Bima (Mahabharata): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
| Pasangan = [[Dropadi]], [[Hidimbi]], Walandara
}}
'''Bima''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: भीम, ''bhīma'') atau '''Bimasena''' ([[Sanskerta]]: भीमसेन, ''bhīmaséna'') adalah seorang tokoh protagonis dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi [[Kunti]] dan dikenal sebagai tokoh [[Pandawa]] yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh<ref>{{cite book|last=edited|first=translated by Winthrop Sargeant ;|title=The Bhagavad Gita|year=2009|publisher=State University of New York Press|location=Albany|isbn=9781438428420|page=24|edition=25th anniversary ed.|coauthors=Smith, with a preface by Christopher Key Chapple ; foreword by Huston}}</ref>, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos [[Ramayana]] dan sering dipanggil dengan nama [[Hanoman]]. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna ([[moksa]]) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang [[Bharatayuddha]]. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon ''[[Prasthanikaparwa]]''. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Bima adalah sumber inspirasi dari nama kereta api [[Kereta api Bima|Bima]], kereta api eksekutif yang melayani Surabaya Gubeng-Gambir, meskipun merupakan singkatan dari KA Biru Malam.
 
== Arti nama ==