Kotagede, Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hattakawa (bicara | kontrib)
Aldo samulo (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Hattakawa (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Zekti
Baris 21:
Sebelum 1952 wilayah ini merupakan bagian dari [[Kasunanan Surakarta]] (merupakan sebuah [[enklave]])
 
Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibukota Kerajaan Mataram Islam. Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kotagede mengalami beberapa periode kehidupan. Sejak mulai dibuka oleh Panembahan Senopati; menjadi Ibukota Kerajaan; kraton dipindahkan ke Kerta, kemudian ke Plered; menjadi kota dagang yang mandiri (sebelum ada kota Yogyakarta dan Kota Surakarta); menjadi kota yang terbelah, sejak Kerajaan Mataram terpecah; dan periode selanjutnya menjelang Kemerdekaan Indonesia; setelah berdiri Negara Indonesia : masuknya bekas wilayah Kasultanan Surakarta di Kotagede ke dalam Kabupaten Bantul, sedangkan wilayah Kasultanan Yogyakarta masuk ke wilayah administrasi Kota Yogyakarta dengan digabung beberapa bagian di sekitarnya sampai sekarang.
 
== Wilayah yang terbelah ==
Baris 54:
=== Kawasan Sentra Kerajinan Perak Jalan Kemasan ===
 
Daerah ini dikenal dengan kerajinan peraknya yang terletak di sepanjang Jalan Kemasan hingga pertigaan eks-Bioskop Istana. Pengrajin perak adalah warga yang tinggal di seluruh kawasan di dalam kampung-kampung di Kotagede bersama para pengrajin logam lain (emas, tembaga, kuningan dan lainnya). Di pinggir jalan besar kebanyakan berupa kios, toko atau artshop yang memajang dan menjual barang-barang rajinan tersebut. Pembeli kerajinan dalam jumlah kecil maupun besar (pesanan) dapat juga mengunjungi rumah-rumah warga langsung, walau kebanyakan stok barang siap jual ada di kios-kios.
 
=== Pasar Legi ===