Baladewa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
}}
{{kegunaanlain|Baladewa}}
[[Berkas:Balarama.jpg|right|thumb|275px|Prabu Baladewa dan kekasihnya dalam lukisan versi India, bergaya [[Rajasthan]].]]
 
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Baladewa''' ([[{{Sanskerta]]: |बलदोव)|Baladeva}} atau '''Balarama''' ([[{{Sanskerta]]: |बलराम; ''|Balarāma'')}}, disebut juga '''Balabhadra''' dan '''Halayudha''', adalah kakak dari [[Kresna]], puteraputra [[Basudewa]] dan [[Dewaki]]. Dalam filsafat [[Waisnawa]] dan beberapa tradisi pemujaan di [[India Selatan]] selatan, ia dipuja sebagai [[awatara]] keenamkesembilan dari(versi Mahalain menyebut ketujuh) di antara [[sepuluh Awatara]] dan termasuk salah satu dari 25 [[awatara]] dalam ''[[Purana]]''. Menurut filsafat Waisnawa dan beberapa pandangan umat [[Hindu]], ia merupakan manifestasi dari [[Sesa]], ular suci yang menjadi ranjang Dewa [[Wisnu]].
 
== Kemunculan Baladewa ==
 
Baladewa sebenarnya merupakan Kakakkakak kandung [[Kresna]] karena terlahir sebagai puteraputra [[WasudewaBasudewa]] dan [[Dewaki]]. Namun karena takdirnya untuk tidak mati di tangan [[Kamsa]], ia dilahirkan oleh [[Rohini]] atas peristiwa pemindahan janin.
 
Kamsa, Kakakkakak dari Dewaki, takut akan ramalan yang mengatakan bahwa ia akan terbunuh di tangan puteraputra kedelapan Dewaki. Maka dari itu ia menjebloskan Dewaki beserta suaminya ke penjara dan membunuh setiap puteraputra yang dilahirkan oleh Dewaki. Secara berturut-turut, setiap puteranya yang baru lahir mati di tangan Kamsa. Pada saat Dewaki mengandung puteranyaputranya yang ketujuh, nasib anaknya yang akan dilahirkan tidak akan sama dengan nasib keenam anaknya terdahulu. Janin yang dikandungnya secara ajaib berpindah kepada Rohini yang sedang menginginkan seorang puteraputra. Maka dari itu, Baladewa disebut pula Sankarsana yang berarti "pemindahan janin".
 
Akhirnya, Rohini menyambut Baladewa sebagai puteranyaputranya. Pada masa kecilnya, ia bernama Rama. Namun karena kekuatannya yang menakjubkan, ia disebut Balarama (Rama yang kuat) atau Baladewa. Baladewa menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai seorang pengembala sapi bersama Kresna dan teman-temannya. Ia menikah dengan [[ReawatiRewati]], puteriputri Raiwata dari Anarta.
 
Baladewa mengajari [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Duryodana]] menggunakan senjata [[Gada]]. Dalam [[perang di Kurukshetra]], Baladewa bersikap netral. Seperti [[kerajaan Widarbha]] dan Raja [[Rukmi]], ia tidak memihak [[Pandawa]] maupun [[Korawa]]. Namun, ketika Bima hendak membunuh [[Duryodana]], ia mengancam akan membunuh Bima. Hal itu dapat dicegah oleh [[Kresna]] dengan menyadarkan kembali Baladewa bahwa Bima membunuh Duryodana adalah sebuah kewajiban untuk memenuhi sumpahnya. Selain itu, Kresna mengingatkan Baladewa akan segala prilaku buruk Duryodana.
Baris 30:
[[Berkas:Balarama9.jpg|left|thumb|150px|Lukisan India modern, yang menggambarkan Baladewa berdiri di dekat sungai [[Yamuna]].]]
 
Balarama seringkali digambarkan berkulit [[putih]], khususnya jika dibandingkan dengan saudaranya, yaitu [[Kresna]], yang dilukiskan berkulit [[biru]] gelap atau bercorak [[hitam]]. Senjatanya adalah [[bajak]] dan [[gada]]. Secara tradisional, Baladewa memakai pakaian biru dan kalung dari rangkaian bunga hutan. Rambutnya diikat pada jambul dan ia memakai giwang dan gelang. Baladewa digambarkan memiliki fisik yang sangat kuat, dan kenyataannya, ''bala'' dalam [[bahasa Sanskerta]] berarti "kuat". Selain sebagai saudara, Baladewa merupakan teman kesayangan [[Kresna]] yang terkenal.
 
