Tuan Direktur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sulakbar (bicara | kontrib)
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Baris 27:
''Tuan Direktur'' menggunakan alur maju yang ceritanya terbagi dalam dua belas bab.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=172}} Novel ini bercerita tentang Jazuli yang meninggalkan kampung halamannya di [[Banjarmasin]] lalu bekerja sebagai pedagang [[emas]] di [[Surabaya]]. Namun, setelah menjadi kaya, ia yang semula taat kepada agama dan rendah hati berubah menjadi congkak dan materialistis. Ia menyebut dirinya sebagai "Tuan Direktur" dan orang-orang di sekitarnya terutama para pengumpak seperti Kadri, Margono, dan Haji Salmi juga menyebutnya dengan julukan yang sama. Padahal, ia terkenal dengan ketakaburan dan kesombongannya. Oleh karena itu, Jasin menolak tanahnya dibeli oleh Jazuli untuk membangun pabrik. Namun, kepercayaan Jazuli terhadap petunjuk makhluk halus dimanfaatkan oleh Kadri. Akibatnya, banyak pegawai Jazuli yang menurut penilaian Kadri akan menghalangi ambisinya dipecat tanpa suatu sebab. Fauzi, salah seorang pegawai Jazuli, termasuk yang dipecat karena fitnahan Kadri, tetapi akhirnya Fauzi sukses dengan usahanya sendiri atas bantuan Jasin. '''In an effort to eliminate Jasin, Kadri calls the police to the latter's house, claiming that Jasin is holding clandestine, anti-government meetings. When the police come, Jazuli, who has come to Jasin's house to try and buy the land, is arrested with a number of other people.'''
 
'''AfterSetelah twodua dayshari in holding'''ditahan, Jazuli dilepaskan tetapi ia tidak mendapati keargoansiankearogansian mantan rekannya, yang telah dinasihati oleh Jasin saat di penjara. Ketika ia melihat Fauzi menjadi orang kaya dan tetap rendah hati, Jazuli mengalami depresi dan akhirnya jatuh sakit, sementara Jasin dan Fauzi hidup bahagia.
 
==Penulisan==