Fauzi Bowo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib) k ←Suntingan 114.79.1.228 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Eddy bf |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
===== PEMILIK HAK PENUH AGAR MENGENYAHKAN SEGELINTIR OKNUM YANG MENGACAUKAN KE-INDEPENDEN-AN ARTIKEL INI DAN TIDAK MUDAH MENGEMBALIKAN KE BENTUK SEMULA, KARENA YANG DITULIS TELAH DIPUBLIKASIKAN KE PUBLIK MELALUI SEJUMLAH MEDIA CETAK DI INDONESIA. BEBERAPA SAAT LALU, ADA YANG TIDAK SUKA DENGAN KEBENARAN HAKIKI, SEHINGGA MENGEMBALIKAN ARTIKEL INI KE POSISI YANG TIDAK BENAR =====
{{Kotak info Gubernur
|name = Fauzi Bowo
Baris 33 ⟶ 35:
== Riwayat hidup ==
Pria berdarah [[Jawa]]-[[Betawi]] putra dari pasangan Djohari Bowo asal [[Yogyakarta]] dan Nuraini binti Abdul Manaf asal [[Jakarta]] ini menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar di [[SD St. Bellarminus]]. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan tingkat menengah dan atas di [[Kolese Kanisius]] Jakarta. Setelah menamatkan pendidikan SMA, beliau mengambil studi [[Arsitektur]] bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari [[Technische Universität Braunschweig]] [[Jerman]] dan tamat 1976 sebagai [[Diplom-Ingenieur]]. Program [[Doktor|Doktor-Ingenieur]] dari [[Technische Universität Kaiserslautern]] bidang perencanaan diselesaikannya pada tahun [[2000]].
Baris 43 ⟶ 44:
== Pilkada 2007 dan Masa Kegubernuran ==
{{See also|Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2007}}
Dalam penjaringan calon gubernur oleh [[Partai Persatuan Pembangunan]], Fauzi Bowo mengungguli [[Agum Gumelar]] dan [[Mahfud Djailani]] dalam perolehan suara. Fauzi memperoleh 14 suara, Agum (5 suara) dan Djailani mendapat dua suara. Dua suara lain menyatakan abstain.
Baris 59:
Menurut Majalah TRUST Fauzi Bowo mengeluarkan ratusan miliar untuk mencari dukungan partai politik dan bernilai lebih dari Rp 200 miliar untuk tiap partai besar, namun pernyataan ini tidak ditanggapi oleh Fauzi Bowo <ref> {{id}} [http://www.majalahtrust.com/fokus/fokus/1381.php Majalah TRUST: Rupiah bertaburan di Jakarta]</ref>.
==
{{See also|Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012}}
Pada [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012]], ia berpasangan dengan Mayjen (Purn) [[Nachrowi Ramli]] untuk memperebutkan periode jabatan kedua. Pada putaran pertama, pasangan ini didukung koalisi tujuh partai politik termasuk [[Partai Demokrat (Indonesia)|Partai Demokrat]], [[Partai Hati Nurani Rakyat]], [[Partai Amanat Nasional]], dan [[Partai Kebangkitan Bangsa]]. Pada putaran kedua, [[Partai Persatuan Pembangunan]], [[Partai Golkar|DPD I Partai Golkar DKI Jakarta]] merapatkan, dan [[Partai Keadilan Sejahtera]] dukungan kepada mereka. Selain itu, dia juga didukung tokoh agama Kristiani seperti [[Jakob Nahuway|Pendeta Dr Jacob Nahuway, MA]] dan [[Yesaya Pariadji|Dr Pendeta Yesaya Pariadji]]. Sejumlah pengusaha di Jakarta juga menyokongnya adalah [[James Riady]] dan segenap jajaran pimpinan group Sumareccon Kelapa Gading.
Berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang diusung [[Partai Demokrat]] dan
Sejumlah media memberitakan, setelah menghadiri pelantikan pasangan Jokowi-Ahok pada [[15 Oktober]] [[20012]] sebagai gubernur dan wakil gubernur, Fauzi Bowo langsung meninggalkan [[Indonesia]] untuk menuju [[Jerman]] dengan alasan menghadiri asosiasi kepala daerah seluruh dunia. Namun, hingga pertengahan November 2012, tidak diketahui keberadaannya. Apakah dia sudah "membeli" kampung baru? Padahal, pada akhir masa jabatan kegubernurannya, dia menyatakan tidak akan pulang kampung dan jika ada warga yang bertemu dengan dirinya agar tidak lupa menyapa "bang kumis".
▲Berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang diusung [[Partai Demokrat]] dan beberapa partai pendukung lain hanya bisa menempati urutan kedua dengan suara hanya sekitar 34,18 persen setelah pasangan [[Joko Widodo]]-[[Basuki Tjahaja Purnama]] yang meraih 43,04 persen suara. Menurut tim sukses pasangan [[Fauzi Bowo]]-[[Nachrowi Ramli]], kekalahan pasangan cagub Foke-Nara disebabkan oleh karena banyak warga DKI yang sedang berlibur<ref> {{id}}[http://id.berita.yahoo.com/demokrat-foke-kalah-karena-warga-berlibur-064327915.html Demokrat: Foke Kalah Karena Warga Berlibur]</ref>.
== Referensi ==
|