Fariz RM: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
| partner =
| children = Ravenska Atwinda Difa dan Rivenski Atwinda Difa (kembar) <br /> Syavergio Avia Difaputra
| parents = RoestamRustam MoenafMunaf dan Anna Reijnenberg
| influences =
| influenced =
| website =
}}
'''Fariz Rustam Munaf''' yang lebih dikenal dengan nama '''Fariz RM''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Djakarta]]|5|1|1961}}) adalah seorang [[penyanyi]] dan musikus [[Indonesia]]. Dia dikenal masyarakat melalui lagu-lagu ciptaannya, seperti ''Barcelona'' dan ''Sakura'', yang sempat menjadi hits pada awal dekade 1990-an.
 
== Latar belakang ==
Fariz lahir dari keluarga pemusik, pasangan RoestamRustam MoenafMunaf asal [[Orang Minang|Minangkabau]]<ref>Marthias Dusky Pandoe, A nan Takana (Apa yang Teringat): Memoar Seorang Wartawan, Kompas, 2001</ref> dan Hj. Anna Reijnenberg seorang campuran [[Belanda]]-[[Suku Betawi|Betawi]]. Ayahnya adalah seorang penyanyi di [[RRI]] Jakarta, sedangkan ibunya adalah seorang pelatih [[piano]]. Sejak kecil ia telah diperkenalkan kepada dunia musik. Selain pada ibunya, Fariz belajar [[piano]] pada Sunarto Sunaryo dan Prof. Charlotte Sutrisno JP.
 
== Karier ==
Karier bermusiknya dimulai pada usia 12 tahun, saat berteman dengan [[Debby Nasution]] dan Odink Nasution, membentuk "Young Gipsy" yang membawakan musik [[blues]] dan [[rock]]. Selanjutnya, Fariz bekerja sama dengan [[Addie M.S.]], [[Adjie Soetama]], dan [[Iman R.N.]], membuat [[operet]] pada acara perpisahan dan grup vokal sekolahnya.
 
Jalan ke dunia musik profesional mulai terbuka pada tahun [[1977]]. Bersama Adjie Soetama, [[Raidy Noor]], [[Addie MS]], dan [[Ikang Fawzi]] yang merupakan teman sekolahnya di [[SMA Negeri 3 Jakarta]], ia mengikuti [[LCLR 1977|Lomba Cipta Lagu Remaja]] yang diadakan oleh [[Prambors|Radio Prambors]] [[Jakarta]]. Meski hanya meraih juara III, namun tawaran dari berbagai grup band mulai berdatangan.
 
Fariz melanjutkan kuliah di [[ITB]] jurusan Seni Rupa pada tahun [[1978]]. Fariz pun mencoba untuk mengembangkan dan menimba ilmu serta menambah pengalaman dengan bergabung di dua [[grup musik]] beraliran [[rock]], [[Giant Step]] dan [[The Rollies]]. Fariz menjadi musisi pengganti untuk posisi [[Kibor|keyboard]] Giant Step untuk penampilan panggung, dan menggantikan posisi pada [[drum]] untuk karya-karya pentas [[The Rollies]]. Fariz juga pernah membantu mengiringi kelompok musik dari [[Bandung]] pimpinan [[Harry Roesli]], Harry Roesli Kharisma, pada tahun [[1979]].
 