== Baladewa dalam susastra Hindu ==
Baris 36:
=== ''Bhagawatapurana'' ===
 
Baladewa, bersama dengan Kresna dan [[Subadra]], diasuh oleh [[Nanda]] (teman [[Basudewa]]) selama orang tua kandung mereka masih dipenjara. Pada suatu hari, [[Nanda|Nanda Maharaja]] menyuruh [[Gargamuni]], pendeta keluarga, untuk mengunjungi rumah mereka dalam rangka memberikan nama kepada Kresna dan Baladewa. Ketika Gargamuni tiba di rumahnya, Nanda Maharaja menyambutnya dengan ramah dan kemudian menyuruh agar upacara pemberian nama segera dilaksanakan. Gargamuni memperingatkan Nanda Maharaja bahwa [[Kamsa]] mencari putera [[Dewaki]] dan jika upacara dilaksanakan secara mewah maka akan menarik perhatian [[Kamsa]], dan ia akan mencurigai Kresna sebagai putera Dewaki. Maka Nanda Maharaja menyuruh Gargamuni untuk melangsungkan upacara secara rahasia, dan Gargamuni memberi alasan mengenai pemberian nama Balarama sebagai berikut:
 
{{cquote|Karena Balarama, puteraputra [[Rohini]], mampu menambah pelbagai berkah, namanya Rama, dan karena kekuatannya yang luar biasa, ia dipanggil Baladewa. Ia mampu menarik Wangsa Yadu untuk mengikuti perintahnya, maka dari itu namanya Sankarshana.}}
(''[[Bhagawatapurana]], 10.8.12'')
 
Baris 55:
 
Dalam ''[[Bhagawatapurana]]'' diceritakan, setelah Baladewa ambil bagian dalam pertempuran antara wangsa [[Yadu]] dan [[Wresni]], dan setelah ia menyaksikan Kresna mencapai [[moksa]], ia duduk untuk bermeditasi agar mampu meninggalkan dunia fana lalu mengeluarkan ular putih dari dalam mulutnya. Setelah itu ia diangkut oleh [[Sesa]] dalam wujud [[ular]].
 
 
== Baladewa dalam Pewayanganpewayangan Jawa ==
 
 
== Baladewa dalam Pewayangan Jawa ==
Dalam pewayangan Jawa, '''Baladewa''' adalah saudara Prabu [[Kresna]]. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu [[Basudewa]], raja negara [[Mandura]] dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi [[Subadra]] atau Dewi Lara Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi, seorang ''swarawati'' keraton Mandura.
 
Baris 69 ⟶ 65:
Sebenarnya Baladewa itu memihak Kurawa maka dalam Kitab Jitabsara ketika ditulis skenarionya oleh para dewa tentang Perang Baratayuda Prabu Kresna tau bahwa para dewa merencanakan Baladewa akan ditandingkan dengan Raden Anantarejo dan Baladewa mati . Ketika melihat catatan itu Prabu Kresna ingin menyelamatakan Prabu Baladewa dan Raden Anantareja agar tak ikut perang sebab kedua orang itu dianggap Prabu Kresna tak punya urusan dalam perang baratayuda . Prabu Kresna menyamar menjadi kumbang lalu terbang dan menendang tinta yang dipakai dewa untuk menulis , tinta tumpah dan menutupi kertas yang ada tulisan Anantarejo kemudian kumbang jelmaan Prabu Kresno juga menyambar pena yang dipakai tuk menulis dan pena tersebut jatuh . Akhirnya dalam Kitab Jitabsara yaitu kitab skenario perang Baratayuda yang ditulis dewa tak ada tulisan Raden Anantareja dan Prabu Baladewa . Maka sebelum perang Baratayuda Prabu Kresna membujuk Anantareja supaya bunuh diri dengan cara menjilat telapak kakinya sendiri , akhirnya Raden Anantareja mati sebagai tawur/tumbal kemenangangan Pandawa . Prabu Kresna juga punya siasat untuk mengasingkan agar prabu Baladewa tidak mendengar dan menyaksikan Perang Baratayuda yaitu dengan meminta Prabu Baladewa untuk bertapa di ''Grojogan Sewu'' (''Grojogan'' = Air Terjun, ''Sewu'' = Seribu) dengan tujuan agar apabila terjadi perang Bharatayuddha, Baladewa tidak dapat mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun. Selain itu Kresna berjanji akan membangunkannya nanti Bharatayuddha terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di ''Grojogan Sewu'' terjadilah perang Bharatayuddha.
 
Baladewa adaAda yang mengatakan sebgaiBaladewa sebagai titisan daripada [[naga]] sementara yang lainyalainnya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang [[Bharatayudha]], Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu [[Parikesit]], raja negara [[Hastinapura]] setelah mangkatnya Prabu Kalimataya atau Prabu [[Yudistira|Puntadewa]]. Ia bergelar [[Resi]] Balarama. Ia mati [[moksa]] setelah punahnya seluruh Wangsa [[Wresni]].
 
== Silsilah ==