Wahsyi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Wahsyi kemudian menjawab:
:''Aku tidak akan mampu mendekati Muhammad sama sekali, karena para sahabatnya selalu berada disampingnya lebih dekat dari siapapun. Ali sangat waspada dalam medan perang. Sedangkan Hamzah berkelahi dengan sangat brutal sehingga saat pertempuran dia tidak memperhatikan sekelilingnya dan ada kemungkinan aku bisa menjatuhkannya dengan menggunakan tipuan atau menyerangnya saat ia lengah''
Hindun puas dengan jawaban ini dan menjajikan kemerdekaannya bila ia berhasil. Berkenaan dengan keberhasilannya membunuh Hamzah pada perang Uhud, Wahsyi bercerita:
Berkenaan dengan keberhasilannya membunuh Hamzah pada perang Uhud Wahsyi bercerita:
:''Saat [[perang Uhud]], aku sedang mengikuti Hamzah. Ia sedang menyerang jantung tentara [[Quraish]] bagaikan singa yang marah. Ia membunuh siapapun yang mampu dijangkaunya. Aku bersembunyi di belakang pepohonan dan bebatuan agar dia tidak melihatku. Ia terlalu sibuk bertarung. Aku keluar untuk menyergapnya. Aku, sebagai orang Ethiopia terbiasa melempar [[lembing]] dan jarang meleset dari sasaran. Aku bergerak dengan gerakan tertentu dan setelah berada pada jarak tertentu dengannya melemparnya dengan lembing. Lembing itu mengenai pinggangnya dan keluar di antara kedua kakinya. Ia kemudian ingin menyerangku namun sakit yang teramat sangat mencegahnya melakukannya. Ia tetap dalam kondisi itu hingga ajalnya tiba. Kemudian aku menghampirinya dengan hati-hati dan setelah mencabut senjataku dari tubuhnya aku kembali kepada tentara Quraish dan menunggu kemerdekaanku.''
 
Baris 13 ⟶ 12:
 
Washi menceritakan rangkaian peristiwa tersebut sebagai berikut:
:''Setelah [[perang Uhud]] aku melanjutkan hidup di [[Mekkah]] dalam waktu yang cukup lama sampai tentara Muslim menaklukkan Mekkah. Aku kemudian melarikan diri ke [[Tha'if]], namun segera setelah itu [[Islam]] juga menjangkau daerah itu. Aku mendengar bahwa sebesar apapun dosa seseorang, akan diampuni. Lantas aku menghadap [[Rasulullah]] dan mengucapkan [[syahadat]]. ia kemudian melihatku dan menanyakan "Apakah kau Wahsyi yang sama dengan Wahsyi dari Ethiopia?" Aku mengiyakan dan beliau kembali bertanya: "Bagaimana kau dapat membunuh [[Hamzah bin Abdul Muthalib]]?" Aku kemudian menceritakan peristiwa tersebut. Rasulullah kemudian berpaling dan mengatakan: "Aku tidak akan melihat wajahmu hingga [[Yaumul Qiyamah|Hari Berbangkit]], karena musibah yang menimpa pamanku oleh tanganmu". Kemudian selama Rasulullah masih hidup aku menyembunyikan diri darinya, dan setelah wafatnya peperangan dengan Musailamah berlangsung. Aku bergabung dengan tentara Islam dan menggunakan senjata yang sama melawan Musailamah, aku berhasil membunuhnya dengan bantuan salah seorang [[Anshar]]. Jika aku membunuh orang terbaik (hamzahHamzah) dengan senjata ini, orang terburukpun tidak akan sanggup lari darinya.''
 
{{sahabat nabi}}