Pikiran Rakyat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 20:
Pikiran Rakyat kemudian dapat merambah keseluruh pelosok Jawa Barat dan memantapkan diri sebagai korannya orang Jawa Barat, sekaligus yang terbesar di provinsi ini. Padahal sebelumnya, dalam kurun waktu 1967-1973, Koran-koran berskala nasional terbitan Jakarta yang mendominasi peredaran Koran Jawa Barat. Antara tahun 1975-1986 Pikiran Rakyat sempat beredar ke seluruh pelosok nusantara, jadilah pikiran Rakyat Koran nasional yang terbit di daerah. Pikiran Rakyat sempat beredar sampai ke [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]] dan [[Brunei Darussalam]]. Pada tahun [[1986]] Pikiran Rakyat kembali menjadi Koran regional berbasis provinsi (Jawa Barat), walaupun sebagian tirasnya beredar di luar Jawa Barat seperti [[DKI Jakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan beberapa provinsi lainnya.
Pada perkembangan selanjutnya, lembaga ini menjadi identik milik warga Jawa Barat. Dari aspek bisnis pun terjadi pertumbuhan yang
signifikan. Dari rahimnya kemudian lahir PT Granesia, perusahaan percetakan dan penerbitan yang tak hanya mencetak Pikiran Rakyat, lalu secara berturut-turut Mitra Bisnis (semula bernama mitra Desa), tabloid berbahasa Sunda Galura dan surat kabar Mitra Dialog yang berkedudukan di Cirebon. Lalu, pada tahun 1999, sejalan dengan asas otonomi daerah tingkat dua, Pikiran Rakyat pun menangkap peluang yang muncul. Karena itulah kemudian
Harian Umum Pikiran Rakyat yang diterbitkan oleh PT. Pikiran Rakyat Bandung dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) No.
035/SK. MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal [[11 Februari]] 1986 dan dicetak pada PT Granesia Bandung ini, pada hari-hari tertentu secara periodik terdapat Suplemen Gelora (tentang olahraga), Khazanah (tentang budaya), Binangkit (tentang kewanitaan) dan Cakrawala (tentang iptek).
|