Cikal bakal FEFakultas Ekonomi [[Universitas Airlangga]]) dan Fakultas Ekonomi [[Universitas Padjajaran]], [[Bandung]] namun kedua terhenti di tengah jalan<ref name="a"></ref>.
 
== Karier ==
Kegemaran Bob Tutupoly akan dunia tarik suara telah ditunjukkannya sejak kecil dan beliau mulai bernyanyi untuk mendapatkan uang jajan tambahan di masa remajanya. Saat duduk di bangku SMA, Bob diajak bergabung dalam Kwartet Jazz di RRI Surabaya oleh Didi Pattirane. Bersama Didi Patirane, Bob juga merekam lagu-lagu daerah Maluku, seperti Mande-mande, Sulie, dan Donci Bagici. Rekaman tersebut difasilitasi oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta. Pada masa-masa itu, Bob juga diminta bergabung dengan Chen Brohers (Bubi Chen, Nico, Jopie Chen, dan Frans) untuk mengisi acara dansa kalangan atas. Bob Tutupoly pernah tergabung di dalam Band Bhinneka Ria bersama dengan Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan Yusmin. Band ini berhasil menjuarai festival band di Surabaya dan festival Band se-Jawa di Jakarta. Band Bhinneka Ria sempat bermain bersama Trio Los Pancos dan merekam lagu Oto Bemo, Kopral Jono, dll. bersama dengan Jack Lesmana pada tahun 1960. Ketika berkuliah di Bandung, Bob tergabung dalam grup Cresendo pimpinan Yongki Nusantara yang sering tampil di hotel, seperti Hotel Homman dan Bumi Sangkuriang serta beberapa klub malam kota Bandung<ref name="b" />. Pada tahun 1963, band The Riders meminta dirinya menggantikan vokalis mereka saat itu, Bill Saragih, yang bekerja di Thailand. Bersama The Riders, Bob dapat tampil di Nirwana Super Club, Hotel Indonesia sebanyak 15 kali dalam sebulan. Bob tidak hanya sering tampil di Hotel Indonesia, tetapi juga di TVRI dan tempat-tempat lain yang mengundangnya. Enteng Tanamal, pemimpin Band Panca Nada, mengajak Bob untuk merekam lagu-lagu Natal bersama Pattie bersaudara di Remaco<ref name="b" />. Selanjutnya, Bob pun mulai merekam berbagai lagu seperti Gunung Seribu Janji, Tak Mungkin Kulupa, Tiada Maaf Bagimu, dan Batu Nisan. Beliau tidak hanya tampil di dalam negeri tetapi juga di Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Pada tahun 1966-1969, beliau meraih predikat sebagai Penyanyi Kesayangan Siaran ABRI. Selain itu, beliau juga dianugrahi golden records (piringan emas) karena hasil penjualan piringan hitamnya laku di pasaran<ref name="b">{{Citation
=== Album ===
 
Kegemaran Bob Tutupoly akan dunia tarik suara telah ditunjukkannya sejak kecil dan beliau mulai bernyanyi untuk mendapatkan uang jajan tambahan di masa remajanya. Saat duduk di bangku SMA, Bob diajak bergabung dalam Kwartet Jazz di RRI Surabaya oleh Didi Pattirane. Bersama Didi Patirane, Bob juga merekam lagu-lagu daerah Maluku, seperti Mande-mande, Sulie, dan Donci Bagici. Rekaman tersebut difasilitasi oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta. Pada masa-masa itu, Bob juga diminta bergabung dengan Chen Brohers (Bubi Chen, Nico, Jopie Chen, dan Frans) untuk mengisi acara dansa kalangan atas. Bob Tutupoly pernah tergabung di dalam Band Bhinneka Ria bersama dengan Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan Yusmin. Band ini berhasil menjuarai festival band di Surabaya dan festival Band se-Jawa di Jakarta. Band Bhinneka Ria sempat bermain bersama Trio Los Pancos dan merekam lagu Oto Bemo, Kopral Jono, dll. bersama dengan Jack Lesmana pada tahun 1960. Ketika berkuliah di Bandung, Bob tergabung dalam grup Cresendo pimpinan Yongki Nusantara yang sering tampil di hotel, seperti Hotel Homman dan Bumi Sangkuriang serta beberapa klub malam kota Bandung<ref name="b" />. Pada tahun 1963, band The Riders meminta dirinya menggantikan vokalis mereka saat itu, Bill Saragih, yang bekerja di Thailand. Bersama The Riders, Bob dapat tampil di Nirwana Super Club, Hotel Indonesia sebanyak 15 kali dalam sebulan. Bob tidak hanya sering tampil di Hotel Indonesia, tetapi juga di TVRI dan tempat-tempat lain yang mengundangnya. Enteng Tanamal, pemimpin Band Panca Nada, mengajak Bob untuk merekam lagu-lagu Natal bersama Pattie bersaudara di Remaco<ref name="b" />. Selanjutnya, Bob pun mulai merekam berbagai lagu seperti Gunung Seribu Janji, Tak Mungkin Kulupa, Tiada Maaf Bagimu, dan Batu Nisan. Beliau tidak hanya tampil di dalam negeri tetapi juga di Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Pada tahun 1966-1969, beliau meraih predikat sebagai Penyanyi Kesayangan Siaran ABRI. Selain itu, beliau juga dianugrahi golden records (piringan emas) karena hasil penjualan piringan hitamnya laku di pasaran<ref name="b">{{Citation
=== Album ===
Enteng Tanamal, pemimpin Band Panca Nada, mengajak Bob untuk merekam lagu-lagu Natal bersama Pattie bersaudara di Remaco<ref name="b" />. Selanjutnya, Bob pun mulai merekam berbagai lagu seperti Gunung Seribu Janji, Tak Mungkin Kulupa, Tiada Maaf Bagimu, dan Batu Nisan. Beliau tidak hanya tampil di dalam negeri tetapi juga di Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Pada tahun 1966-1969, beliau meraih predikat sebagai Penyanyi Kesayangan Siaran ABRI. Selain itu, beliau juga dianugrahi golden records (piringan emas) karena hasil penjualan piringan hitamnya laku di pasaran<ref name="b">{{Citation
| last = Edy Suherli
| first =
Baris 68:
| year = 2010
| date = THN XII/ EDISI 597 / 3-9 Februari
| url = }}</ref>. Pada tahun 1969, Bob Tutupoly pindah ke [[Amerika Serikat]] atas tawaran dari grup Venturas (grup yang berisi orang Indonesia dan bermarkas di Los Angeles) yang berjanji akan mencarikan produser dan melakukan rekaman di negara tersebut. Sayangnya kedua hal tersebut tidak terwujud dan Bob malah bekerja paruh waktu di Yamaha Buena Park dan bergabung dengan The Midnighters untuk bernyanyi di [[San Fransisco]] dan [[Los Angeles]]. Bob pun akhirnya berpindah ke [[Las Vegas]] untuk bernyanyi di klub malam dan kasino-kasino yang ada di sana. Di sana, beliau sempat merekam beberapa lagu seperti ''Hello LA'' dan ''Bye-Bye Birmingham'' yang tidak diedarkan<ref name="c"></ref>. Di kota ini pula, beliau bertemu dengan Haryono, Direktur Utama Pelita (anak perusahaan Pertamina) yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjadi ''public relation'' dan penyanyi di Restoran Ramayana. Restoran itu merupakan restoran Indonesia yang didirikadidirikan oleh [[Pertamina]] di [[New York]] dan berfungsi sebagai agen promosi wisata Indonesia<ref name="c"></ref>. Bob pun pernah menduduki jabatan sebagai pemimpin restoran tersebut hingga akhirnya pada tahu 1976, beliau kembali ke Indonesia dan merekam lagu ''Widuri'' ciptaan Slamet Aryadi. Pada tahun 1978, Bob dan Grace Simon terpilih untuk menjadi wakil Indonesia dalam pertukaran artis ASEAN.<ref name="d" /> Beliau juga menjadi pemenang pertama dalam Festival Lagu Populer 1980 dan mewakili Indonesia dalam Festival Internasional di Budakan Hall, Jepang. Beberapa album yang telah direkam oleh Bob adalah
 
