Dewan Rakyat Britania Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MerlIwBot (bicara | kontrib)
Baris 34:
Dalam "[[Parlemen Model]]" 1295, perwakilan [[kawasan perkotaan]] juga dimasukan. Dan sejak itu menjadi praktik lumrah bahwa setiap wilayah mengirimkan dua ksatria dari daerah, dan bahwa setiap daerah administratif mengirimkan dua borjuis. Pada mulanya, borjuis hampir tidak mempunyai kekuasaan. Ketika perwakilan wilayah sedang diaturkan, raja dapat memberikan hak memilih atau melucutkan hak memilih wilayah-wilayah sesuka hatinya. Penunjukan independensi oleh borjuis akan membuat kota-kota merka dikecualikan dari Parlemen. Para ksatria daerah berada dalam keadaan lebih baik, walaupun tetap kurang berkuasa daripada rekan-rekan aristrokrat mereka pada Parlemen yang masih satu kamar dahulu. Pembagian Parlemen ke dalam dua majelis dimulai ketika pemerintahan [[Edward III dari Inggris|Edward III]]: para ksatria dan borjuis mendirikan Dewan rakyat, sementara pendeta dan para bangsawan menjadi bagian dari Dewan bangsawan.
 
Walaupun mereka masih berhamba pada Raja dan Dewan bangsawan, Dewan rakyat bertindak semakin berani. Pada waktu [[Parlemen Baik]] (1376), [[Juru bicara Dewan rakyat Britania Raya|Juru bicara Dewan rakyat]], [[Peter de la Mare|Sir Peter de la Mare]], mengeluhkan pajak yang besar, meminta penghitunganan pembelanjaan kerajaan, dan mengkritik pengurusan ketentaraan. Dewan rakyat bahkan juga melakukan [[pendakwaan]] pada setengah menteri Raja. Juru bicara berani itu dipenjarakan namun dilepaskan setelah kematian Raja Edward III. Pada waktu pemerintahan selanjutnya, [[Richard II dari Inggris|Richard II]], Dewan rakyat sekali lagi mukaimulai mendakwa para menteri Raja. Mereka mendesak bahwa mereka tidak dapat mengatur pajak dan pembelanjaan negara. Walaupun kekuasaan mereka makin besar Dewan rakyat masih kurang berkuasa daripada Dewan bangsawan dan Raja.
 
Pengaruh Raja diperbesar oleh perang saudara setelah abad kelimabelas yang telah memusnahkan kekuasaan para bangsawan. Kedua dewan Parlemen memegang sedikit kekuasaan sewaktu tahun-tahun seterusnya, dan kekuasaan mutlak Raja dikembalikan. Dominasi raja menjadi semakin besar di bawah [[dinasti Tudor]] pada abad keenam belas. Kecenderungan ini namun telah dikembalikan ketika [[Dewan Stuart]] mendapatkan Tahta Inggris pada 1603. Dua raja Stuart, [[James I dari Inggris|James I]] dan [[Charles I dari Inggris|Charles I]], memancing pertikaian dengan Dewan rakyat dengan isu-isu seperti pajak, agama dan kekuasaan kerajaan.