Kisah Tiga Negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Kamikame03 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Aldo samulo
Baris 81:
 
Pemberontakan itu akhirnya bisa dihancurkan oleh tentara kekaisaran di bawah komando [[He Jin]], mertua kaisar Ling. Namun, takut akan kemungkinan semakin membesarnya kekuatan He Jin, kasim-kasim istana yang korup menjebaknya datang sendirian ke istana, lalu membunuhnya. Pengawal-pengawal yang menunggu di luar istana, dipimpin oleh [[Yuan Shao]], merespon pembunuhan ini dengan masuk ke dalam dan membunuh semua yang ada di sana. Dalam situasi mencekam dan penuh kepanikan, [[Pangeran Hongnong|Kaisar Shao]] dan [[Kasiar Xian dari Han|Pangeran Chenliu - Liu Xian, yang kemudian menjadi Kaisar terakhir Dinasti Han]] menghilang dari istana.
 
Dong Zhuo yang berhasil menemukan kaisar memanfaatkan situasi ini untuk menguasai ibukota kekaisaran Han. Namun hal ini menimbulkan penentangan dari para panglima lain seperti Yuan Shao, Cao Cao, Sun Jian dan Liu Bei, dimana kemudian mereka bersekutu. Dong Zhuo akhirnya dapat dikalahkan dan terbunuh melalui muslihat.
 
Selepas kejadian ini para panglima memperkuat diri di wilayah masing-masing, sehingga perselisihan tidak terhindarkan. Setelah serangkaian peperangan Cao Cao mendominasi wilayah utara Cina atau Wei, Sun Qian (putra Sun Jian) menguasai wilayah tenggara atau Wu, dan Liu Bei menguasai wilayah barat daya atau Shu.
 
Arsitek dari keberhasilan Liu Bei, tokoh protagonis dalam kisah ini, adalah Zhuge Liang, yang mana setelah serangkaian kekalahan dan pengembaraan Liu Bei berhasil menemukan dan merekrutnya. Atas gagasan Zhuge Liang, Liu Bei dan Sun Quan membentuk persekutuan dan dapat menahan bala tentara Cao Cao dalam perang sungai di Chibi (suatu tempat di Sungai Yang Tse). Atas gagasannya juga Liu Bei dan putranya dapat mewarisi daerah Shu mengatasi para pesaing lainnya di sana serta kaum pedalaman.
 
Dalam penceritaan kisah ini, kesetiaan tiga bersaudara Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei menjadi fokus utama. Selain itu sifat bijak tokoh protagonis, keculasan tokoh antagonis, kecerdikan penasihat serta keberanian pengikut dipaparkan dalam perspektif moral Kong Fu Tze.
 
Negeri-negeri Wei, Shu dan Wu terus saling berupaya mendominasi seluruh Cina namun tidak ada yang berhasil karena kekuatannya saling berimbang. Penasihat negeri Wei, Sima Yi dan keturunannya, akhirnya berhasil merebut Wei dari tangan keturunan Cao Cao, mengalahkan Wu dan Shu serta mempersatukan Cina.
 
== Antara sastra fiksi dan fakta sejarah ==