Lauhulmahfuz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 175.137.64.99) dan mengembalikan revisi 5633022 oleh IvanLanin
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Sub judul tsb dhaif
Baris 18:
 
Tidak banyak diketahui tentang Lauh Mahfuz dan para [[ulama]] jarang menjabarkannya dengan detail, karena ia adalah urusan alam ghaib/ rahasia Allah. Dalam [[Al-Quran]] pun, Luh Mahfuz di sebut secara sepintas saja, tanpa penjelasan lebih lanjut. Sebagai contohnya dalam satu peristiwa yang amat bersejarah, ahli tafsir menyatakan Luh Mahfuz disebut berkaitan dengan [[Nuzul Al-Quran]] dari Luh Mahfuz ke [[Baitul Izzah]] (langit dunia) secara sekaligus yang terjadi dalam bulan [[Ramadhan]].
 
== Tulisan pertama di Lauh Mahfuz ==
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, “Ketika Allah menciptakan qolam, kemudian lauh, Allah memerintahkan qolam untuk mendatangi lauh.
 
Allah berfirman kepada qolam, “Wahai qolam”.
 
Qolam menjawab, “Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah-Mu Ya Robbi”
 
Allah memberi perintah, “Tulislah pertama kali Bismillaahir rohmaanir rohiimi”.
 
Ketika qolam menulis “ba” keluarlah darinya cahaya yang menyinari segala sesuatu di malakut dari mulai ‘arsy sampai bumi. Bertanyalah qolam, “Ya Robbi ! Apakah “ba” ini ?”
 
Allah menjawab, “Ba ini adalah bariun liummati Muhammadin (pembebas untuk umat Muhammad)”
 
Allah memerintahkan pula qolam menulis “sin”.
 
Ketika qolam menulisnya, keluarlah dari lekukan-lekukannya beberapa cahaya. Cahaya yang satu memancar ke ‘arsy, yang satu ke kursi dan yang satu ke surga. Ketika qolam melihat ketiga cahaya ini, ia bertanya, “Ilahi, Apakah cahaya-cahaya ini ?”
 
Allah menjawab, “Ini adalah cahaya umat Muhammad ‘alahissolatu wassalam. Adapun cahaya yang memancar ke ‘arsy adalah cahaya al-sabiqin, cahaya yang memancar ke kursi adalah cahaya al-muqtasidin dan cahaya yang memancar ke surga adalah cahaya al-‘asin dan az-zolimin di antara mereka”.
 
Allah memerintahkan pula Qolam menulis “mim”.
 
Ketika qolam menulisnya, keluarlah darinya cahaya yang lebih terang dan lebih bersinar dari cahaya “ba” dan “sin” sehingga menyinari segala se-suatu dari ‘arsy sampai bumi. Terdiamlah qolam dalam ketakjuban seribu tahun. Setelah itu bertanyalah qolam, “Ya Robbi, Apakah cahaya ini ?”
 
Allah menjawab, ”Ini adalah Nur Muhammad ‘alaihissolatu wassalam. Dia adalah kekasih-Ku, pilihan-Ku dan rosul-Ku. Ini Sayyid seluruh nabi dan rosul. Dan tidak Aku ciptakan segala sesuatu, kecuali karenanya”.
 
Ketika Qolam mendengarnya maka berkeinginanlah untuk menyampaikan salam pada Nur Muhammad ‘alahissolatu wassalamu, kemudian meminta idzin melakukannya. Kemudian berkatalah qolam, “Assalamu ‘alaika (salam bagimu) wahai Rosulalloh – wahai Habiballoh dan wahai Nurolloh.
 
Allah berfirman, “Wahai qolam ! engkau telah menyampaikan salam kepada kekasih dan rosul-Ku padahal ia saat ini tidak ada, sedangkan apabila ia hadir pastilah ia akan menjawab salammu, karena itu Aku jawab padamu karenanya. Bagimu salam dari-Ku wahai qolam”.
 
Allah memerintahkan qolam menulis Allah Ar-Rohman Ar-Rohim. Bertanyalah qolam, “Ya Robbi, Apakah nama-nama ini bagi-Mu ?”
 
Allah Yang Maha Tinggi menjawab, “Aku – Allah – untuk as-sabiqin, Aku – Ar-Rohman – untuk al-muqtasidin dan Aku – Ar-Rohim – untuk al-‘asin dan az-zolimin”.
 
Dalam sebagian keterangan disebutkan bahwa As-Sabiqin adalah orang yang kebaikannya amat banyak – jauh melebihi keburukannya. Al-Muqtasidin adalah orang yang kebaikan dan keburukannya berbanding. Al-‘Asin adalah orang yang keburukannya jauh melebihi kebaikan yang dilakukan.
 
== Referensi ==