Tjio Joe Hin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
k +cat
22Kartika (bicara | kontrib)
→‎Latar Belakang: +penemuan yang paling dikenal
Baris 18:
Tjio dilahirkan dari keluarga keturunan Cina pada zaman pendudukan [[Hindia Belanda]]. Tjio kecil sering membantu ayahnya yang berprofesi sebagai [[fotografer]] dengan mencetak foto di dalam ruang gelap. Dia menuntut ilmu di sekolah penjajahan Belanda yang mengharuskannya untuk mempelajari bahasa Perancis, Jerman, Inggris, dan Belanda, selain bahasa nasionalnya, yaitu Indonesia. Saat melanjutkan pendidikannya di Sekolah Ilmu Pertanian , Bogor, Tjio mendalami bidang pertanian (agronomi)dan memusatkan penelitiannya pada pengembangan tanaman hibrida yang tahan terhadap penyakit.<ref name="nih">[http://nihrecord.od.nih.gov/newsletters/02_11_97/story01.htm NIH Record - Photographer, Prisoner, Polyglot: NIDDK's Tjio Ends Distinguished Scientific Career.] Rich McManus. National Institute of Health - record. Accessed on 26 September 2012.</ref>
 
Ketika terjadi Perang Dunia II di tahun 1942, Tjio dipenjara selama 3 tahun oleh kolonial Jepang yang ketika itu berkuasa di Indonesia. Tjio mendekam di kamp konsentrasi dan disiksa akibat memberikan bantuan medis kepada penduduk yang membutuhkan. Setelah perang usai, dia berlayar menggunakan perahu [[Palang Merah]] yang diperuntukkan bagi pengungsi untuk berlayar ke [[Belanda]]. Negara tersebut menyediakan beasiswa untuknya di Eropa. Pada 3 bulan pertama, Tjio mendapatkan bantuan dari kerabat teman-teman yang pernah ditolongnya di penjara dan kemudia, dia dapat melanjutkan pekerjaannya di bidang pemuliaan tanaman (plant breeding) di kota Royal Danish Academy, [[Copenhagen]] selama 6 bulan. Sejak tahun 1948-1959, Tjio mendapatkan kesempatan dari pemerintah Spanyol untuk bekerja pada program pengembangan tanaman mereka. Dia mengepalai penelitian sitogenetika di Zaragosa dan pada setiap masa liburan, Tjio pergi ke [[Universitas Lund]], [[Swedia]], di mana ia memulai kerjasama untuk mempelajari jaringan sel mamalia dengan Institute of Genetics yang dikepalai Albert Levan.<ref name="nyt">[http://www.nytimes.com/2001/12/07/us/joe-hin-tjio-82-research-biologist-counted-chromosomes.html The New York Times: Joe Hin Tjio, 82; Research Biologist Counted Chromosomes], Wolfgang Saxon. 7 Desember 2011. Diakses pada 26 September 2012.</ref><ref name="g">[http://www.guardian.co.uk/news/2001/dec/11/guardianobituaries.medicalscience The Guardian UK. Joe Hin Tjio:The man who cracked the chromosome count], Pearce Wright. 11 Desember 2001. Diakses pada 26 September 2012.</ref>
 
==Penemuan 23 pasang kromosom manusia==
Pada tahun 1921, Theophilus Painter secara tidak sengaja menemukan cara untuk mengamati dan menghitung jumlah kromosom pada manusia. Dia mengamati sel testis dari dua pria kulit hitam yang meminta dikebiri dengan cara membuat sayatan tipis dan diproses dengan larutan kimia. Setelah diamati di bawah mikroskop, Painter menemukan adanya serabut-serabut kusut yang ternyata adalah kromosom tak berpasangan pada sel testis dan jumlahnya 24 pasang. Selama hampir 30 tahun, para ilmuwan menyakini temuan tersebut dan mereka juga melakukan penghitungan dengan cara lain yang juga mendapatkan hasil 24 pasang kromosom manusia.
 
Pada tahun 1955,
 
==Daftar Pustaka==