Pada tahun [[1980]], Fariz merilis album keduanya yang bertajuk ''[[Sakura (album)|Sakura]]''. Di album ini, dengan sistem rekam ''overdubbed'', Fariz memainkan berbagai instrumen, seperti [[drum]], [[kibor]], [[gitar]], [[bas]], perkusi, sendirian. Bisa jadi Fariz terinsiprasi [[Stevie Wonder]] atau [[Mike Oldfield]], pemusik yang bermain tunggal dalam sejumlah album rekamannya.<ref>http://dennysak.multiply.com/journal/item/21/SANG_KOLABORATOR SANG KOLABORATOR, diakses 17 September 2008</ref> Warna musiknya pun fresh dan groovy. Album ini sukses besar. Fariz kemudian merilis album perdananya yang belum sempat dirilis.
Baris 36:
Di saat tren musik di negeri ini masih terbuai dalam balada yang mendayu-dayu, Fariz malah menawarkan konsep musik yang danceable ala Earth Wind & Fire dengan penonjolan pada aransemen brass section sebagai aksentuasi dan teknik bernyanyi falsetto. Setahun kemudian, Fariz R.M. membentuk grup [[Transs (grup musik)|Transs]], yang personelnya antara lain [[Erwin Gutawa]], pemusik yang sekarang banyak dikaitkan dengan aransemen berbau orkestral. Dengan Transs, Fariz menawarkan konsep musik [[fusion jazz|fusion]] , yang akhirnya membuat sejumlah grup musik terinspirasi untuk menggarap musik fusion, yang memadukan [[jazz]] dan [[rock]]. Transs adalah grup yang maunya beridealisme tinggi. Ini terlihat dari kalimat yang tertera pada sampul album Transs, Hotel San Vicente (1981): "pembaharuan musik Indonesia dalam warna, personalitas, dan gaya". Boleh jadi kalimat itu berkonotasi gagah-gagahan belaka. Namun patut diakui, sejak pemunculan Transs, mulailah muncul grup-grup fusion seperti [[Krakatau (grup musik)|Krakatau]], [[Karimata (grup musik)|Karimata]], Emerald, dan lain-lain
 
Pada tahun [[1983]], Fariz bergabung dengan [[Iwan Madjid]] dan [[Darwin B Rachman]] membentuk kelompok musik '''Wow'''. Mereka bertiga, Iwan ([[vokal]], [[piano]], [[kibor|keyboard]]), Darwin ([[bas]]), dan Fariz ([[drum]]) kemudian merilis album bertajuk ''Produk Hijau''. Wow tetap menghadirkan nuansa rock progresif lewat lagu-lagu seperti "Pekik Merdeka", "Armageddon", hingga "Purie". Dhewayani. Setelah debut album dirilis, Fariz RM mengundurkan diri dari formasi Wow. Saat itu, selain bergabung dengan Wow, Fariz juga aktif di kelompok [[Symphony]] hingga [[Jakarta Rhythm Section]], serta beberapa proyek album solonya.<ref>[http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=299467&kat_id=383 Iwan Madjid, Menautkan Rock dan Klasik], diakses 29 Oktober 2007</ref>{{citation broken}}
 
Setelah itu, Fariz pun terus menelurkan karya-karyanya, baik di [[Indonesia]] maupun di [[Internasional]]internasional. Selama 25 tahun kariernya sejak tahun [[1978]] hingga [[2003]], Fariz telah menghasilkan 20 album solo, 72 album kolaborasi, 18 album ''soundtrack'', 27 album produksi dimana dia berperan sebagai produser, danserta 13 album internasional yang dirilis di [[Eropa]] dan Asia Pasifik.<ref>[http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Box&id=34496 Fariz RM; Pasang Surut Seorang Musisi di Blantika Musik], diakses 29 Oktober 2007</ref>{{citation broken}} Di antara lagu-lagu ciptaannya yang terkenal hingga sekarang adalah lagu "Barcelona", "Nada Kasih" (duet dengan [[Neno Warisman]]), "Susie Bhelel", "Menggapai Bintang" (Symphony), "Selamat Untukmu" (Jakarta Rhythm Section), dan "Renungan" (Dibayang Dewasa) yang menampilkan duet Fariz RM dengan [[Marissa Haque]].
 
