Lambung Mangkurat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Lambung Mangkurat'''<ref name="tutur candi">{{id icon}}{{cite book|first=Mohamad Idwar |last=Saleh|title=Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah |year=1986}}</ref>, merupakan pengucapan orang Banjar untuk '''Lambu Mangkurat'''<ref name="hikayat banjar">{{ms icon}}{{cite book|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]|last=Ras|title=''[[Hikayat Banjar]]'' diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]]|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka|location=Malaysia |year= 1990|isbn=9789836212405}}ISBN 983-62-1240-X</ref> adalah raja atau pemangku Kerajaan [[Negara Dipa]].<ref>{{en icon}} {{cite web |author=Regnal chronology |url=http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin |title=Regnal Chronologies}}</ref> Lambung Mangkurat menggantikan ayahandanya '''Ampu Jatmaka'''<ref name="tutur candi"/> atau '''Empu Jatmika'''<ref name="hikayat banjar"/> yang juga bergelar '''Maharaja di [[Candi Laras|Candi]]''', seorang saudagar kaya raya pendatang dari negeri [[Keling]] yang merupakan pendiri kerajaan Negara Dipa sekitar tahun 1387.<ref>{{en icon}} {{cite book|first=Paul Michel |last=Munoz |title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula |publisher=Editions Didier Millet|year= 2006|pages= 281 |isbn=981-4155-67-5 }}ISBN 978-981-4155-67-0</ref> Ampu Jatmaka dengan pengikutnya yang terdiri orang-orang Keling dan Gujarat menaklukan secara damai penduduk pribumi yang mendiami cabang-cabang [[Sungai Bahan]] yang ada di [[Hulu Sungai]] dan kemudian mendirikan kerajaan Negara Dipa mula-mula berpusat di negeri [[Candi Laras]] (Margasari), kemudian dipindahkan ke hulu pada negeri [[Candi Agung]] ([[Amuntai]]).<ref name="tutur candi"/> Digambarkan dalam Hikayat Banjar, masyarakat pribumi senang dengan adanya pembentukan Negara Dipa, karena akhirnya mereka memiliki keteraturan tata pemerintahan. Asimilasi masyarakat pendatang dengan masyarakat asli di Kerajaan Negara Dipa inilah yang menjadi cikal bakal Proto Suku Banjar. Seperti dilukiskan dalam [[Hikayat banjar]], Kerajaan Dipa menyatakan diri sebagai kerajaan pribumi Kalimantan ketika berhadapan dengan pihak luar/asing misalnya terhadap penguasa Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa. Sehingga tidak mengherankan jika Lambung Mangkurat telah dianggap sebagai tokoh pribumi/Dayak.
 
Berbeda dengan versi [[Hikayat Banjar]], legendaLegenda [[suku Maanyan]] mempercayai bahwa Lambung Mangkurat, merupakan pengucapan lidah orang Melayu Banjar untuk menyebut nama '''Dambung Mangkurap''', salah satu tokoh masyarakat adat Pangunraun Jatuh.<ref>{{id}} {{cite book|pages=216 |url=http://books.google.co.id/books?id=QyXg_GDYCdMC&lpg=PA216&dq=pangeran%20antasari&pg=PA216#v=onepage&q=pangeran%20antasari&f=false|title=Masihkah Indonesia|first=A. Budi |last=Susanto|publisher=Kanisius|year=2007|isbn=9792116575}}ISBN 9789792116571</ref> Sedangkan menurut [[Babad Lombok]], '''Dilembu Mangku Rat''' merupakan utusan Sunan Ratu Giri, penguasa [[Giri Kedaton]] untuk mengislamkan wilayah Kalimantan. Menurut [[Tutur Candi]], tokoh yang mula-mula membawa Islam dari Giri adalah [[Maharaja Sari Kaburungan]], raja [[kerajaan Negara Daha]]. Tokoh ini yang identik dengan Dilembu Mangku Rat dalam babad Lombok.
 
Lambung Mangkurat yang bergelar '''Ratu Kuripan''' ini adalah putra kedua dari '''Maharaja di Candi'''<ref name="hikayat banjar"/> Maharaja di Candi merupakan gelar dari [[Ampu Jatmaka]]/Empu Jatmika yang merupakan seorang perantau saudagar kaya raya dari negeri [[Keling]] (Koromandel) yang datang ke pulau '''Hujung Tanah/Kalimantan'''<ref>sekitar [[Tanah Laut]] (daerah Laut-Darat) yang berbentuk semenanjung berujung di [[Tanjung Silat]]/Tanjung Selatan</ref> dengan armada Prabayaksa.<ref name="hikayat banjar"/> Di dalam naskah '''Turunan Raja-raja Hikayat Banjar & Kotawaringin''' maupun '''Tutur Candi''', secara tegas negeri Keling itu dimaknai sebagai suatu tempat di India yang ditempuh dalam perjalanan laut selama dua bulan.<ref name="tutur candi"/> Namun menurut Veerbek (1889:10) Keling, provinsi Majapahit di barat daya [[Kediri]]. Putra sulung Empu Jatmika adalah '''[[Ampu Mandastana]]'''<ref name="hikayat banjar"/> atau '''Lambung Jaya Wanagiri'''.<ref name="tutur candi"/>
 
Kerajaan Negara Dipa ini bukanlah kerajaan yang pertama, karena sudah berdiri kerajaan orang-orang pribumi Dayak yaitu Kerajaan Kuripan (Huripan/Kahuripan), karena itu Empu Jatmika mengabdikan dirinya menjadi bawahan Raja negeri Kuripan yang tidak memiliki keturunan.<ref name="tutur candi"/><ref> Diduga wilayah kerajaan Kuripan ini meliputi kawasan sungai-sungai di sekitar kecamatan Danau Panggang, Paminggir, Kuripan sekarang ini yang terdiri dari orang-orang Dayak yang berbahasa Melayu archais (rumpun Melayik) yang sekarang dinamakan suku Dayak Bukit, yang banyak mewariskan kosa kata ke dalam bahasa Banjar sekarang.</ref> Setelah mendirikan negeri Candi Laras (Margasari), ia meminta izin kepada Raja negeri Kuripan untuk membuat (menaklukan) negeri baru di sebelah hulu dari negeri Kuripan yang diberi nama negeri Candi Agung (Amuntai). Kemudian banyak penduduk Kuripan yang hijrah/migrasi ke negeri Candi Agung (Amuntai). Setelah kemangkatan Raja Kuripan, Empu Jatmika/Ampu Jatmaka menjadi penguasa negeri Candi Agung, negeri Candi Laras dan Kuripan. Kelak daerah Kuripan ini diwarisi oleh Lambung Mangkurat sehingga ia juga dikenal sebagai '''Ratu Kuripan'''.<ref name="tutur candi"/> Sedangkan negeri Candi Agung - ibukota kerajaan Negara Dipa yang baru diserahkan kepada Maharaja Suryanata yang didatangkan dari Majapahit sebagai suami [[Puteri Junjung Buih]] yang merupakan perkawinan politik. Puteri Junjung Buih merupakan saudara angkat Lambung Mangkurat. Raja Puteri Junjung Buih dipersiapkan sebagai Raja Negara Dipa, yang kemudian posisi ini diambil alih oleh suaminya Pangeran Suryanata yang bergelar '''Maharaja Suryanata'''. Sedangkan Lambung Mangkurat menjadi patih mangkubuminya dengan kekuasaan negeri Kuripan, karena hal tersebut maka Lambung Mangkurat bergelar '''Ratu Kuripan'''.