Bharatayuddha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mengembalikan ke revisi 5397853 bertanggal 2012-04-10 18:02:18 oleh 180.254.75.169 menggunakan popups
Baris 30:
Sama halnya dengan versi aslinya, yaitu versi ''[[Mahabharata]]'', perang Baratayuda merupakan puncak perselisihan antara keluarga [[Pandawa]] yang dipimpin oleh [[Puntadewa]] (atau [[Yudistira]]) melawan sepupu mereka, yaitu para [[Korawa]] yang dipimpin oleh [[Duryudana]].
 
Akan tetapi versi [[wayang|pewayangan]] menyebut perang Baratayuda sebagai peristiwa yang sudah ditetapkan kejadiannya oleh dewata. Konon, sebelum Pandawa dan Korawa dilahirkan, perang ini sudah ditetapkan akan terjadi. Selain itu, [[Kurukshetra|Padang Kurusetra]] sebagai medan pertempuran menurut pewayangan bukan berlokasi di [[India]], melainkan berada di [[Jawa]], tepatnya di dataran tinggi [[Dieng]]. Dengan kata lain, kisah ''Mahabharata'' menurut tradisi Jawa dianggap terjadi di Pulau Jawa.
 
Bibit perselisihan antara Pandawa dan Korawa dimulai sejak orang tua mereka masih sama-sama muda. [[Pandu]], ayah para Pandawa suatu hari membawa pulang tiga orang putri dari tiga negara, bernama [[Kunti]], [[Gendari]], dan [[Madrim]]. Salah satu dari mereka dipersembahkan kepada [[Dretarastra]], kakaknya yang buta. Dretarastra memutuskan untuk memilih Gendari, kenapa yang dipilih Gendari? Karena sekali lagi Dretarastra buta, ia tidak dapat melihat apapun, jadi ketika ia memilih ketiga putri itu yang dengan cara mengangkat satu per satu, terpilih lah Gendari yang mempunyai bobot paling berat, sehingga Dretarastra berpikir bahwa kelak Gendari akan mempunyai banyak anak, sama seperti impian Dretarastra. Hal ini membuat putri dari [[Kerajaan Gandhara|Kerajaan Plasajenar]] itu tersinggung dan sakit hati. Gendari merasa ia tak lebih dari piala bergilir. Ia pun bersumpah keturunannya kelak akan menjadi musuh bebuyutan anak-anak Pandu.