Fariz pernah 'menghilang' sekitar 10 tahun dari panggung musik [[Indonesia]]. Untuk membuktikan eksistensinya, Fariz menggelar konser terbesarnya, yaitu Pagelaran Zaman Emas Fariz RM, 21 Agustus 2003 di Plenari Hall, [[JCC]] [[Jakarta]]. Konser tersebut menghadirkan pula keponakannya [[Sherina Munaf]], [[Reza Artamevia]], [[Titi Dwijayanti|Titi DJ]], [[Katon Bagaskara]], [[Warna (grup musik)|Warna]], [[/rif]], dan [[Syaharani]]. Tak hanya itu, [[Dwiki Dharmawan]] ditunjuk untuk menggarap komposisi lagu dalam konser tersebut. Meski Fariz tetap memperlihatkan kepiawaiannya, konser tersebut dinilai gagal karena jumlah penonton yang terbialnghadir terbilang cukup sedikit (’hanya’hanya 2000 orang dari kapasitas 5000), juga buruknya sound system yang sangat mengganggu penonton. Selain itu, Fariz dinilai 'terburu-buru', karena setelah menghilang sekian tahun, tiba-tiba muncul dengan konser akbarnya.<ref>[http://www.djarum-super.com/act_fusebox.asp?fuseaction=smusic&act=display&do=detailnews&id=6383 Konser Zaman Emas Fariz RM; Kembalinya si Anak Hilang], diakses 29 Oktober 2007</ref>{{citation broken}}
 
Usai menjalannimenjalani masa hukuman, Fariz menggelar konser tunggal yang bertitlebertajuk ''Anthology Live Concert'', di Rolling Stone Live Stone, Jln. Ampera Raya No.16, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, [[25 Juli]] [[2008]]. Pada konser tunggalnya tersebut Fariz berkolaborasi dengan artis-artis muda antara lain adalah [[Sherina Munaf]], [[Koil]], dan [[White Shoes & The Couples Company]].<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000241303.html Fariz RM Kolaborasi Bareng Sherina], diakses 12 September 2008</ref>
 
== Kasus ==
Fariz mengaku pernah kecanduan alkohol dan mengonsumsi narkoba. Bahkan akibat kebiasaannya itu, Fariz divonis menderita kanker liver pada tahun [[1996]]. Kanker itu pula yang membuat tubuh Fariz sekarang terlihat kurus sekali dan dokter menyatakan tubuhnya tak mungkin gemuk lagi.<ref>[http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=3028 Fariz RM, TUJUH TAHUN HIDUP BERSAMA KANKER LIVER], diakses 29 Oktober 2007</ref> {{citation broken}}
 
Tahun [[2001]], Fariz berurusan dengan [[polisi]] dengan tuduhan terlibat kasus peledakan bom di Asrama Mahasiswa Iskandar Muda, [[Manggarai, padaTebet, bulanJakarta MeiSelatan|Manggarai, [[2001Jakarta]]. Fariz dicurigai lantaran ditemukan surat Fariz yang dibuatnya dan ditujukan kepada Panglima GAM di lokasi ledakan bom.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/05/21/brk,20010521-37,id.html Fariz RM Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya], diakses 29 Oktober 2007</ref> Enam tahun kemudian Fariz berurusan lagi dengan polisi. Pada dini hari [[28 Oktober]] [[2007]] ia ditahan [[polisi]] dalam sebuah [[razia]] di [[Jakarta]]. danIa ditemukan memiliki 1,5 linting [[ganja]] seberat 5 gram yang disimpan dalam bungkus rokok. Setelah melalui tes urine, Fariz dinyatakan positif menggunakan [[narkoba]] jenis [[ganja]]. Dan terancam UU Narkotika dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun.<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000196891.html Positif Pakai Ganja, Fariz Terancam 5 Tahun Penjara], diakses 29 Oktober 2007</ref> Fariz RMDia akhirnya divonis 8 bulan penjara potong masa hukuman. Hukuman ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut 1 tahun penjara. Selain itu, sisa hukuman Fariz juga bakal dihabiskan di Rumah Sakit Melia Cibubur untuk rehabilitasi.<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000217185.html Fariz RM Divonis 8 Bulan], diakses 12 September 2008</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==