Rasio emas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 77:
Rasio emas telah memikat kaum intelektual barat dari berbagai latar belakang disiplin ilmu selama sekurangnya 2.400 tahun. Menurut [[Mario Livio]]:
 
{{quote|Sekian banyak cendekiawan matematika dari berbagai era, seperti [[Pythagoras]] dan [[Euclid]] dari [[Yunani kuno]], sampai ahli matematika Italia abad pertengahan [[Fibonacci|Leonardo darida Pisa]] dan ahli astronomi Renaissance [[Johannes Kepler]], hingga tokoh-tokoh ilmuwan seperti pakar fisika dari Oxford [[Roger Penrose]], telah menghabiskan banyak waktu untuk memahami rasio sederhana ini dengan sifat-sifatnya. Akan tetapi ketakjuban akan rasio emas ini tidak hanya terbatas di kalangan ahli matematika saja. Ahli biologi, seniman, musisi, sejarawan, arsitek, psikolog, dan bahkan ahli mistik telah berdebat mengenai hakikat keserbaadaannya dan daya tariknya. Bahkan, mungkin patut dikatakan bahwa rasio emas telah mengilhami begitu banyak pemikir dari berbagai disiplin ilmu dibandingkan angka apapun dalam sejarah matematika.<ref>Mario Livio,''The Golden Ratio: The Story of Phi, The World's Most Astonishing Number'', p.6</ref>}}
 
Ahli matematika [[Yunani kuno]] pertama kali mempelajari hal yang kini dikenal sebagai rasio emas karena kerap muncul dalam [[geometri]]. Pembagian garis menjadi "rasio ekstrem dan rata-rata" (bagian emas) sangat penting dalam geometri [[pentagram]] dan [[pentagon]]. Bangsa Yunani biasanya mengaitkan penemuan konsep ini dengan [[Pythagoras]] atau pengikutnya. Pentragram yang dibubuhi pentagon menjadi lambang kaum pendukung paham Pythagoras.