Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fdhadi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Sebenarnya kalau melihat modifikasi ajaran yang ada dan tatacara ritual tarekat itu, dan karena memang tarekat ini adalah hasil ijtihad beliau, maka layak jika nama tarekatnya itu dinisbatkan sebagai Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah. Namun karena sikap tawadlu' dan ta'dhim Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi terhadap pendiri [[Tarekat Qodiriyah]] dan [[Tarekat Naqsyabandiyah]], maka beliau tidak menisbatkan nama tarekat itu kepada namanya.
 
Murid-murid syekh Ahmad Khotib Sambas cukup banyak, beberapa diantaranya berasal dari tanah air termasuk syekh Ahmad Khotib sendiri. Murid beliau diantaranya: syekh Abdul Karim dari Banten, syekh Tolhah bin Tolabuddin dari Cirebon, dan Syekh Hasbulloh dari Madura.
Dikemudian hari, tarekat ini sangat berkembang pesat dan menjadi tarekat yang paling banyak pengikutnya di [[Indonesia]]. Selanjutnya garis salsilahnya berlanjut melalui [[Syaikh Abdul Karim Tanara Nawawi Al-Bantani]] yang berasal dari [[Banten]] dan juga mengikuti jejak gurunya menjadi imam [[Masjidil Haram]] di [[Makkah]] [[al-Mukarramah]].
Syekh Tolhah bin Tolabuddin setelah selesai menuntut ilmu di Mekkah kepada syekh Ahmad Khotib Sambas, kemudian kembali ke tanah air dan ditetapkan sebagai khalifah TQN untuk wilayah Jawa Barat bagian timur (Cirebon) sekitar tahun 1876 Masehi pada usia 51 tahun, atau dua tahun sebelum syekh Ahmad Khotib wafat di Mekkah sekitar tahun 1878 masehi.
 
Semenjak menjadi khalifah TQN untuk wilayah Cirebon, syekh Tolhah mempunyai cukup banyak murid, diantaranya KH.Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh atau ajengan Godebag dari Tasikmalaya. Setelah cukup lama berguru kepada syekh Tolhah, Abah Sepuh mendapat kepercayaan dan diangkat menjadi wakil talkin. Sekitar tahun 1908 dalam usia 72 tahun, Abah Sepuh diangkat menjadi mursyid TQN (syaikh) yang berkedudukan di Patapan Suryalaya Tasikmalaya-Jawa barat.
Selanjutnya jalur salsilahnya ini berlanjut ke [[Syaikh Abdullah Mubarok Cibuntu]] atau lazim dikenal sebagai [[Syaikh Abdul Khoir Cibuntu]]. Salsilah ini terus berlanjut ke [[Syaikh Haji Nur Annaum Suryadipraja bin Haji Agus Tajudin]] yang berkedudukan di [[Pabuaran Bogor]].
 
 
== Mursyid Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah ==
 
* [[Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi]]
* [[Syaikh Abdul Karim Tanara Nawawi Al-Bantani]]
* [[Syaikh Abdullah Mubarok Cibuntu]]/[[Syaikh Abdul Khoir Cibuntu]]
* [[Syaikh Haji Nur Annaum Suryadipraja]]
 
[[Kategori:Tarekat|Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah]]