* The Best Song Of Bob Tutupoly ''[[Widuri]]''
Baris 77:
=== Pembawa acara ===
 
Sejak masih muda, Bob Tutupoly telah dikenal melalui berbagai acara yang dipandunya seperti kuis Pesona 13 (selama 1,5 tahun), Silih berganti (selama 2 tahun), dan Ragam pesonaPesona (selama 5 tahun). Selebritis Indonesia yang pernah menjadi tamu di acara-acara Bob adalah [[Benyamin Sueb]], [[Chintami Atmanagara]], [[Henny Purwonegoro]], [[Meriam Bellina]], Iis Sugianto, Neno Warisman, dan lain-lain. Di usianya yang tidak lagi muda, Bob sempat membawakan acara Tembang Kenangan di [[Indosiar]] selama beberapa tahun<ref name="d" />.
 
=== Filmografi ===
 
=== Filmografi ===
 
Selain berkarya di bidang tarik suara, Bob Tutupoly juga pernah bermain di beberapa film Indonesia. Beberapa film yang pernah dibintangi Bob Tutupoly adalah ''Gli Innamorati Della Becak'' (Kisah Cinta si Tukang Becak) (1958), ''[[Penasaran]]'' (1977), dan ''[[Sebelah Mata]]'' (2008). ''Gli Innamorati Della Becak'' adalah sebuah film yang digarap oleh orang Italia dan di film ini, Bob berakting bersama Indriati Iskak dan The Baby Dolls (Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Lintje Tambayong atau lebih dikenal sebagai [[Rima Melati]])<ref name="a">{{Citation
Baris 112 ⟶ 111:
| url = }}</ref>. Bersama dengan Bubi Chen, Enteng Tanamal, Bob Tutupoli, John Reny Rehatta, Christ Manusama dan Zeth Lekatompessy, Bob Tutupoly pernah meraih penghargaan Ambon Jazz Plus atas dedikasinya memajajukan musik tanah air, terutama Maluku.
 
== Keluarga ==
Ketika menjabat sebagai ''public relation'' di Restoran Ramayana (NY), Bob berkenalan dengan seorang penari Indonesia bernama Rosmayasuti Nasution (Yosie) yang sedang tampil di tempat tersebut. Bob Tutupoly melamar istrinya pada tahun 1972. Istrinya tersebut merupakan [[None Jakarta]] 1972. Pada tanggal 15 April 1977, Bob dan Yosie resmi menjadi suami-istri di hadapan petugas catatan sipil. Pernikahan tersebut dihadiri oleh Adnan Buyung Nasution sebagai saksi atas keluarga Yosie dan Leo Lopusila sebagai saksi dari pihak Bob. Sebelumnya mereka berdua harus menjalani persidangan selama sembilan bulan dikarenakan perbedaan keyakinan yang mereka anut. Putri semata wayang mereka lahir di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1978 dan diberi nama Sasha Karina Tutupoly<ref name="c">{{Citation