Tendangan Si Madun (musim 2): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
| language =
| num_seasons =
| num_episodes = 84 (hingga 07 Oktober 2012)
| list_episodes =
| producer = [[Dhamoo Punjabi]]<br />[[Manoj Punjabi]]
Baris 29:
| audio_format = [[Suara stereo|Stereo]]<br />[[Dolby Digital|Dolby Digital 5.1]]
| first_run = Senin, [[16 Juli]] [[2012]]
| first_aired = sekarang
| last_aired =
| preceded_by = [[Chaplin&Co.]] & [[Tendangan Si Madun 1]]
| followed_by =
| related =
Baris 64:
== Sinopsis ==
{{rapikan}}
UDIN ( [[Udin Nganga]]) dan SYAFEI ([[Asrul Dahlan ]]) pernah sama-sama menjadi TKI di Malaysia. UDIN menjadi TKI yang ‘berhasil’, dia menikah dengan perempuan pengusaha di Malaysia. Tetapi kemudian rumah tangganya hancur, sehingga UDIN memilih kembali tinggal di Indonesia. Kekayaan UDIN melimpah, punya banyak perusahaan, dan dia hidup bersama kedua anaknya MARTIN ( [[Baron Yusuf]] ) dan ZAENAB ( [[Audrey ]]) di sebuah sudut Jakarta dengan cara pandang, logat bicara, dan tingkah polah layaknya orang Malaysia saja. Kalau menurut SYAFEI, “Udin itu lebih [[Malaysia]] dari orang [[Malaysia]] itu sendiri!”
SYAFEI nasibnya kurang beruntung, dia gagal mendulang ringgit. SYAFEI kembali ke Indonesia dan hidup bersama dengan anaknya MADUN ( [[Yusuf Mahardika]] ) dan istrinya KIRANA ( [[Savira]] ) . SYAFEI sehari-hari narik mikrolet yang sudah jadi miliknya sendiri. Usaha narik angkotnya semakin berkembang dan SYAFEI berencana kredit mikrolet untuk disewakan. Sedangkan Kirana membantu ekonomi keluarga dengan memberikan kredit kecil-kecilan untuk ibu-ibu pengajian.
UDIN dan SYAFEI tinggal satu kampung, UDIN tidak menyukai SYAFEI dan selalu merendahkan SYAFEI. Hal ini berimbas kepada MARTIN yang tidak menyukai dan selalu meremehkan MADUN. Apalagi sekarang ini, meskipun MARTIN menetap di Indonesia, dia menjadi salah satu andalan timnas junior Malaysia. Sedangkan MADUN pemain bola kampung yang berharap menjadi pemain Timnas Indonesia dan pemain kelas dunia.